KEKUATAN BAHASA
Ester Dwi Wulan Nugraheni 11 November 2011Pertama kali datang di Desa Pelita, saya terkagum-kagum melihat Dika, rekan Pengajar Muda I yang menguasai bahasa Ternate dengan fasih. Di sepanjang jalan, dia menyapa warga dengan bahasa ini. Sungguh terlihat akrab sekali. Bahkan, dia sudah terlihat menjadi bagian warga setempat. Dari hal ini saya menyadari bahwa ternyata penguasaan bahasa lokal menjadi hal yang penting dalam bergaul dengan masyarakat desa Pelita.
Kalau tidak salah ingat, hal ini pernah saya pelajari ketika kuliah dulu, bahwa penguasaan bahasa lokal itu menjadi poin penting ketika kita ingin menjadi bagian dari masyarakat di mana kita tinggal. Adalah Malinowski, seorang ilmuwan humaniora, yang menyatakannya berdasarkan pengalaman hidunya tinggal di masyarakat tempatnya melakukan penelitian. Begitulah ajarannya yang masih saya ingat. Saat ini, saya juga sedang melakukannya, mencoba belajar bahasa Ternate meskipun masih terbata-bata.
Efek dari belajar bahasa lokal ini memang mujarab. Pasalnya, ketika saya menggunakan bahasa Ternate, warga merasa senang. Ketika saya belajar bahasa lokal, justru yang muncul ialah toleransi antar suku. Beberapa orang dan anak malah meminta saya untuk mengajar balik mereka bahasa Jawa. Di sinilah dialektika antar kebudayaan itu berlangsung. Baik secara langsung maupun tidak langsung, kami sedang melakukan pertukaran kebudayaan. Kemudian, tak hanya toleransi yang kami pelajari, namun juga budaya lain dan kesadaran bahwa bangsa Indonesia itu tersusun atas keberagaman. Adanya keberagaman ini bukanlah halangan bagi kami untuk berkomunikasi, tapi justru menjadi jembatan untuk menjalin tenun kebangsaan.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda