Daerah Penempatan

Eko Budi Wibowo 17 Juni 2011

 

Sempat terpintas di pikiran saya ketika mendaftar menjadi keluarga Pengajar Muda IM bahwa saya akan mengulang kembali tinggal terisolasi di sebuah daerah terpencil di luar Jawa dalam waktu lama. Teringat bagaimana susahnya ketika saya tidak bisa keluar dari Pulau Miangas selama tiga bulan karena cuaca yang buruk, teringat ketika hidup terpencil jauh di pedalaman Papua di kampung Sota tanpa sinyal yang memadai. Tetapi semua itu perlahan tertepis, saya sangat sadar kehadiran saya disini bukan untuk menantang kondisi alam dan segala kesusahannya, komitmen awal saya adalah bersedia ditempatkan dimana saja merupakan artian sebuah kehormatan yang diberikan Indonesia Mengajar kepada saya dimanapun itu saya berada adalah bentuk pengabdikan kecil saya ini untuk pendidikan.

Hasil random dari mesin komputer yang dirumuskan oleh Tim Indonesia Mengajar memutuskan saya dan 5 orang teman lainnya ditempatkan di Kabupaten Lebak, Banten. Lebak, nama yang tidak asing dikuping saya ini karena masih merupakan bagian dari Provinsi Banten. Provinsi yang baru saja mekar ini adalah daerahpenempatan yang akan saya tempati setahun kedepan. Letaknya sepertinya tidak terlalu jauh dari rumah saya disekitar daerah Ciledug karena saya pikir antara Ciledug dan Lebak masih satu Provinsi walaupun beda Kabupaten. Bahkan dalam KTP saya tercatat sebagai warga Tanggerang Provinsi Banten sedangkan penempatan saya berada di Lebak, Provinsi Banten.

Lebak sendiri dipilih sebagai lokasi penempatan pengajar muda mungkin karena masih salah satu daerah tertinggal yang ada di Pulau Jawa. Bupati Lebak sendiri sekarang menjabat sebagai ketua Askati (Asosiasi Kabupaten Tertinggal). Lebak dilihat dari segi geografisnya yang berdekatan dengan Ibu Kota Negara mungkin yang akan kita bayangklan adalah sebuah daerah satelit dengan kemajuan-kemajuan yang hampir mirip dengan kota, namun siapa yang menyangka ketika saya pertama kali mengunjungi daerah tersebut masih banyak kita temui kondisi yang jauh berbeda dengan yang saya bayangkan sebelumnya.

Untuk bisa mencapai ke Lebak, dari Jakarta kita bisa menggunakan kereta jurusan Tanah Abang – Rangkas Bitung, atau menggunakan bis patas dari terminal-terminal besar di Jakarta dengan jurusan Rangkas Bitung. Sedangkan untuk mencapai tempat penempatan saya di Kecamatan Cipanas kampung Sitoko *) terlebih dahulu kita harus menggunakan angkutan pasar Rangkas Bitung – Gajrug. Mobil angkot biru tua itu akan mengantarkan kita selama kurang lebih sejam sampai ke lokasi Pasar Gajrug. Darisanalah kemudian kita harus menggunakan ojek menuju kampung Sitoko. Kampung Sitoko merupakan kampung paling atas, terletak di atas gunung Haur. Dari Pasar Gajrug diakses paling cepat satu jam dengan menggunakan ojek yang sangat mahal. Kadang-kadang kita akan kesusahan mendapatkan ojek yang mau mengantarkan kita keatas sana dikarenakan jalannya yang sangat jauh dan kondisi jalannya yang merupakan tanjakan tajam dengan batu-batu yang licin sehingga mudah sekali terjatuh saat menggendarai motor. Desa Sitoko terpilih sebagai daerah penempatan karena lokasinya yang paling susah diakses disamping itu kondisi sosial masyarakatnya sendiri masih tertinggal dibandingkan daerah disekitarnya.

 

*) Kondisi Kampung Sitoko sendiri akan dibahas pada cerita berikutnya 


Cerita Lainnya

Lihat Semua