info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Belum Merdeka

Eko Budi Wibowo 26 Juni 2011

Inilah kali pertama kali lagu Indonesia Raya dikumandangkan, anak-anak membawa bendera merah putih yang kemudian berkibar tertiup angin. Inilah lagu Indonesia Raya pertama kali terdengar ditengah kampung, diacara pembuka Samenan ini. Semua masyarakat berdiri dan mengikuti lagu Indonesia Raya. Merinding dan bulu kuduk berdiri ketika menggema Indonesia Raya, terekam ketika beberapa orang menitihkan air mata harunya. Teringat pengorbanan mereka mendirikan sekolah, teringat akan susah payah anak-anak mereka berjalan mencapai kampung sebelah untuk bersekolah, sekarang sudah berdiri Sekolah Dasar Negeri 2 Pasir Haur. Sebelum berdirinya sekolah ini, dahulu anak-anak harus berjalan menyusuri sawah dan hutan untuk datang ke kampung sebelah, jaraknya bisa menempuh satu jam lebih. Untuk usia anak-anak kelas bawah tentu akan terasa sulit, biasanya mereka baru dibolehkan sekolah ketika badannya cukup besar untuk melewati rintangan diperjalanan.

Hampir setengah murid di Sekolah itu merupakan anak-anak kampung Sitoko. Olehkarena itulah masyarakat swadaya membangun sarana sekolah supaya anak-anak mereka bisa mengenyam pendidika lebih baik. Hal itu sudah berlangsung puluhan tahun lalu, ketika Indonesia dikabarkan sudah merdeka. Hampir selama 66 tahun Indonesia Merdeka masyarakat disini baru bisa mendapat akses pendidikan. Seorang tokoh masyarakat dalam sambutannya mengatakan “Kampung ini belum merdeka, sudah lebih dari 66 tahun Indonesia merdeka masyarakat disini belum sama sekali tersentuh dengan listrik, jalan mencapai kampung ini sungguh luar biasa susahnya dan anak-anak Sitoko sebelum berdirinya sekolah ini menempuh perjalanan yang jauh menyusuri lembah dan sawah ke kampung lain dengan minimal selama satu jam perjalanan jalan kaki”.

Itulah kenapa akhinya banyak masyarakat yang saat itu menangis sedih terharu ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan oleh anak-anak SD, ternyata berdirinya Sekolah di kampung ini setahun yang lalu merupakan sebuah harapan besar untuk mereka merasakan pelunasan janji kemerdekaan bangsa. Sekarang dan 66 tahun Indonesia merdeka mereka belum mendapat akses listrik, kampung ini sudah lama merindukan datangnya listrik yang bisa menerangi ketika malam hari. Mereka mengatakan dan mengulang ulang kepada saya bahwa “kita belum merdeka”.

Merdeka adalah kondisi dimana masyarakat bisa merasakan apa yang seperti dirasakan oleh warga negara lain, akses sarana seperti listrik merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh negara. Kampung Sitoko sendiri adalah satu-satunya kampung yang belum terakses oleh kehadiran listrik diwilayah kecamatan Cipanas, posisinya yang susah dijangkau tidak memungkinakan pemasangan tiang-tiang listrik, beberapa kali tokoh masyarakat mengupayakan untuk mendatangkan listrik, namun butuh biaya yang besar ternyata untuk mendatangkan listrik ketempat ini. Tetapi apa fungsi negara ketika tidak bisa menjamin sarana umum untuk mayarakatnya. Selama ini masyarakat hanya bermodalkan genset-genset yang mereka pasang dengan bensin swadaya untuk menghidupkan listrik bebeapa jam saja, ketika lewat jam 21.00 kampung ini akan benar-benar gelap sama sekali tanpa penerangan.

Masyarakat swadaya membangun sarana pendidikannya sendiri saat itu, mereka sadar bahwa yang membuat semuanya menjadi gelap adalah tidak adanya ilmu yang menerangi, untuk itulah pembangunan sekolah dasar yang dilakukan swadaya oleh masyarakat merupakan langkah besar ditengah kealpaan negara. Kini harapan perubahan besar tertanam dimulai dari pembangunan sarana pendidikan, masyarakat merasa senang dan seakan mendapat bonus dengan kehadiran saya, saya dianggap sebagai berkah ketika sekolah belum lama terbangun dan hadirnya saya seakan Pemerintah memperhatikan keaadaan mereka. Saya datang atas nama negara saya Indonesia. Saya dikenalkan ditengah masyarakat banyak dikampung Sitoko sebagai guru muda yang akan mengajar setahun kedepan. Harapan besar tentunya ditanamkan kepada saya oleh mereka, saya diharapkan bisa menyampaikan aspirasi mereka kepada negara agar wilayah mereka diperhatikan, setidaknya dengan mendatangkan listrik.


Cerita Lainnya

Lihat Semua