Panggil Kami Jawara Lebak

Eko Budi Wibowo 18 Juni 2011

 

 

Saya merupakan   satu per tujuh puluh dua  pemuda yang terpilih bergabung di Indonesia Mengajar angkatan 2. Kami dipertemukan begitu singkat tetapi dalam pertemuan singkat itu ada relang waktu yang tidak bisa terukur, seperti dalam relativitasnya waktu ukuran 7 minggu menjadi berbeda maknanya, bukan seperti melampaui 24jam/hari. Bagi saya seperti menembus lorong waktu dalam serial ‘teko ajaib’ yang bisa menembus relung waktu kehidupan. Saya benar-benar kagum, iri dan jatuh hati pada semangat mereka, saya melihat di setiap wajah pengajar muda tersimpan jelas terekam masa lalu mereka yang penuh dengan kerja keras dan pengorbanan dan tentu saja saya melihat sebuah masa depan, sebuah harapan. Luar biasa begitulah kata yang selalu keluar dari mulut saya.

Teman-teman yang hebat ini dipertemukan oleh semangat, dipisahkan sementara waktu untuk kesempatan dan suatu saat akan dipertemukan oleh harapan kembali. (Wibowo, 2011)

Episode tersebut dalam hidup saya merupakan cerita tentang pertemuan 72 anak terbaik bangsa yang bergabung di Indonesia Mengajar angkatan 2, kemudian dipecah untuk mendapat kesempatan mengabdi dalam 9 kabupaten, setelah itu dalam setiap kabupaten akan menempati sekolah pada kecamatan yang berbeda.

Kini saya terpecah, menjadi  satu per enam, menjadi bagian dari kumpulan anak-anak yang mendapatkan kesempatan untuk mengabdikan waktunya, menularkan semangatnya dan menginspirasi anak-anak di Kabupaten Lebak. Bagi saya dipecah, kemudian dikuatkan kembali. Setahun kedepan saya, Indarta Aji, Nur Wahidah, Siti Mutmainah, Astuti dan Medha Ardi akan bersama-sama menebarkan semangat disana

Panggil kami Jawara Lebak.


Cerita Lainnya

Lihat Semua