Mr D (Bagian 1)
FajriAlfalah 12 April 2015
“Uda, aku bercita cita kepengen menjadi pengusaha yang banyak duitnya , yang bisa ngejual pentol sama mihun pake internet aja, karna sudah 10 tahun jadi guru honor duitnya hanya bisa untuk makan aja, tetapi aku tidak kepengen berhenti menjadi guru karna menjadi guru itu sudah menjadi bagian dari hidup aku.”
Masyarakat biasa memanggil dia dengan sebutan Mr D. Semua orang di Selengot mengenalnya. Pembawaannya yang ramah dan candaannya yang selalu khas membuat dia dikenal di desa. Seperti biasa sehabis ngajar Mr D langsung pergi ke kantor “keduanya” (dapur) untuk menyiapkan dagangan keliling sore ini. Hari itu sepulang sekolah saya tidak langsung pulang kerumah, karena ikut menemani Mr D untuk “ngantor” dulu, sembari memasak beliau bercerita banyak tentang kehidupannya mulai menjadi penggali tambak, menjadi penjual pentol, menjadi ”dokter” dan menjadi seorang guru (Nanti di tulisan selanjutnya akan saya ceritakan perjalanan kehidupan Mr D).
Jam sudah menunjukan pukul 15.30, tidak terasa hampir 2 jam kami bercerita, Dagangan sudah dipersiapkan, Baju putih dengan celana pendek merah dan tidak lupa topi ala koboi yg selalu setia kemana mana. Dagangan sudah didalam gerobak, musik Dangdut sudah "disetel" dari kotak musik yang telah dipersiapkan. Setelah pamit sama Ibu Sulis (istri beliau) dengan diiringi lagu “darah muda” Rhoma Irama, beliau mulai keliling sambil teriak,
“Sayang anak” “Sayang anak”
“yang sayang anak beli pentol”,
“yang sayang anak beli mihun”
Belum sampai berjalan 50 meter dari rumah, anak anak kecil sudah banyak berlarian menuju sumber suara, mereka adalah langganan setia Mr D. Anak anak yang rebutan untuk beli pentol dilayani Mr D dengan sabar dan tidak lupa sambil menanyakan PR anak anaknya.
“ Pak Dalso, Pak Dalso... aku mau pentol”
“Pak dalso, Pak dalso... beli mihun..” teriak anak anak.”
“iya..! iyaaa...! ini lagi bapak ambilin.. PR kalian sudah dibuat belum?” teriak pak darso.
“Sudah pak.....” teriak anak anak.
Itulah rutinitas sore Mr D, jualan keliling kampung, sambil berinteraksi dengan masyarakat dan anak anak diluar sekolah. Tak heran kalau beliau terkenal, layaknya artis di Selengot.
Menjadi petani tambak, penjual mihun dan pentol, guru di SD, guru Paket A, menggagas pemberantasan buta huruf di desa Selengot, menjadi penjual obat (cek gula darah, cek kolesterol dan cek asam urat). Di umur pak darso yang sudah kepala 4, beliau sangat luar biasa dan inspiratif.
Mr D juga sangat kreatif dalam membuat ice breaking di kelas, terutama masalah tepukan dan nyanyian. Kehebatan Mr D dalam membuat ice breaking tidak kalah dari bro Ruri (PM IX Bengkalis). Hhee..
Diluar segala keterbatasan dan ketidak sempurnaannya sebagai manusia, Mr. D memang keren...
Saya kesini bukan hanya mengajar tetapi juga belajar, bukan hanya memberikan ilmu, tetapi menerima ilmu.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda