info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Pak Semuel: Guru dengan semangat Pelayanan

Erni Yunita Sari 14 April 2015

“apa yang membuat bapak mau bertahan mengajar disini pak? Apa motivasi terbesar bapak?” kurang lebih seperti itu pertanyaan yang aku tujukan ke pada Pak sem, salah seorang guru senior di SD N 09 Nangalungu  yang telah mengajar  lebih dari 32 tahun.

“Anak-anak dan masyarakat disini masih membutuhkan pelayanan buk. Jadi saya masih selalu merasa terpanggil untuk mengarahkan mereka. Membuat anak-anak  mempunyai hati yang bermoral itulah inti dari pendidikan.”Jawab pak sem dengan penuh keyakinan.

Aku pun tertegun menyimak jawaban dan penjelasan beliau.

“Luar biasa pak, tapi Bapak bisa kan mengajukan pindah ke tempat yang mungkin lebih mudah dijangkau seperti Dangkan mungkin?” tanyaku kepada beliau.

Bukan karena saya tidak mau buk. Tapi karena saya tau dimanapun saya berada, dimanapun saya mengajar, toh ini bukan tanah saya. Jadi tidak penting pilih-pilih tempat mengajar. Yang paling penting adalah kita bersungguh-sungguh dalam mengajar dan memberikan pelayanan” Jawab pak sem dengan sangat meyakinkan.

(Dangkan adalah kecamatan, meskipun tidak bisa dikatakan ‘kota’, tapi setidaknya daerah ini masih bisa di jangkau dengan kendaraan darat, ada listrik PLN dan ada jaringan Internet.)

 

Semuel Amtiran, guru senior yang telah mengajar di pelosok Kapuas sejak tahun 80-an pada era Soeharto. Yaaaa!. Bapak guru didepan saya ini memang guru HEBAT dan LUAR BIASA. Guru Senior, kelahiran Nusa Tenggara Timur ini telah mengajar di pelosok Kalimantan selama lebih dari 32 tahun. Dari sejak awal mendapat surat tugas mengajar di daerah Kapuas hulu, pada awalnya belum tau dimana tempat dia akan mengajar. Sampai akhirnya sampailah beliau di silat hulu, dan mendirikan sekolah disana yaitu SD Inpress. Beliau menjadi pendiri sekolah, guru dan juga tenaga administrasi. Dari sejak daerah itu belum mengenal Tuhan, hingga sekarang tahun 2015 yang masih belum juga bisa dikatakan maju, beliau tetap mempunyai semangat yang membara untuk mengajar.

Dari beliau saya belajar banyak tentang apa itu “Mengajar”.

Mengajar adalah membuat anak-anak mempunyai hati yang bermoral.

Mengajar itu tentang Memberikan Pelayanan.

Mengajar itu tentang Menanamkan moral.

 

Saya menyadari satu hal, bahwa memang kesempatan satu tahun ini adalah kesempatan Luar Biasa yang Tuhan berikan untuk saya banyak belajar. Bahkan banyak pelajaran tentang pendidikan yang tidak pernah saya dapatkan dibangku kuliah.

Sekarang saya merasa tidak ada hal lagi yang pantas untuk membuat saya pesimis. Bahkan semangat-semangat tulus mereka yang seperti ‘tak nampak’ di mata banyak orang, ternyata masih tetap tumbuh dan hidup dijiwa-jiwa Hebat dengan raga yang  sudah tak muda lagi. Lantas adakah alasan untuk kita tidak bersemangat?

Semoga mengajar dan mendidik bukanlah jalan yang kita ambil karena tidak ada pilihan lain. Semoga ada banyak guru-guru hebat seperti pak Sem yang tersebar di seluruh Nusantara, yang benar-benar yakin sepenuh hati mendedikasikan hidupnya untuk mengajar dan melakukan pelayanan. Dan semoga akan lebih banyak lagi orang-orang brilian di Negeri ini yang memilih menjadi seorang GURU. Karena kualitas anak-anak kita dan Bangsa kita ini sesungguhnya sangat ditentukan oleh kualitas para Guru dan Pendidiknya.

 

Siapapun memang mungkin saja untuk membayar seseorang untuk mengajar, tapi mereka tidak bisa membayar seseorang untuk PEDULI.

 

Dan satu hal yang perlu dipahami oleh setiap pendidik adalah….

“Siswa bukanlah cangkir, melainkan kayu bakar  yang siap di bakar dan menyala menjadi api yang berkobar. Guru bukanlah teko, melainkan korek api yang memercikkan api semangat pada anak-anak untuk bebas berkreasi” (Ayah edy)

 

#mari belAJAR dan mengAJAR


Cerita Lainnya

Lihat Semua