Surat Untuk Ibu Gubernur

Dimas Sandya Sulistio 1 April 2012

Assalamu’alaikum wr.wb.

Perkenalkan buk, nama saya Khairunnisa. Umur saya 11 tahun, sekarang saya sudah kelas VI. Ibuk tau apa itu Khairunnisa? Khairunnisa artinya wanita yang baik. Nama saya berasal dari Bahasa Arab, karena ibu saya ingin waktu besar nanti saya menjadi anak yang baik. Cita-cita saya menjadi guru matematika dan menjadi orang muslim seperti ustazah. Karena ingin menjadi guru matematika, maka saya di sekolah paling suka kalau lagi pelajaran matematika. Rencananya kalau sekolah sudah tamat saya ingin melanjutkan ke pesantren.

Setiap hari kami pergi ke sekolah jalan kaki. Walaupun rumah saya jauh, saya senang pergi ke sekolah bersama teman-teman. Kalau lagi musim hujan jalannya becek... sekali. Licin lagi. Biasanya kami sering terjatuh dan sesampai di sekolah dengan mengenakan baju kotor, berlumpur. Di sekolah kami juga tidak ada toilet. Kalau buru-buru mau buang air besar kami harus lari-lari ke sungai. Sungainya jauh dari sekolah.

Sekolah kami juga sangat kekurangan buku. Kalau mau baca buku harus baca buku itu-itu aja. Setelah Pak Dimas menambah beberapa buku lagi kami senang sekali ada sedikit buku paket dan ada juga buku cerita. Saya ingin membaca buku dengan banyak, agar ilmu saya bertambah. Nah, walaupun nasib kami begini, kami tetap semangat ke sekolah. Kami mau setiap hari ke sekolah untuk mencapai cita-cita. Hore...

Disini juga tidak ada listrik buk. Walaupun gelap-gelap waktu maghrib, kami tetap semangat untuk mengaji dan hujan-hujanan kami tetap pergi ke masjid. Waktu minyak mesin sudah habis, kami dalam gelap di atas balai, tetapi kami tetap menghafal. Saya ingin terus mengaji karena ingin pintar dan jadi ustazah untuk membanggakan orang tua.

Sekian dulu ya buk surat dari saya. Senang berkenalan dengan ibuk.

Bilahitaufik wal hidayah. Wassalamua’alaikum wr. wb.

***

“Siapa yang sudah kirim surat untuk Ibu?”, tanya Ibu Darwati ramah.

Masih dengan malu-malu, Khairunnisa dan siswa-siswi lainnya dari SDN 25 Sawang, Dusun Dama Buleuen (Araselo), Aceh Utara, mengangkat tangannya satu persatu. Wajah mereka diliputi ketegangan sekaligus kekaguman, karena di hadapan mereka hadir seorang Ibu Gubernur. Rasanya masih lekat dalam ingatan mereka, tiga bulan lalu, saat ide ini pertama kali dilontarkan. Tidak ada satu pun dari mereka yang menyanggupinya. Mereka pikir, mana mungkin anak dusun seperti mereka bisa berkenalan dengan sosok seorang ibu pejabat.

Tapi saya selalu meyakinkan, bahwa kunci untuk menaklukan dunia ini berawal dari mimpi. Karena mengawali mimpi artinya memulai sebuah keberanian. Berani untuk bercita-cita, berani untuk keluar dari keterbatasan, berani untuk menembus batas. Tentu saja, mimpi tersebut bisa tercapai jika dibarengi dengan usaha dan doa. Kali ini kesempatan sudah dihadirkan. Berbekal kenalan dari seorang guru, saya dipertemukan dengan seorang wakil rakyat asal Sawang yang cukup dekat dengan Ibu Gubernur. Maka jadilah dua puluh pucuk surat untuk Ibu Gubernur saya titipkan padanya.

Dua purnama berselang, saya dengar Ibu Gubernur akan datang sambil melakukan kunjungan ke beberapa daerah termasuk ke Sawang. Tentu saja ini kabar yang menggembirakan untuk anak-anak. Meski sempat tertunda sebulan, akhirnya di bulan Desember ceria, sosok yang dinantikan itu benar-benar datang. Rupanya Ibu Gubernur tertarik mengunjungi Dusun Araselo, salah satunya karena membaca surat dari anak-anak. Beliau begitu penasaran dengan kisah yang disampaikan anak-anak tentang semangat mereka pergi ke sekolah.

Benar saja, saat kedatangan beliau cerita itu seolah menjadi kenyataan. Kendaraan iring-iringan Ibu Darwati tidak seluruhnya bisa sampai di SDN 25 Sawang. Sebagian diantaranya harus dijemput menggunakan motor atau bahkan berjalan kaki karena licinnya jalan menuju sekolah. Plus ada jembatan kayu reot yang sangat rawan untuk dilewati. Peluh keringat juga tampak di dahi Ibu. Namun ia tetap tersenyum ramah pada setiap anak-anak yang bersalaman padanya. Sesekali Ibu tampak termenung melihat kaki anak-anak yang bertelanjang tanpa sepatu, juga seragamnya yang lusuh. Tapi itu tak berlangsung lama, karena rupanya Ibu datang membawa hadiah untuk kami semua.

