info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

"Bu Guru, Aku Sudah Pakai Sepatu!"

FidellaAnandhita Savitri 22 Maret 2015

Sebut saja Rey. Kulitnya legam dan tubuhnya cukup tinggi untuk ukuran anak kelas 2 SD. Rey ini tergolong anak kinestetik. Aduan “Buuu.. Rey, Buuu.. dipukulnya kita” sudah menjadi makanan sehari-hari. Dari awal mengajar, Rey memang sering membuat keributan di kelas. Jarang sekali saya lihat ia bisa duduk diam dan belajar dengan tenang.

Rey ini juga sering tidak memakai seragam dan sepatu ke sekolah. Kalau saya bertanya ke mana sepatunya, ia berkelit bahwa sepatunya tidak ada, padahal di jam olahraga ia selalu memakai sepatu.

Berbagai cara saya lakukan untuk membuatnya mau memakai sepatu ke sekolah. Mulai dari menegur tiap hari saat berbaris masuk kelas, membujuknya dengan iming-iming akan diberi tambahan bintang pada buku bintangnya, sampai mengarang cerita “kasihan sepatunya nanti menangis karena jarang dipakai ke sekolah”. Hampir 2 bulan lamanya saya melancarkan berbagai aksi untuk membuatnya pergi ke sekolah dengan seragam lengkap dan sepatu, namun belum juga berhasil.

Suatu hari, saat sedang melakukan ice breaking  “Singa Berkata”, tercetuslah sebuah ide. Dengan ekspresi teatrikal, saya berkata “Singa berkata..... tunjuk temannya yang tidak pakai sepatu!” Satu kelas ramai-ramai menunjuk Rey. Saya kemudian bertanya lagi pada seisi kelas, “Kalau ke sekolah pakai sepatu apa sandal?” Mereka kompak bersorak, “Sepatuuu, Buuu!” Sambil mendekati Rey, saya melanjutkan, “Jadi, temannya yang pakai sendal mau ke sekolah atau ke pasar?” Serempak mereka menjawab “Ke pasaaar, Buuu!”

Saya melirik ke arah Rey yang salah tingkah sambil menggaruk-garuk kepalanya. “Rey mau ke sekolah atau ke pasar?” Masih sambil menggaruk kepalanya, ia berujar pelan, “Sekolah, Bu.” Saya mengerling jenaka “Singa berkata..... mulai besok pakai sepatu ya ke sekolah”. Rey mengangguk sambil menunduk.

Tanpa disangka-sangka, esoknya ia berlari menghampiri saya dan menunjuk-nunjuk kakinya seraya berseru “Bu Guru, aku sudah pakai sepatu!” Saya pun tersenyum dan memberi 2 jempol untuknya.


Cerita Lainnya

Lihat Semua