info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Balada "Tanya Kepada Diri Sendiri"

Fajrie Nuary 10 April 2014

Orang dewasa seringkali merasa terhibur dari kepolosan sederhana yang keluar begitu saja dari kelakuan anak-anak. Saat itu aku sedang “ceramah” di depan kelas, mengingatkan untuk kesekian kalinya kepada murid-muridku untuk rajin belajar di rumah, rajin sekolah dan les, serta rajin sholat maghrib berjamaah di masjid. Menjelang kepulanganku ini, aku putuskan untuk mencabut semua hukuman bagi anak-anak yang tidak sholat maghrib di masjid, tidak mengerjakan PR, tidak sekolah, ataupun tidak les. Hal ini kulakukan karena aku ingin melihat apakah kebiasaan baik yang sudah diterapkan selama hampir 9 bulan akan membekas pada anak-anak muridku.

Pada dasarnya yang kulakukan dengan mencabut semua konsekuensi tersebut adalah sebagai simulasi. Ya, simulasi jika anak-anak yang kini kelas 6 telah pergi dari pulau menuju distrik untuk melanjutkan ke SMP. Di distrik Karas ini memang hanya ada 1 SMP, karena itu murid-murid yang telah lulus dari SD di setiap kampung akan berkumpul di distrik. Distrik ini tempatnya terpisah dari pulau, sehingga anak-anak SMP akan hidup mandiri terpisah dari orang tua dan itu artinya tak ada pengawasan.

Kesadaran sejak kecil menjadi hal yang sangat penting dimiliki murid-muridku nanti ketika sudah tidak tinggal dengan orang tuanya. Hal inilah yang menjadi penyebab aku menghapuskan segala konsekuensi yang ada, untuk melihat sejauh mana kesadaran dari masing-masing muridku. Kembali ke topik kepolosan anak-anak, saat itu aku sedang asik “ceramah” dengan bertanya kepada anak-anak, “siapa yang kemarin tara naik ke masjid?”. Beberapa tangan menunjuk ke atas, cukup banyak anak-anakku yang tidak pergi ke masjid sore kemarin.

Aku pun melanjutkan, “Nah, pak guru su bilang toh, anak-anak sholat jang karna takut dihukum. Pak guru tra mau tanya satu-satu, ko tanya deng ko pu diri saja, ko sholat karna ko takut pa guru ka karna kau cinta deng ko pu tuhan? Tra usah dijawab, ko tanya  ke ko pu diri saja yang itu”.

Beberapa hari berlalu, saat aku sedang les sore dengan anak-anak kelas 6, mereka cerita waktu aku ceramah ada temannya yang berbuat lucu. Jadi saat aku bilang “ko tanya deng ko pu diri saja yang itu (kamu tanya saja sama dirimu sendiri)”, anak itu langsung melihat ke dirinya sendiri dan komat-kamit seperti sedang berdialog dengan dirinya sendiri, sambil memegang2 dadanya. Spontan saat aku membayangkannya tawaku pun meledak. Ya, itulah anak-anak dengan segala kepolosannya. Sampai sekarang kalau terbayang muka anak itu saat berdialog dengan dirinya sendiri, bibir ini pasti masih saja tersenyum dibuatnya.


Cerita Lainnya

Lihat Semua