“Siapa yang kemarin cerita ke Ibu ingin punya buku-buku yang banyak?”, lanjut Ibu.

Kali ini anak-anak mengacungkan tangannya dengan semangat. Keceriaan itu lalu membuncah saat Ibu benar-benar membagikan kotak-kotak pada setiap anak berisi tas, buku, seragam, sepatu, kaos kaki, juga peralatan salat untuk sembahyang. Hari itu tanpa disengaja, Ibu juga sekaligus meresmikan perpustakaan kecil yang baru saja kami rintis. Berbekal buku-buku dari para Penyala harapan anak-anak di seluruh Indonesia, ditambah buku-buku dari Ibu Gubernur, kini ada sekitar ratusan buku yang berjajar rapi di perpustakaan kami. Bagi anak-anak buku layaknya krayon yang memberi warna di hari-hari mereka. Kini mereka senang ke perpustakaan setiap istirahat dan pulang sekolah.

Persahabatan dengan Ibu Darwati juga tak berhenti sampai di situ. Saat Ibu ada kegiatan kunjungan ke Kota Lhokseumawe, saya kemudian menitipkan surat dari anak-anak berisi ucapan terima kasih kepada Ibu Darwati. Masa baktinya memang tidak lama lagi. Tapi saya berharap semoga silaturahmi antara anak-anak dengan Ibu bisa tetap terjalin. Karena kedatangan beliau telah menjadi inspirasi untuk mereka. Bahkan ada anak yang cita-citanya ingin menjadi Ibu Gubernur. Lucu sekali memang. Hingga suatu hari, Ibu  mengirimkan pesan singkat kepada saya bahwa ia telah membaca surat anak-anak dan membalasnya melalui kolom surat pembaca di media massa. Sebuah balasan surat dari seorang Ibu Gubernur untuk anak-anak SD 25 Sawang yang berani bermimpi.

***

Surat Cinta untuk Anak Masa Depan

Awalnya, Ibu ingin membalas surat kalian dengan tangan Ibu sendiri. Namun, apa daya. Karena itu, melalui surat ini Ibu ingin menyatakan terima kasih untuk surat kalian semua, murid SD Araselo, Sawang. Semua surat sudah Ibu baca, Ibu sangat terharu. Kalian masih ingat Ibu, itu sangat bermakna. Bagi Ibu, persaudaraan adalah segalanya. Sekali lagi, Ibu sangat berterima kasih.

Melalui surat ini Ibu Ingin berpesan agar kalian semua belajar yang rajin. Jadilah murid-murid yang bisa membanggakan sekolah kalian. Jadilah anak yang membahagiakan orang tua kalian. Jadilah generasi yang membanggakan gampong, daerah, dan Aceh. Kalian semua, dan juga anak-anak Aceh lainnya di semua sekolah adalah calon pemimpin Aceh masa depan. Di tangan kalianlah wajah Aceh ke depan akan ditentukan.

Untuk kalian ketahui semua. Di hati Ibu ada cinta untuk kalian semua, anak-anak Aceh. Cinta Ibu pada kalian sama besarnya dengan cinta Ibu pada anak-anak Ibu. Harapan Ibu pada anak sama dengan harapan Ibu pada semua anak Aceh. Ada banyak sekali harapan di hati Ibu pada anak-anak Aceh. Karena itu, ada banyak hal yang ingin Ibu lakukan pada kalian.

Memang, posisi Ibu sekarang tidak seperti dulu. Tapi itu tidak mengehentikan mimpi Ibu untuk memperhatikan kalian semua. Pasti ada banyak jalan yang diberikan Tuhan, jika di hati kita ada banyak cinta dan kasih. Karena itu, Ibu yakin, Ibu akan tetap bisa bersama-sama kalian untuk mewujudkan kerja-kerja di bidang pendidikan, kesehatan, dan lainnya.

Ibu percaya, doa semua anak-anak Aceh akan dikabulkan manakala kita semua percaya pada kebajikan. Segala sesuatu yang kita kerjakan dnegan niat baik maka hasilnya akan baik pula. Dan Ibu, ingin melakukan sesuatunya dnegan penuh kasih karena itulah yang bisa dan mungkin Ibu lakukan.

Sekali lagi, terima kasih untuk surat kalian semua untuk Ibu. Semua surat Ibu simpan dengan baik, dan lebih lama utama sudah Ibu simpan di dalam hati Ibu. Teruslah belajar dengan rajin dan marilah menjadi anak-anak yang membanggakan. Jika suatu kerika kita bertemu, Ibu ingin menjadi seseorang yang tersenyum karena melihat kalian semua sudah menjadi pemimpin Aceh yang membanggakan.

Salam cinta dan sayang dari Ibu untuk kalian semua,

Darwati A. Gani.


Cerita Lainnya

Lihat Semua