info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Penyihir Pensil Warna-Warni

Ertina Priska Erlayas Sebayang 24 November 2012

Namanya Aldo. Kata guru sebelumnya, dia anak paling bandel dan malas di kelas.

“Siap-siap Aldo sering dibawa keluar sama de pe oma dan opa, encik,” katanya, “kong kalau sudah begitu, bisa sampai berbulan-bulan tidak sekolah.”

Aldo mungkin hanya satu dari jutaan anak di Indonesia yang lahir ke bumi tanpa ikatan pernikahan resmi kedua orangtuanya. Marga yang ada di belakang namanya adalah marga dari keluarga sang Ibu. Ya, marga sang ayah tidak turun padanya karena tidak ada hukum yang mensahkan hubungan cinta tersebut.

Sekarang Aldo tinggal dengan Ibu dan Kakeknya di Kawio. Berapa bulan sekali jika ada kesempatan, Opanya akan berangkat ke Tahuna untuk jual kopra atau hasil panin lemon.Barulah Aldo ikut. Kenapa? Ya di Tahuna Aldo bisa bertemu dengan Ayahnya.

Kemudian Aldo tumbuh ditengah masyarakat yang memandang rendah anak-anak yang lahir dari hubungan yang tidak sah. Sungguh pun begitu, tidak sekali pun pernah kutangkap ada perasaan kecil hati dan malu terpancar dari matanya.

Dia anak manusia, hak yang dia miliki sama dengan anak-anak di mana pun yang lahir dengan status dan kondisi apapun. Aldo tahu persis akan hal itu, dan keterbatasan hati nurani masyarakat tidak mengahalanginya untuk maju.

Aldo punya karakter seorang pemimpin. Ini juga yang membikin dia semangat sekali menanyakan padaku kapan ada pemilihan ketua kelas, dan semangat menjelaskan alasannya di depan teman-temannya saat pemilihan.

Coba lihat fotonya, bisa ditebak kalau jagoanku ini gengsinya tinggi! Aldo pantang pulang sebelum menyelesaikan apa yang dia kerjakan, dengan sempurna. Ini juga yang membuat dia paling lambat kalau keluar istirahat atau pulang. Ketika kawan-kawannya sudah berhamburan keluar kelas, Aldo masih berkutat dengan, apapun itu, yang dikerjakan tangannya; gambar, tulisan, soal matematika, atau sekedar coret-coretan di halaman belakang salah satu bukunya.

Aldo suka pertanyaan konyol IPA & memecahkan permainan labirin yang kubuat. Matematikanya lemah. Tapi setiap salah, dia tekun belajar terus .

Kecerdasan visual yang dimiliki Aldo tidak perlu diragukan. Bukan hanya penikmat seni, Aldo memiliki kemampuan merekam bentuk dan rangkaian warna yang dilihatnya, kemudian menggoreskannya ulang di atas kertas.

Menggambar kapal perintis, perahu pamboat, dan helikopter. Detil lekuk mesin-mesin raksasa itu digoreskan dengan baik dan khas di atas kertas. Mistar dan pensil menjadi magis di tangannya. Aku suka memanggilnya 'jagoan encik yang pintar menyihir pensil warna'. Senyum Aldo sungguh lebar setiap kali kubilang begitu.

Dongeng favorit Aldo adalah tentang seorang penyihir yang bisa mengubah kayu dan bambu menjadi mesin-mesin raksasa pembawa kopra dan hasil panen rakyat, untuk dibagikan ke pulau-pulau lain di Indonesia. Ternyata banyak dan berbeda-beda sekali hasil panen di tiap pulau. Semenjak ada penyihir ini, tidak ada yang kekurangan makan lagi.

“Kalau nanti sudah besar,” mimpi itu diucap dari mulutnya, dibahasakan dengan mata binarnya, “saya mau ke Jakarta bawa keluarga saya, kong keliling Indonesia dengan perahu buatan saya. Encik mau ikut?” kata Aldo

Selain kemampuannya menggambar, yang spesial dari Aldo adalah sifat pedulinya: dia selalu menghampiri teman yang belum paham materi, lalu mngajarkannya.

Aldo punya adik bernama Ine di kelas III. Dia sayang sekali dengan adik perempuannya~

Sekali waktu, Aldo aku tahan pulang utk slsaikan PR. Aku tertegun saat dia izin mnghampiri adiknya,

"tunggu abang di luar ya, dek,” katanya kepada Ine.

Hari ini Aldo tidak masuk sekolah. Dia hanya titip PR Kesenian; gambar burung nuri yg dia tambahkan bunga & tulisan "terima kasih,encik".

Sungguhpun aku terharu melihat gambar dan pesan tulusnya, aku khawatir. Ada apakah sehingga Aldo mengucapkan terima kasih, kemudian tidak masuk sekolah pula.

Sore tadi Aldo datang ke rumah & lapor, "encik, maaf saya hari ini tidaksekolah. Adik saya sakit. Tadi pagi saya mau berangkat, begitu pegang de pe kening, panas. Kong saya pijat dorang sampai tertidur,” katanya menjelaskan, “Boleh saya sekolah besok?”

Namanya Aldo. Guru sebelumnya bilang dia paling bandel & malas di kelas. Sekarang? Kini dia semangat jadi ketua di kelasku, paling kritis kalau bertanya, paling khatam makna "pantang menyerah", dan keras kepala.

Dia jagoannya encik! :) 

 

Kawio, 2 Agustus 2012

PS: Aldo adalah hadiah ulang tahun untuk Bung Hatta dari masa depan! ♥


Cerita Lainnya

Lihat Semua