Melatih lagu Indonesia Raya

Eko Budi Wibowo 24 Juli 2011

Saya datang ketika periode kalender pendidikan menunjukan waktu untuk persiapan perpisahan kelas enam dan menjelang liburan sekolah.  Ketika saya datang saya melihat kesibukan anak-anak untuk berlatih dan menampilklan pertunjukan nanti pada saat perpisahan kelas. Lagipula ini adalah angkatan pertama yang lulus dari SDN 2 Pasir Haur ini, sehingga mereka ingin merayakannya dengan acara perpisahan dipanggung besar dilapangan. Untuk itulah mulai dari kelas 3 sampai ke kelas 6 dilatih untuk menampilkan sesuatu pertunjukan. Saya pun kemudian ikut larut untuk berkenalan dengan anak-anak dan kemudian mendapat tugas.

Tugas pertama saya adalah melatih lagu Indonesia raya dengan benar, disinilah saya diuji untuk bisa mencocokan lagu dengan irama musik. Anak-anak disini tidak mengenal lagu Indonesia Raya yang benar mungkin karena jarang mendengarkannya atau tidak pernah dilatih. Jangankan untuk bernyanyi, melapalkan bahasa Indonesia saja mereka sulit, ketika kemudian saya menginstruksikan mereka dengan bahasa Indonesia mereka pun menjadi tambah tidak mengerti.

Lagu Indonesia Raya mereka nyanyikan dengan tempo yang sangat lambat sekali tidak pas dengan iringan musik yang dipasang. Akhirnya saya berusaha memutar otak menjadi guru musik dadakan, maklum ketika saya masih sekolah dulu saya adalah salah satu murid yang berperan serta membuat irama musik menjadi fals, itulah sebabnya nilai kesenian saya tidak pernah tinggi. Seperti terkena karma guru musik saya dahulu yang tidak pernah saya patuhi, akhinya saya mendapat kesusahan yang sama.

Pantas sekali kalau guru musik itu terkenal galak, karena ketika tidak bisa menyatukan irama anak-anak maka suara yang keluar akan terdengar merusak telinga dan kedengarannya sangat tidak nyaman sekali. Kali ini saya mendengar nyanyian yang dinyanyikan anak-anak membuat saya tidak nyaman. Mulailah saya mencoba untuk mengajarkan dari mulai nada dasar terdahulu yaitu dimulai dari melatih do, re,mi fa,sol,la,si,do kembali dengan irama yang benar dan kompak. Suara pria dan wanita kemudian saya pisahkan untuk dikompakan kedalam kelompoknya masing-masing dahulu, kemudian ketika sudah kompak maka disatukan kembali agar menjadi kompak keseluruhan.

Waktu yang diberikan saya untuk melatih itu hanya semalam dan saya rasa tidak cukup kalau harus melatih keseluruhan, maka dengan waktu dua jam tersebut yang penting saya menginginkan anak-anak kompak dalam mengucapkan lirik. Lirik yang tidak jelas saya coba satukan sehingga tidak lagi berantakan disana-sini. Saya pun mencoba untuk beberapa kali disamakan dengan iringan musik, mereka saya suruh pejamkan mata dan kem,udian mendengarkan nyanyian yang mereka keluarkan sendiri kemudian mereka rasakan, apakah sudah enak didengar atau belum. Berkutat selama dua jam sungguh melelahkan sekali, tugas menjadi guru dimulai disini, walaupun saya hanya memulai dengan melatih Lagu Indonesia Raya.

Saya menjadi paham akhirnya untuk mengajar diperlukan kemampuan untuk bisa meningkatkan kemampuan anak-anak secara keseluruhan, bukan hanya satu dua tiga orang saja yang harus berubah meningkat tetapi keseluruhan harus mempunyai daya tingkat yang rata sehingga menghasilkan sesuatu yang terlihat kompak dan merata. Seperti dalam menyanyi ketika aa satu dua tiga orang yang menyanyi dengan benar tidaklah kemudian membuat nyanyian itu menjadi indah didengar ketika teman-teman yang lainnya memperburuk suasana. Kemampuan mengajar adalah kemampuan menularkan kebisaan itu kepada anak-anak banyak agar menjadi kemampuan kelompok.

Tibalah kemudian anak-anak menyanyikan lagu “Piturey Tinen” sebuah lagu Sunda yang bisa dinyanyikan saat perpisahan. Pak Eko bisa tolong untuk dibenerin lagunya" Pinta seorang guru kepada saya. Saya terbengong dan kemudian menarik nafas. Tuhan, saya tidak mengerti lagu Sunda.


Cerita Lainnya

Lihat Semua