Keluargaku Jawara Ompreng

Eko Budi Wibowo 5 Agustus 2011

Saya tinggal di kampung Sitoko dirumah seorang tokoh masyarakat yang paling dipandang dikampung ini, beliau adalah seorang Jawara sekaligus Haji sekaligus seorang Jaro (Kepala Desa) namanya adalah Haji Hamam. Jawara adalah istilah kependekaran yang diberikan masyarakat karena kepiawaiannya menjaga keamanan atau kekuatannya yang dipercaya bisa mengamankan kampung ini dari segala macam gangguan jahat. Keluarga saya adalah seorang Jawara ompreng, istilah kependekaran itulah yang diberikan kepada keluarga Haji Hamam. Nama-nama Jawara biasanya diberikan berdasarkan silsilah keturunanannnya atau tempat dimana jawara itu tinggal. Jangan tanyakan kepada saya apa maksud dari nama Ompreng, yang jelas itulah istilah kejawaraan yang tersandang di bapak Haji Hamam. Hampir seluruh saudara Haji Hamam adalah jaro (penguasa) di beberapa daerah di Lebak. Haji Hamam bercerita dahulu beliau mempunyai kekuatan untuk bisa melawan sepuluh orang sekaligus bahkan beliau mengatakan bahwa badannya tidak mempan oleh tebasan golok. Ya itulah kehebatan jawara di sini. Jawara pada zaman dahulu merupakan orang yang piawai akan beladiri silatnya dan ditugaskan untuk menjaga kaum ulama dari serangan musuh pada saat itu. Pak Haji Hamam menceritakan bahwa nenek moyangnya dulu adalah seorang jawara yang melawan penjajah Belanda pada saat itu. Sekarang jawara dikenal sebagai penguasa lokal suatu daerah, di kampung Sitoko inilah saya tinggal bersama keluarga Jawara. Hampir setiap orang tunduk dan patuh pada perintah Pak Haji Hamam. Karakteristik masyarakat Lebak biasanya adalah mengikuti apa kata Ulama dan Jawara. Kalau Ulama dan Jawara sudah mentitah maka semua masyarakat akan mematuhi. Bahkan, secara politis kekuasaan Pak Haji Hamam menjangkau lebih dari kecamatan bahkan namanya sering diperhitungkan oleh para politisi di Lebak untuk mengerahkan masa pemilih saat pemilihan. Rumah Pak Haji Hamam adalah rumah satu-satunya yang terbuat dari gedung, rumahnya sangat besar dibandingkan rumah-rumah di sekelilingnya. Jikalau nanti anda bermain ke Sitoko pasti akan bisa mengenali di mana Rumah Jawara itu berada. Pak Haji Hamam bekerja sebagai bos emas di sebuah penambangan tradisional. Ketika pendapatannya dari emas melimpah, seketika itulah beliau bisa naik haji dan membangun rumah gedong. Saya merasa beruntung bisa tinggal bersama keluarga Jawara ini, Bapak Haji memastikan kepada setiap penduduk agar saya dipastikan keamanannya. Keluarga Pak Haji Hamam selalu baik kepada saya, setiap hari Umi Haji isteri dari Haji Hamam memasakkan dan menjamin makanan saya setiap hari. Selain itu, Bapak Haji Hamam adalah tokoh masyarakat yang terkenal kebaikannya, beliau yang memimpin masyarakat untuk ber-swadaya membangun sekolah. Pak Haji merelakan tanahnya untuk dijadikan bangunan sekolah. Bagi Pak Haji pendidikan di kampung Sitioko itu penting. Oleh karena itu beliau dipercaya sebagai komite sekolah. Ketika kedatangan saya di kampung ini Pak Haji Hamam merasakan kecocokan dengan visi dan misi yang dibawa Indonesia Mengajar. Oleh karena itu Pak Haji akan membantu sekuat tenaga untuk bisa memajukan pendidikan kampung Sitoko ini. Beberapa kali Pak Haji Hamam mengusahakan datangnya listrik ke kampung ini, bahkan beliau menggunakan kekuatan dan jabatannya untuk mendatangkan orang-orang PLN untuk mensurvey apakah bisa kampung ini masuk listrik. Itulah Haji Hamam yang terkenal kedermawanannya. Saya beruntung di sini, beliau adalah orang yang mempunyai akses genset yang bisa hidup tiap malam di rumahnya, walaupun terbatas hanya sampai jam sembilan malam. Dibandingkan dengan rumah-rumah lain yang tidak teraliri listrik pada malam hari karena ketidakberdayaan membeli genset apalagi untuk mebeli bensin setiap hari untuk hanya menyalakan listrik alhasil mereka selalu melewati malam dengan kegelapan. Saya tertolong dengan adanya listrik dirumah ini, saya tiap malam mempunyai jatah 3 jam untuk mencharge HP dan laptop. Ada kejadian dimana saat itu ketika malam saya ingin mencharger laptop lalu otomatis listriknya tidak kuat dan mati. Sejak saat itu saya tidak mencharger laptop lagi. Lebak, negeri seribu jawara. Ketidakberdayaan pendidikan sebenarnya akan bisa diatasi andai saja para jawara-jawara yang mempunyai kekuasaan ditempatnya mau mengunakan kekuatannya untuk pengembangan pendidikan sehingga Lebak tidak lagi lemah di tingkat pendidikannya. Usaha Haji Hamam jawara kampung Sitoko patut dicontoh oleh jawara-jawara lain.


Cerita Lainnya

Lihat Semua