info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Apa Agama Ibu Guru?

Emy Aditya Pramita Sari 26 Oktober 2016

“Apa agama ibu guru Emy ?”

Pertanyaan pembuka yang diberikan oleh bapak Ricky di kelas IV SD Kristen Bebar Timur saat kelas multikultural.  Tepat hari Senin lalu aku mengisi kelas di SD teman sepenempatan pulau yang ada di desa Bebar Timur dimana sebelumnya dia juga berbagi dengan muridku yang ada di SDK Batumerah.  

Terlihat wajah lugu dan penuh tanda tanya dalam angannya. Memang ini kali pertamanya bagi mereka bertemu dengan orang yang beragama lain. Mayoritas penduduk pulau penempatan kami adalah kristen protestan.

Agama Ibu Emy adalah Islam “ jawab bapak Ricky

“Dong pung  kawan ada yang  agama lain?”tanya  bapak Ricky untuk  memastikan

“Seng ada bapak guru” jawab mereka

Bapak guru Ricky pun menjelaskan secara singkat terkait aku dan agamaku.

“Ibu guru Emy ini salah satu kawan bapak guru yang beragama Islam. Bapak guru pung kawan banyak yang beragama lain”.

Mendengar penjelasan dari bapak gurunya, mereka mulai berimajinasi terkait agamaku. Salah satunya dengan mengaitkan pada salah satu sinetron yang ada di stasiun televisi. Untuk mendapatkan wawasan yang banyak terkait agamaku, masing masing dari  mereka mendapatkan kesempatan bertanya kepadaku. Pertanyaanpun datang berjibun kepadaku dari anak anak yang masih lugu ini.

“Ibu guru Emy barang pakai jilbab ?”

“Ibu guru apa artinya alhamdulillah ?”

“Ibu guru kalau laki laki bagaimana cara pakaiannya?”

“Ibu guru apa artinya Allahuakbar?”

 “ Agama ibu guru Islam , ibu guru memakai jilbab karena sudah aturan dalam agama ibu. Kalau beribadah, bagi perempuan memakai mukenah sedangkan laki laki memakai sarung sama peci. Ahamdulillaah diucapkan saat kita mendapatkan berkah atau nikmat yang artinya segala puji syukur sedangkan Allahuakbar artinya Allah Maha Besar yang sering diucapkan saat sholat.” Jelasku sesederhana agar mudah dipahami.

Aku juga  menjelaskan kepada mereka bahwa di Indonesia itu ada banyak agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu. Tempat agama dan cara berdoa masing masing agama juga berbeda namun tetap kita memiliki Tuhan yang sama.

Terlihat wajah mereka berseri seakan mendapatkan hal baru dengan bertemu denganku. Aku pun sangat senang bisa berbagi dengan mereka. Sejak saat itu aku menjadi teman muslim mereka yang pertama. Aku juga berpesan kepada mereka, meskipun memiliki teman dari agama yang berbeda tapi tetap yang utama kita harus saling menghormati dan hidup rukun. Kelas siang itu ditutup dengan foto bersama dan persembahan lagu dari mereka untukku. Lagu tentang perjumpaan dan perpisahan dengan seorang teman yang baru pagi hari diajarkan oleh bapak gurunya. Aku berharap bisa bertemu dengan mereka kembali di lain kesempatan.

 

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua