KUE PELITA

Ester Dwi Wulan Nugraheni 10 Desember 2011

Beberapa hari setelah saya datang di desa Pelita, banyak orang selalu bertanya pada saya begini, " Bu Ester su (sudah) makan kue Pelita belum? Kalau makan kue ini ibu pasti tara (tidak) mau pulang ke rumah, di Pelita terus." Saya pun penasaran dengan kue ini. Orang bilang kue ini enak. Karena penasaran, saya juga selalu menanyakan seperti apa kue tersebut jika ada orang yang bertanya apakah saya sudah pernah memakannya.Beberapa murid saya pun tahu jika saya penasaran dengan kue ini.

Suatu hari datanglah seorang murid kepada saya. "Bu guru nanti datang ke saya pe rumah (rumah saya), mama mau buat kue Pelita," begitu kata anak ini. Dengan semangat saya menanggapi hal ini. Ketika sore hari, datanglah murid ini kepada saya untuk mengajak memasak kue Pelita. Kami pun memasaknya bersama ibu murid saya ini.Kue Pelita ternyata sangat mudah dibuat. Kue ini terbuat dari tepung terigu dicampur santan dan diisi gula aren di dalamnya. Aromanya harum karena diletakkan di atas mangkok yang terbuat dari daun pandan.

Tidak tahu kenapa kue ini dinamakan Pelita, namun yang jelas kue ini telah menjadi sarana bagi saya untuk lebih dekat dengan masyarakat desa Pelita. Saya sekarang bisa bercerita bahwa saya sudah bisa membuat kue ini dan orang-orang di desa sangat senang mendengarnya. Pada dasarnya, mereka sangat bahagia ketika kita mengapresisasi budaya mereka. Bahkan, kue Pelita yang sederhana pun akhirya bisa menjadi media untuk menjalin keakraban dan silaturahmi.    


Cerita Lainnya

Lihat Semua