I Hope You're Happy

Erma Purwantini 27 November 2011

Tak seperti biasanya. Pagi ini aku bangun sedikit lebih awal. Penghujung hari di minggu ini terasa ringan untuk ku mengawalinya. Hari penghabisan di sekolah sebelum merefreshkan pikiran dari hal-hal berbau anak-anak maupun guru.

Lampu kecil berwarna kuning kulihat samar-samar ketika kelopak ini bergerak naik untuk menampakkan bola mata berwarna hitam, sambil terdengar jelas petugas pembangunan di pagi hari yang memekakkan telinga. Yah, seringkali tempat berkelambu pink ini memenangkan permainan fajarnya.

Seusai menengadahkan tangan dan berlanjut melantunkan ayat-Nya, ku beranjak menyiapkan amunisi untuk anak-anakku di akhir pekan ini. Penjaskes, Bahasa Inggris dan Kertakes kulihat menjadi santapan anak-anak yang harus kuracik agar lezat dan lahap mereka nikmati.

Sarapan pagi ditemani abon kiriman dari orangtua dan “peyek” pemberian nenek mengawali hariku. Cium tangan ayah dan mamak, bergegas ku beranjak ke sekolah yang tampak di depan mata sudah banyak anak berseragam cokelat berkerumun di warung yang dinamakan kantin sekolah itu. “Morning Bu Erma!!!” beberapa anak menyapaku dengan penuh riang dan wajahnya menggambarkan suasana hatiku di pagi ini.

Kulihat jam di tempat guru berkumpul untuk bertukar pembicaraan dan pikiran ini baru menunjukkan 07.30. masih ada waktu separuh jam lagi untuk ku melakukan aktivitas pribadiku sebelum jam bekerja mulai berlaku. Kuhabiskan waktu berbincang dengan Bu Ida, salah satu guru honor yang bertugas Kamis, Jumat dan Sabtu sambil menunggu guru yang datang satu per satu. Setelah melihat jarum panjang mengarah pada angka teratas, ku beranjak dari tempat duduk dan meminta ijin untuk memencet bel tanda aktivitas anak-anak sudah harus dimulai.

Seperti biasanya, anak-anak tampak sudah menempatkan diri di halaman sekolah. Bu Ida pun mulai menyiapkan “tape” dan aku juga sibuk membantu anak-anak merapikan diri. “Siap Grak! Rentangkan tangan Grak!” pemimpin senam mulai ambil alih komando. Musik mulai terdengar dan kelincahan gerak anak-anak menambah semangatku pagi ini. berulang kali aku menebarkan senyum bahkan tawa kecil melihat polah sahabat-sahabat kecilku ini. mulai anak kelas 1 yang masih lugu dan kaku hingga anak kelas 6 yang selalu ingin mengganggu. Bu Ida yang geram melihat anak-anak kelas besar ini segera mematikan musik dan teriakan kecewa anak-anak terdengar kompak. Rupanya Bu Ida mengulang kembali musik senam SKJ tersebut dari awal. Cara ini dipakai untuk memberi peringatan anak-anak agar serius melaksanakan senam pagi.

Agenda senam pagi kali ini cukup menyita waktu belajar anak-anak, sehingga ketika saya masuk kelas pada jam ke-3 anak-anak masih sangat asyik menjalani pelajaran olahraga. Namun, senyum merekah mewarnai kelasku ketika mereka pun berhenti mengejar bola dan beranjak memasuki kelas dengan tanpa dipaksa. Penuh harap hinggap di dada, anak-anak akan terpana melihat apa yang ku bawa. Ku mencoba mengetes memory anak-anak dengan mengingatkan tanggal hari ini. muka bengong tampak jelas di wajah mereka – padahal berharap sangat mereka tau hari ini Ibu Gurunya ulang tahun. Hmm....

Ku keluarkan kertas HVS yang telah kupotong menjadi 4 bagian dan seperangkat alat untuk mewarnai. Papan besar berwarna putih berukuran besar tersebut segera aku gores “Birthday Card” untuk memulai pelajaran Bahasa Inggris dan mencoba men”tematik” kan dengan pelajaran selanjutnya Keterampilan dan Kesenian. Memberikan materi Bahasa Inggris, sekaligus menggali jiwa seni anak-anak dan lebih khususnya mengharapkan doa-doa yang baik di hari jadiku. Hihii

 Antusias, ya mereka sangat antusias membuat kartu ucapan ulangtahun– yang sedikit kupaksa – berharap ada kenangan indah di hari ku ini.

tak kusangka, mereka menyelipkan banyak doa dibalik kartu tersebut. Mulai dari doa yang umum seperti panjang umur, sehat selalu hingga mendoakan agar aku betah mengajar di sekolah ini bahkan yang paling membuatku geli adalah “Semoga Ibu Cepat Kawin”. Oooo....ooouuuwwww....

Lilin merah milik misrawati yang dikelilingi permen Kiss –ups... sebut merk- menjadi pelengkap party ku bersama sahabat-sahabat kecilku. Potong kue beralih menjadi pembagian permen dan birthday card menjadi kado untukku serasa lengkap sudah harapanku hari ini.

Hingga sore hari seusai kegiatan Pramuka bertemakan “Penjelajahan Alam” yang memasuki hutan, tak pudar semangat ku melebur menjadi satu dalam kebersamaan dengan sahabat-sahabat kecilku.

Tidak ada maksud apapun dalam Birthday Card ini. aku sebagai guru hanya ingin menularkan ilmu. Bagaimana kita mengucapkan sesuatu, yang tidak hanya keluar dari mulut melulu. Dengan tulisan singkat tertera pada kartu :

 “I hope you’re happy”

Terima kasih anak-anakku....terima kasih pelajaran Bahasa Inggrisku....terima kasih Birthday Card untukku....dan Terima Kasih 12 November ku....

 

Dengan penuh rindu yang menggebu

Teruntuk orang-orang yang mendoakan dan menyayangiku

Disini aku selalu memanjatkan Ridha-Mu  dalam menjemput impianku

 

Salam dari ujung barat Indonesia,

Ibu Guru Erma Dwi Purwantini


Cerita Lainnya

Lihat Semua