info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Konservasi dalam Sketsa

Erni Yunita Sari 4 Oktober 2014

Pengajar Muda Kapuas Hulu mengajak para pelajar untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan Bangga akan kekayaan Nusantara. Seperti china yang bangga dengan Pandanya, Australia yang bangga dengan Kangurunya, dan INDONESIA yang (seharusnya) bangga dengan Orangutannya. Karena Orangutan hanya dapat ditemui di INDONESIA.

 

Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alam. Mulai dari hutan, bahan tambang, sungai, hewan dan tumbuhan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia tersusun dari berbagai pulau besar dan kecil, salah satunya adalah pulau kalimantan. Hampir sebagian besar daratan Pulau Kalimantan masih ditutupi oleh hutan. Didalam hutan tersebut tinggal berbagai hewan, seperti Babi, rusa, burung, orangutan, dan lain sebagainya. Lingkungan masih alami dengan pohon-pohon besar, sungai yang panjang membentang, pegunungan dan perbukitan dimana-mana, udara sangat sejuk dan segar. Keberadaan hutan tersebut mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dan inilah yang menjadikan Kalimantan dikenal dengan julukan Paru-paru Dunia. Maka upaya mempertahankan fungsi hutan menjadi hal yang sangat penting dengan melindungi pohon, sungai, tanah, satwa yang ada didalamnya. Dengan landasan hal tersebut, pemerintah akhirnya menunjuk beberapa kawasan tertentu menjadi kawasan konservasi. (*Kawasan Konservasi adalah area yang ditetapkan secara geografis yang ditunjuk atau diatur dan dikelola untuk mencapai tujuan tertentu dari konservasi). Salah satu kawasan konservasi di pulau kalimantan adalah Taman Nasional Betung Kerihun.

Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) menjadi salah satu bagian program konservasi nasional. Berada di pulau Kalimantan, tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dan langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Serawak, Malaysia. Kawasan Konservasi ini menyimpan Kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Dengan luas area sebesar 800.000 hektar. Sebagai sebuah kawasan konservasi, keutuhan hutan maupun keanekaragaman hayati menjadi prioritas. TNBK menjadi habitat bagi ribuan tumbuhan dan satwa yang masih tersisa sampai saat ini.

Pepohonan berbagai jenis tersebar di dataran rendah dan tinggi. Sungai-sungai mengalir dari hulu sampai ke hilir. Airnya yang jernih menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat disekitar. Perpaduan keindahan, kealamian bentang alam dan keaslian budaya masyarakat Dayak disekitar kawasan, menjadikan TNBK sebagai salah satu destinasi wisata dengan berjuta atraksi yang langka dan unik. Selain itu, berbagai macam satwapun dilindungi disana. Mereka hidup dan berkembang biak dengan alami. Salah satunya adalah Orangutan. Sebuah organisasi Internasional yang bergerak dalam bidang konservasi sumber daya alam, IUCN (International Union for Conservation of Nature) , menetapkan bahwa Orangutan masuk kedalam daftar species yang terancam punah. Orangutan kalimantan merupakan satwa endemik kalimantan.

Usaha perlindungan satwa tersebut tentunya perlu dukungan dari berbgai pihak, bukan hanya dari pemerintah. Terutama dukungan dari masyarakat yang bersentuhan langsung dengan wilayah konservasi. Masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut dan berinteraksi dengan alam disana. Akan tetapi sepertinya kesadaran akan perindungan orangutan ini belum begitu nampak. Terbukti dengan jumlah populasi yang terus menurun. Ancaman terbesar datang dari hilangnya habitat akibat perubahan tata guna lahan, kebakaran hutan, ekploitasi habitat/ illegal logging, fragmentasi habitat, perburuan dan perdagangan liar. Perburuan ini dilakukan dengan berbagai motivasi tertentu dari masyarakat sekitar kawasan konservasi. Ada yang sekedar digunakan untuk menjadi pengganjal perut. Ada yang memang diperjual belikan ke beberapa pihak.

Kurangnya kesadaran akan pentingnya perlindungan terhadap orangutan ini menggugah berbagai pihak yang peduli terhadap lingkungan untuk mengajak seluruh pihak turut serta dalam upaya perlindungan satwa langka. Berbagai kegiatan pun dilakukan, seperti kampanye konservasi, sosialisasi terhadap warga masyarakat, dan lain sebagainya. Salah satunya adalah pelaksanaan lomba lukis konservasi dengan tema “Save Orangutan”. Pihak yang tergabung didalamnya adalah TNBK, Pengajar Muda Indonesia Mengajar, PAC (Putussibau Art Community) dan Forena (kelompok pelajar pecinta alam Putussibau). Acara ini dimaksudkan untuk menanamkan kesadaran pada generasi muda akan pentingnya perlindungan terhadap satwa langka. Lomba lukis konservasi ini dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2014, bertempat di Majelis Adat Budaya Melayu Putussibau, Kapuas Hulu. Acara yang diikuti oleh puluhan pelajar dari berbagai sekolah ini tidak hanya lomba melukis saja, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai kegiatan tentang kepedulian lingkungan. Acara dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, penyampaian materi tetang konservasi oleh TNBK. Kedua, lomba melukis konservasi. Kemudian bagian ketiga adalah Aksi PAC dengan grup marcing Band SMP N 1 Putussibau, dilanjut dengan motivasi dan games dari para Pengajar Muda Indonesia Mengajar.

Dalam acara ini, para Pengajar Muda memberikan motivasi kepada para pelajar agar peduli terhadap lingkungan. Pengenalan bahwa para Pengajar Muda bersama dengan Indonesia Mengajar berada di kapuas Hulu, dilandasi atas kepedulian terhadap pendidikan (pada khususnya) dan INDONESIA (pada umumnya). Rasa kepedulian dan harapan untuk Indonesia yang lebih baik inilah yang menjadi motivasi para Pengajar Muda hingga akhirnya bersedia ditempatkan didaerah-daerah pelosok. Para Pengajar Muda pun mengajak para pelajar untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan kekayaan Nusantaraa. Seperti china yang bangga dengan Pandanya, Australia yang bangga dengan Kangurunya, dan INDONESIA yang (seharusnya) bangga dengan Orangutannya. Karena hanya di INDONESIA lah dapat di jumpai Orangutan. Ada dua jenis orangutan di Dunia, yaitu orangutan sumatra dan orangutan kalimantan. Data terakhir menunjukkan jumlah populasi orangutan sumatra ada 6.600 ekor. Sedangkan orangutan kalimantan mencapai 48.000 orangutan. Dan jumlah ini mengalami penurunan populasi yang drastis tiap tahunnya.

Kanvas putih yang disediakan diharapkan mampu menampung imajinasi para generasi muda tentang konservasi. Sehingga mereka dapat menuangkan pikiran mereka dan ide-ide upaya kepedulian mereka terhadap satwa langka kedalam sebuah sketsa. Yang harapannya kedepan akan timbul kepedulian terhadap lingkungan. Bukan hanya dari para peserta lomba, tetapi juga dari seluruh lapisan masyarakat. Agar menjadi bangga dengan potensi lokal. Bangga dengan kekayaan alam dan ciri khas Bangsa. Dan inilah konservasi dalam sketsa.


Cerita Lainnya

Lihat Semua