info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

IF IT WAS A VACATION

Fauzan Tegar 22 November 2010
IF IT WAS A VACATION Good afternoon everyone, its me Fauzan Tegar Andika back..!!!! yeah, saya masih hidup ternyata, butuh lebih dari ketiadaan listrik-wc-sinyal to kill me, dude. Oke, siaran hari ini merupakan siaran langsung dari Dusun Rura, Desa Sambabo, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene. Pertanyaan pertama : Sebutkan satu landmark ketika anda membayangkan kondisi alami? mungkin jawabannya adalah laut, sungai, gunung, hutan, etc. and guess what? Kita punya semua disini. Perjalanan dari Bandung kira-kira sebagai berikut : 1. Travel Bandung – Bandara Jakarta
  • Armada à Travel jalan darat
  • Waktu tempuh à 3 jam
  • Perjalanan à lewat tol. Jalan tol, dan jalan – jalan lainnya.
Jakarta – Makasar
  • Armada à Pesawat Terbang
  • Waktu tempuh à 3 jam
  • Perjalanan à langit dan sedikit awan di beberapa titik dan pramugari di beberapa lokasi.
Makasar – Majene
  • Armada à jalan darat
  • Waktu tempuh à 9 jam
  • Perjalanan à clear sky, pegunungan di kanan, dan laut di kiri, its getting good huh?
Majene – Ulumanda
  • Armada à jalan darat
  • Waktu tempuh à 3 jam
  • Perjalanan à my favorite road so far, menyisiri laut di sepanjang jalan poros dengan bebatuan di arah barat. Jika anda penyuka laut, ambillah kursi depan atau sebelah kiri. Jika anda tidak menyukai laut, maka duduklah di sebelah kanan dan anda akan disuguhi pemandangan bebatuan yang besar (percayalah batunya memang benar-benar besar),dan hmmm keras (bukankah sudah sifatnya batu memang keras?) dan bisa menghancurkan tangan Lennox Lewis dalam sekali banting. Sudahlah you better get some sleep.
Ulumanda – Rura
  • Armada à motor
  • Waktu tempuh à 10 menit
  • Perjalanan à awalnya menembus hutan-kebun coklat,langsat,kemiri,dll. Lalu menanjak secara curam menuju 2 puncak dan muncul pemandangan laut Sulawesi, kemudian jalan mulai menurun, menyeberangi sungai besar sebelum menanjak kembali secara frontal dan anda akan disambut dengan rumah-rumah panggung yang berdiri di pinggir jalan.
Gosh, banyak sekali yang ingin saya ceritakan. Baiklah, kita coba mulai satu per satu. Setelah perjalanan, hal yang wajib saya ceritakan adalah karakter orang disini. Yang paling mencolok adalah mereka sangat ramah terhadap pendatang. Latar belakang ceritanya adalah suku-suku disini menganut dua jenis adat, yaitu adat tuo, dan adat mate. Adat mate adalah ketika setiap kesalahan harus dihukum secara setimpal. Nyawa balas nyawa, pencurian harus dihukum sekeras mungkin, dan lain sebagainya. Beruntungnya saya tinggal di daerah yang menganut adat tuo (adat hidup). Daerah ini merupakan daerah perlindungan. Seberat apa pun kesalahan seseorang, ketika dia sudah melihat perumahan suku ini maka dia akan selamat. Pihak suku disini akan mencoba menebus kesalahan yang dibuat apa pun caranya. Baik itu berupa denda, dll. Bonusnya, bapak-bapak disini merupakan perokok dan peminum kopi yang luar biasa kuat (you know what I mean, hohohoho). Terminologi kuat itu artinya adalah dalam satu hari bisa sampai 5cangkir saya minum kopi disini. How’s that sounds, huh? Saya tidak berbohong dalam mengatakan saya bisa meminum 5 cangkir kopi disini. Ada adat yang menyatakan bahwa jika sudah disuguhi minuman, maka kita harus meminumnya sesedikit apa pun, bahkan dengan hanya menyentuhkan jari ke kopi dan mengecapnya, jika tidak maka kita akan didatangi kesialan terutama dalam perjalanan. Well, tentu saya