La Bu Tak Tao Ehon

Eni Megawati 1 Oktober 2013

Jika pernah membaca tulisan dari Wahyu Setioko (Pengajar Muda penempatan SDN 2 Kepuhlegundi - Pengajar Muda sebelum saya) mungkin pernah menbaca tulisannya yang membahas tentang pengucapan kalimat Tak tao Ehon. Begitu menariknya kalimat tersebut, saya juga ingin menuliskannya.

Kalimat yang tidak pernah luput dari pendengaran setiap hari saat saya mengajar di kelas. Tidak hanya di kelas 6, dikelas lainnya pun demikian. Mau tahukah kawan mengapa kalimat ini menjadi sangat spesial bagi saya ? ya, karena nada pengucapannya itu sungguh menarik. Sangat unik. Setiap kelas, setiap anak, pengucapannya berbeda-beda dan selalu khas dengan pribadinya.

Jumlah murid saya di kelas 6 ada 13 orang. Saya juga mengajar di kelas 4 dan 5 untuk mata pelajaran matematika yang notabene membuat mereka sakit olo* dan ingin minum paramek. Jumlah murid kelas 4 ada 19 orang dan kelas 5 ada 15 orang, sehingga jumlah murid yang saya ajar kurang lebih ada 47 orang. Dari 47 orang tersebut, nada berbeda akan mereka gunakan untuk menyampaikan bahwa mereka belum begitu paham dengan pelajaran atau hanya sekedar malas berpikir. Ya, sungguh unik.

Bisa dibayangkan bukan, jika setiap anak mengucapkannya 10 kali perhari, berapa kali saya harus mendengar kalimat itu dari semua murid ?? dan kalimat itu benar-benar sukses terngiang-ngiang ditelinga saya dengan pengucapan yang berbeda-beda pada setiap anaknya.

Ada nada marah-marah, nada memelas, dan ada pula nada yang mengisyaratkan bahwa anak tersebut benar-benar tidak tahu. Jiika saja bisa diselipkan contoh pengucapannya, akan saya selipkan satu diantara belasan pengucapan "La bu tak tao ehon" ini. Sungguh unik.

Mengganggukah ?? tidak juga. Justru sampai hari ini saya masih terus mencari dan memikirkan cara agar saya bisa merekam mereka satu per satu ketika mereka sedang refleks mengucapkan kalimat itu.

Salam semangat “La Bu tak tao ehon”

*la bu tak tao ehon = wah, bu tidak tahu saya

*sakit olo = sakit kepala


Cerita Lainnya

Lihat Semua