Hari Raya Guru, Begitu Kami Menyebutnya

Elviana Feby Dwijayanti 11 Januari 2025

Sewaktu menjelang Hari Guru Nasional, saya berencana untuk membuat perayaan sebagaimana yang telah diinisiasi Pengajar Muda XXV di SDN 07 Pancur dan SMPN 04 Pulau Maya. Misiini saya bawa ke ruang guru untuk diperbincangkan lebih lanjut sekaligus menampung ide dan saran dari guru-guru yang lain. Obrolan demi obrolan di sela-sela jam istirahat dan pulang sekolah akhirnya diafirmasi bapak Kepala Sekolah serta guru-guru yang lain baik SD maupun SMP (karena sekolahnya berdampingan). Saya kemudian mencoba membuat rancangan dan jadwal acara secara garis besar serta hal-hal yang dibutuhkan bersama-sama. 

Waktu-waktu senggang di kala istirahat tetap jadi momentum saya untuk menampung usulan dari bapak ibu guru agar turut terlibat dalam acara ini. Benar saja, setelah beberapa kali mengobrol, jauh-jauh hari Bu Anis (wali kelas 2) mengajukan diri untuk membantu saya membuat dekorasi saat istirahat, pulang sekolah, bahkan pernah di satu hari hingga menjelang waktu maghrib. Di samping itu, bapak-bapak guru yang lain pun turut mendukung dengan menyiapkan sound untuk latihan menari setiap sore, Pak Yuri (guru SMP) membantu memasangkan kain untuk dekor. Tak ketinggalan anak-anak juga rutin melaksanakan latihan dan melibatkan mereka untuk belajar menjadi panitia acara. Semangat yang luar biasa terpancar dari sorot-sorot mata yang polos menyambut "Hari Raya Guru", begitu anak-anak menyebutnya. 

Mulai dari mendekor ruangan, membuat properti penampilan, tata letak panggung, mereka mengaturnya sendiri. Surat-surat untuk guru yang sudah dibuat sebelum menjelang acara turut ditempel. Sebelum kembali pulang, saya memang berpesan kepada mereka supaya besok datang ke sekolah sudah siap tampil dengan dresscode kelas masing-masing yang sudah ditentukan. 

Saat hari H, sedari pagi bapak-bapak guru sibuk menyiapkan peralatan yang diperlukan. Bahkan bapak kepala sekolah SD membantu mencarikan bensin supaya bisa menyalakan genset. Tak lama, sekitar 30 menit sebelum jam masuk sekolah anak-anak datang, saya terkejut mereka sudah mengenakan baju terbaik masing-masing lengkap dengan makeup yang dibantu oleh orangtua/kakak abangnya dari rumahLebih kagum lagi, di luar perkiraan orangtua dan alumni yang saat ini sudah duduk di bangku SMA dan merantau di luar Pulau Maya turut datang, membuat acara semakin meriah sekaligus mengharukan. Mulai dari sambutan kedua kepala sekolah, penampilan-penampilan dari anak-anak yang luar biasa, dilanjutkan pembacaan puisi dan pemberian hadiah untuk para guru. Ketika MC saya minta untuk menawarkan pada guru-guru memberikan penampilan, kedua kepala sekolah justru mengajak semua guru maju ke depan dan menyanyi bersama. 

Akhirnya, momentum peringatan hari guru tak hanya jadi selebrasi tahunan semata. Lebih dari itu, bentuk penghargaan atas jasa para guru yang terus berusaha berjuang demi pendidikan. Hal ini tidak hanya dihaturkan anak-anak melalui penampilan yang mereka tunjukkan, tetapi juga oleh orangtua dan kerabat yang turut mempersiapkan kostum anak-anaknya, inisiatif memberikan hadiah yang dititipkan ke anaknya untuk diberikan pada guru (padahal saya tidak memberikan instruksi secara lisan untuk membawa hadiah), hingga alumni yang menyempatkan waktu kembali ke Pulau untuk ikut merayakan. Tandanya, ikatan silaturahmi antara guru dengan murid tak hanya terhenti saat mereka lulus.

Kesempatan ini pula menjadi bukti bahwa para orangtua juga mendukung proses anaknya. Mereka mengaku sangat bangga ketika anaknya tampil, sehingga mulai dari persiapan hingga anaknya tampil, mereka dengan senang hati akan datang dan memberikan dukungan penuh. 


Cerita Lainnya

Lihat Semua