Ibu ingin sekali Nak....!!!

Erma Purwantini 3 Agustus 2011
Sebulan sudah aku melewati hari-hariku di Bumi Rencong ini. Bisa dibilang waktu berjalan tidak lambat, namun juga tidak cepat. Alhamdulillah aku sangat menikmati masa observasiku untuk belajar banyak dari mereka, ya...semua tentang Aceh Utara. Mulai dari keluarga, tetangga, warga, alam maupun budaya. Semakin hari aku semakin kaya, kaya akan ilmu yang bisa aku timba. Semakin hari, aku semakin banyak jauh memandang yang menyejukkan mata dan membuatku menganga. Hamparan kebun sawit yang berjajar dimana-mana, belum lagi hijaunya sawah yang tak berhenti memberikan manfaat untuk manusia. Hanya perbedaan administratif kecamatan saja aku sudah bisa melihat aneka ragam pemanfaatan penggunaan lahan. Hmm...ini baru di sebagian kecil Aceh Utara. Tepat 1 minggu sudah aku menjalani kisah bersama sahabat-sahabat kecilku. Mereka penuh senyum ramah, riang, ceria, dan binar matanya penuh cita-cita. Belum semua aku bisa bertatap muka dengan sahabat-sahabatku di sekolah. Hingga seorang siswi mungil nyeletuk saat ku berjalan selepas mengajar di lokal (lokal = kelas) menyeletuk “sekali-kali lah ibu masuk kelas kami, kelas 3”. Cukup trenyuh aku mendengarnya. Mereka menginginkan ku membagi apa yang bisa ku bagikan kepada mereka. Dalam hatiku berkata, “Ibu ingin sekali Nak bisa berjumpa dan bertatap muka dengan kalian semua.” Apa daya tangan ibu ini dua, kaki ibu dua. Ibu menunggu waktu yang tepat untuk bisa mengisi waktu-waktu berharga kalian di sekolah ini. Gayung bersambut, akhirnya aku bisa mengambil bagian di kelas mereka mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Ya....bermodalkan “Good Morning!!” yang selalu aku ucapkan awal ketika memasuki kelas. Melihat ku berjalan mendekati kelas mereka saja, mereka tampak antusias dalam menerima keberadaanku sebagai salah satu guru disini. Kulangkahkan kaki kanan ku dan kulihat senyum dan raut muka yang sangat riang. Aku diberi amanah untuk bisa membantu guru kelas dalam memberikan materi Bahasa Inggris. Terdengar asing memang, kata-kata berbau internasional itu di telinga anak-anak yang berada di ujung Kecamatan Kutamakmur ini. Namun, dunia ini seolah menuntut seluruh komponen bangsa ini untuk bisa melek kemajuan zaman. Andai Ibu Erma tidak hanya punya dua tangan, dua kaki, dua mata, dan dua telinga..............

Cerita Lainnya

Lihat Semua