Belajar Matematika bersama Alam

Erni Yunita Sari 4 Oktober 2014

Ini hari senin.Jadwal pelajaran pertama setelah upacara bendera adalah pelajaran matematika. Matematika adalah pelajaran yang menjadi momok bagi banyak orang. Pelajaran ini adalah pelajaran yang selalu ingin dihindari oleh banyak siswa. Begitu pula dengan siswa-siswa dikelasku. Para anak didikku banyak yang mengeluh pusing setiap kali ada jadwal matematika.

            “bu.... pusiiiing.” Kata piun, salah satu muridku, saat aku selesai menjelaskan salah satu materi ajar Matematika kelas V.

Akupun hanya tersenyum. Piun adalah salah satu siswa paling aktif dikelas. Hal serupapun dikeluhkan juga oleh anak didikku yang lain. Ternyata belajar matematika membuat mereka pusing dan mereka merasa itu adalah pelajaran yang sangat sulit.

Akhirnya akupun mengajak mereka bernyanyi lagu tentang matematika. Lagu “gundul-gundul pacul”, lagu asli daerahku, yang diubah liriknya. Lagu ini sering kami (aku dan teman-teman Pengajar Muda) nyanyikan saat di camp dulu.

            “oke, kalo gitu biar kita semangat belajar matematika, ayo kita nyanyi lagu tentang matematika” kataku kepada murid-muridku.

            “hooorrrreeee.....” sahut serentak murid-muridku. “asssikkkk... ayooo buuu.” Jawab muridku yang lain. Aku mengajak mereka berdiri dan bernyanyi bersama. Dengan wajah penuh semangat, kami menyanyikan lagu ini....

            Matematika gampang, menyenangkan

            Matematika gampang, menyenangkan

            Gampang, asik, gampang, asik, menyenangkan

            Gampang, asik, gampang, asik, menyenangkan

Lagu gundul-gundul pacul yang telah digubah liriknya ini cukup mengembalikan semangat anak-anak. Setelah 3 putaran lagu selesai kami nyanyikan, akupun meminta mereka untuk duduk kembali dan fokus lagi pada buku matematika mereka. Meskipun sempat ada beberapa anak yang mengeluh, tapi mereka mau untuk kembali fokus ke pelajaran. Ya... matematika memang unik.

Akupun memahami rasa pening yang mereka rasakan, mereka sudah kelas V SD tapi belum begitu mengerti konsep perkalian dan belum hafal perkalian. Aku memulai dari awal dengan membimbing mereka untuk menghafal perkalian dulu sebelumnya, agar bisa lancar saat memasuki materi-materi pembelajaran yang lain.

Aku mencari cara agar anak-anak bisa dengan mudah memahami konsep perkalian. Dengan mengajarkan beberapa trik. Seperti penggunaan cerita-cerita, perhitungan jari, dan lain-lain. Aku tidak hanya ingin anak-anak menghafal perkalian, tapi juga mereka memahami konsep perkalian itu sendiri. Guru yang sukses bukan guru yang teramat pintar, tetapi guru yang mampu merangsang naluri “rasa ingin tahu” dari setiap peserta didiknya. Tetapi seringkali rasa ingin tahu itu terbunuh oleh suasana beku yang tercipta yang justru datangnya dari guru-guru itu sendiri. Karena rasa takut salah, takut dimarahi, takut tidak bisa.... dan takut-takut lainnya yang membuat lidah menjadi kelu. Katanya lagi, Guru yang sukses adalah guru yang mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, anak-anak mudah menangkap materi pelajaran dan anak-anakpun senang belajar. Dan aku pun tertantang untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Metode bernyanyi saat belajar didalam kelas baru sebatas membangkitkan semangat mereka. Metode ini belum sepenuhnya mampu membuat anak mampu menyerap materi yang sedang dipelajari. Akupun mencari cara lain. Setelah aku pikir-pikir, sepertinya anak-anak perlu suasana lain dalam belajar agar mudah memahami materi. Akhirnya aku mengajak anak-anak untuk belajar di luar kelas.

            Dan inipun mendapat sambutan dengan antusias yang tinggi dari anak-anak. Belajar bersama alam ternyata lebih menyenangkan. Anak-anak bisa belajar lebih rileks sambil menikmati hembusan angin dan pemandangan alam sekitar. Bahkan mereka meminta jam pelajaran tambahan untuk belajar matematika di luar kelas. Hwaaaaaaaa...... amazing!!! Responnya diluar dugaan. ^_^ Kenapa mereka lebih mudah menangkap materi dan menjadi senang belajar matematika yang awalnya menjadi momok buat mereka? Karena belajar dengan alam membuat mereka lebih rileks, tidak tegang, santai, fresh dan mereka bebas melakukan aktivitas lainnya. Seperti: makan, minum, memanjat pohon untuk ambil buah ketika lapar, minum dari aliran air sarai ketika haus, dan lain sebagainya. Mereka juga bebas bertanya apapun tentang apa yang mereka pelajari jika ada yang belum dimengerti. Dan belajar matematika bersama alam ternyata menyenangkan.... terimakasih alam. I love Mathematic. ^_^


Cerita Lainnya

Lihat Semua