tidak terlalu mempercayainya, hanya demi menghormati adat setempat ya saya turuti keinginan mereka itu. Awalnya dengan mengecap satu tetes, tetapi begitu tetesan kopi mengalir ke sekujur tubuh, tetesan kopi yang lain berteriak-teriak ingin diminum, anda tentu bisa menduga kelanjutannya. Sekarang berlanjut ke anak-anak calon murid. Hmm, tanpa bermaksud mengagungkan diri, they kinda admire me or something. Mereka membawa saya ke semua tempat, dan saya sempat diambilkan buah lemo (jeruk, ukurannya sebesar jeruk Bali, isinya kuning, rasanya asem seger). Saya juga dibawa-bawa ke sungai (sebelum akhirnya saya menggunakannya juga sebagai sumber air pribadi), dan mereka bahkan terus mengikuti saya kemana pun. This part kinda annoyed me, so please hold your clap. Untungnya bapakku yang baik hati membelikan saya gembok, jadi dengan sedikit strategi yang baik saya bisa bersembunyi di kamar, hahahahaha…beat that kids!!!! *kids can be cruel, but they’ll never be smarter than us* Ngomong-ngomong masalah bapak, bapakku disini baiknya minta ampun. Kemana saya mau pasti dia antar, kecuali ketika tiba waktu sholat, dia berubah menjadi sangat galak. Ada 1 malam, saya sedang nongkrong di luar rumah sembari mencari setitik sinyal, tiba-tiba bapak datang dan bilang “Fauzan sudah sholat?” karena memang belum ya saya bilang belum, lalu dia bilang lagi “MASUK!!” weeewww….hahahahahaha Oh iya, disini ikan banyakkkk. 10rb bisa dapat 5-10 ekor. Keren bgt ya? Ada juga ikan yang dijual seharga 10rb/ekor dan ikan ini memang luar biasa besar. Saking besarnya ketika dipotong masih bisa terlihat organ pencernaan dan ikan-ikan teri yang baru saja dimakan oleh ikan ini. (hmm, I think I didn’t describe it well, it sounds so digusting while I tried to give an enthusiastic impression just like what I had). Lalu beberapa dari anda mungkin membayar cukup mahal untuk bisa menginap di villa yang mengusung konsep back to nature yang salah satu fasilitasnya adalah WC yang terbuka atapnya. Coba bayangkan jika setiap hari saya bisa mandi di balik sebuah papan (yup, satu buah, iya SATU doang papannya), dengan air sungai dan menghadap gunung. Its priceless dude. Saya sudah mencoba 2x mengajar, belum maksimal, tapi ga parah-parah amat. So hopefully I can do a good job up here. Meeen, banyak bgt yang pgn saya ceritakan tentang kondisi disini, tapi karena memang waktu charge laptop sangat minim, maka saya harus menggunakan waktu-waktu penggunaan laptop dengan sangat bijaksana. So overall this was a great week for me, mungkin karena saya masih memiliki hak untuk melakukan eksplorasi dan berkegiatan semaunya selama belum mengajar secara efektif. Semoga hal-hal positif di atas bisa membantu menjaga konsistensi saya dalam melakukan so called kurikuler-ekstrakulikuler-pemberdayaan masyarakat-advokasi pendidikan things. What a noble things to do, yeahh.. im the so called world-class-leader-with-grassroot-understanding!!pliss, give me a standing ovation!!!!hahahahahaha…no offence sir. (you know what? I don’t really give a damn about my job. What im trying to do is mencoba membangkitkan gairah penduduk setempat akan kehidupannya, pendidikan anak, dan sedikit berbalas budi atas kebaikan masyarakat disini bla bla bla. Jika ternyata ada kesesuaian dengan program, well it would be nice, but it was a coincident. My priority is giving my best shot to do the things right for this year). What a story huh? if it was a vacation, this probably one of the best. Bubble out guys!!!

Cerita Lainnya

Lihat Semua