info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Kompos Mentis

Dita Juwitasari 19 September 2014

Ada di penempatan membuatku harus kompos mentis. Menyadari sepenuhnya apa yang seharusnya dilakukan. Tidak terbuai pada ketakutan dan kecemasan-kecemasan yang berlebihan. Tidak selalu berasumsi dan berpikir terlalu panjang. Berdamai dengan diri sendiri terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan atau di pikirkan adalah salah satu pilihan yang paling tepat. Memperluas rasa nyaman terhadap hal-hal yang tidak biasa di lakukan adalah salah satu pencipta rasa nyaman.

Jujur, bukan hal mudah untuk beradaptasi disini. Awan mendung dan rintik hujan pernah menjadi saksinya. Tersudut pada rasa ketidaklayakan menjadi seorang Pengajar Muda. Merasa sangat di andalkan dalam banyak hal, padahal saya bukan siapa-siapa.

Tapi ini pilihan yang telah saya ambil bukan? Tidak pernah ada yang salah dengan apa yang telah di pilihkan oleh-Nya. Setiap pilihan akhirnya adalah pertanggungjawaban. Mungkin belum banyak yang sudah saya lakukan, tapi setidaknya saya sedang berusaha mempertanggungjawabkan pilihan saya.

Dan pagi ini mendapatkan sebuah amplop di atas meja saya di ruang guru, ternyata surat dari anak kelas VI, isinya begini :

“Ibu maafkan kalau kami sering membuat Ibu sedih, kami ribut di kelas, nilai kami jelek dan kami sering bebala (berantem). Kami sangat sayang sama Ibu, kami janji kami akan menjadi anak yang baik. Kami sangat senang ada guru Indonesia Mengajar di sekolah, kami jadi semangat untuk belajar dan  jadi tau hal-hal baru”

-Dari anak kelas VI yang sayang sama Ibu Dita Juwita Sari-

Hal sederhana yang tak pernah terbayang seperti ini yang selalu bisa membawa bahagia dan keharuan. “Terimakasih Nak, Ibu juga sayang sama kalian semua”

Yuk sama-sama terus menjadi pribadi yang lebih baik. Bukankah sekarang saatnya kita belajar? Semoga pertemuan dengan 9 purnama berikutnya bisa memberi lebih banyak, tak hanya iuran kehadiran namun bisa memberi makna dan arti terhadap hadirnya kita di antara merekan. Bila lelah berhentilah sejenak untuk sekedar menarik napas. Selalu semangat, biarkan keletihan itu letih mengikutimu.


Cerita Lainnya

Lihat Semua