info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

The Look of Silence Marginal Thinker Bagian 1

Elrizky Jazwan Komri 19 November 2016

#Art of Yapen

Cerita Pengajar Muda di Bumi Papua. “It ain’t what you don’t know that gets you into trouble; It’s what you know for sure that just ain’t so -Mark Twin-”  Apa yang terlintas di benak kalian, tentang Papua? Banyak sekali penafsiran yang pasti akan terjadi, namun satu hal yang sama, Tidak ada kata terlambat untuk membangun Papua, membangun mental orang Papua agar semakin bersaing dengan masyarakat dunia. Berikut Pengajar Muda, akan menjelaskan makna dari seorang pelukis yang suaranya tidak pernah terdengar di telinga para pemilik burung Cendrawasih di Nusantara.

1.      Lukisan Lumba: Papua Tanah Sejuta Harapan

Tahun 2001, tepat setelah masa reformasi mulai dibentuk, Pemerintahan sudah mulai stabil. Gerakan separatis Papua akhirnya berhasil diredam oleh Angkatan. Bumi Papua dijaga oleh lautan, dikelilingi lumba-lumba yang menari bersama “putri” mereka adalah penjaga kekayaan bumi laut Papua, namun sampai dengan hari ini, mereka menangis, karena kekayaan alam yang diberikan Tuhan, masih dikuasai oleh mereka yang haus akan tumpukan emas yang menggantung di leher-leher mereka. Rakyat Papuaku, bangunlah dari cerita kota emas kalian, bantu mereka menjaga birunya kelam.

2.      Lukisan Ular: Lestarikan Aku diatas Tanah Leluhurku

“Gunung-gunung, lembah-lembah yang penuh misteri…” sepenggal bait dari lagu Tanah Papua. Bumi ini, dijaga oleh ular yang bermahkotahkan Cendrawasih. burung ini dijuluki dengan sebutan “Heaven Birds” karena hanya ada di Papua, para tetua adat berkata, “Tanpa adanya Cendrawasih, mustahil Papua ada emas murni.” Penjaga inipun menangis, karena emas-emas mereka terus ditembak dan dilempar ke langit. Nabire, Tembagapura dan Timika, Mereka sedang berteriak lewat sang ular.

Setiap apapun di alam ini, selalu mencari titik keseimbangan. Indonesia harus optimis dan terus bekerja. Seimbangkan Sabang sampai Merauke. Karena, mereka yang terus dipinggirkan, seperti gelembung balon, suatu hari akan pecah. Lukisan Bapak Ezra untuk bumi Papua, setidaknya harus menjadi cerminan semua pihak, untuk terus mencari keseimbangan itu.


Cerita Lainnya

Lihat Semua