info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

MENYAMBUT MUSIM DURIAN, SENAAANGGGGG!!!

Fatia Qanitat 1 Agustus 2011
13/05/2011 Ini dia berkah lain yang saya dapatkan di Bantan Air, di rumah Pa Abu yang sudah terasa seperti surga durian. Dengan hampir 30 pohon durian miliknya, bayangkan berapa banyak durian yang ada, sementara dengan satu pohonnya saja, paling tidak sudah ada 200 lebih buah. Wihh...kalau ditumpuk-tumpuk mungkin bakal setinggi rumah. Tapi, durian-durian ini dijual dibagi-bagi ke tentangga. Ya iyalah, ga mungkin juga cuma ditumpuk-tumpuk dan sendirian makan durian sebanyak ini. Durian itu buah mahal. Kalau di Jakarta, seingat saya satu buahnya kita harus mengeluarkan duit sampai 25 ribu atau 35 ribu. Kalau nyari durian di Bantan Air, ga pakai beli, bersebaran di tanah, ga pakai dicari. Liat ke kanan, ada durian, liat ke kiri ada, di mana-mana ada. Selain buahnya, baunya pun memenuhi hidung, tidak mau hilang-hilang. Satu buahnya, kalau dijual yang besar seharga 6-8 ribu SAJA. Kalau yang ukurannya kecil, kalau sedang masa puncaknya, cuma dijual 500 rupiah.... ets, jangan salah ya, buah yang kecil-kecil itu bisa sampai 5 biji isinya. Huuuhhhh, kalau ingat betapa mahalnya, jadi bikin emosi. Alhamdulillah, Allah memberikan berkah bagi saya sebagai pecinta durian untuk menikmati buah ini setiap hari, dengan gratis, tis, tis selama lebih 1 bulan. Bahkan, saya harus pintar-pintar menahan diri agar jangan kebanyakkan makan, takut kena kolesterol, kata nyokap. Semua makanan, kue, dengan kreatifitasnya, pasti dicampur dengan durian. Segala macam makanan jadi ada rasa duriannya. Kadang karena terlalu seringnya makan durian, badan panas, perut jadi mual... emang, apapun yang dimakan secara berlebihan bikin tidak sehat. Walaupun begitu, saya ga pernah kapok, 2 hari puasa durian, satu minggu makan lagi, hehehe... ini bukti rasa syukur saya, hehehe.... Karena seringnya makan durian, saya jadi tahu beda masing-masing spesies dari buah ini. ibaranya keluarga dalam ilmu biologi, kerajaan durian ini ternyata terbagi-bagi menjadi begitu banyak jenis. Tiap pohon, bahkan mempunyai rasa yang beda-beda. Ada yang pahit, kurang manis, manis sedang, manis agak pahit, manis ajah, sampai yang manis banget. Kalau ada yang buka durian, sering saya penasara  pengen nyobain rasanya, siapa tahu beda sama buah sebelumnya, al hasil... mulut jadi ga pernah berhenti ngunyah. Jenis yang paling mahal, yang dibilang sebagai obat dan sehat, adalah durian jantung. Ukuran buahnya paling besar, rasanya manis, tapi ada rasa pahitnya. Daging buahnya mengkel, dan tebal. Warnanya agak kuning. Walaupun mahal, tapi saya kurang cocok dengan rasa buah ini. Sementara yang ukurannya kecil-kecil, disebut sebagai durian lempuk. Soalnya, durian inilah yang dijadikan bahan pembuat lempuk (dodol durian). Dan betul lo, hanya durian yang ukurannya kecil saja yang dibuat lempuk. Sementara, durian yang dagingnya berwarna putih bersih, disebut durian susu. Ini adalah durian favorit saya. rasanya manis ajah, ga kurang manis juga terlalu manis, sedang lah... pokok e sedapppp... Kenapa ini saya sebut sebagai berkah, karena musim durian di sini terjadi dua kali. Dua kali dalam satu tahun. Percaya tidak, ini bukan kejadian sering. Musim pertama, buahnya tidak terlalu banyak, terjadi pada bulan Juni akhir. Tidak terlalu banyak artinya adalah durian cuma buat konsumsi rumah tangga, ga pakai dijual. Dan tahukan kalian, ini sudah sangat banyak untuk saya yang ga pernah merasakan musim durian. Lalu, musim kedua, pada bulan Agustus. Dan ini benar-benar puncak, bertumpuk-tumpuk durian, ditimbun-timbun, menggunung. Berkahnya lagi, ternyata dua tahun sebelumnya pohon durian tidak pernah berbunga, sehingga bukan hanya saya yang merasakan berkahnya, seluruh warga pun sudah menyimpan keriduan selama dua tahun untuk bisa memakan buah ini.  Jadi, jangan sampai lupa bersyukur... Alhamdulillahhhh... ^^

Cerita Lainnya

Lihat Semua