info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Ikhlas = Bahagia

Diastri Satriantini 8 Agustus 2011

Hari ini saya bersyukur sekali.

Hari ini saya bisa mengajar dengan hati ringan, have fun, dan bahagia, setelah selama 2 minggu sebelumnya cukup stres dan merasa terbebani saat berjalan menuju ke sekolah tiap harinya.

What has changed?

Well, I let go.

Saya ikhlas.

Saya tidak lagi menuntut diri sendiri terlalu keras, tidak lagi menuruti kata hati yang perfeksionis.

Kalau memang di kelas saya ada 12 anak yang belum bisa baca tulis (that’s right, 12! Not 5, not 6, but 12 students!), ya mau bagaimana lagi.

Kalaupun memang saat saya menerangkan di depan kelas setiap harinya hanya 6 anak yang bisa memahami saya mengajar Matematika, ya mau bagaimana lagi.

Mereka tidak bisa baca-tulis, bahkan belum hafal urutan angka.

Saya tentu tidak bisa menyulap mereka jadi bisa lancar baca-tulis dalam waktu semalam, atau seminggu sekalipun.

It will take time.

Yang penting sekarang adalah bagaimana saya bisa tekun menuntun mereka belajar baca-tulis dengan telaten setiap les malam hari.

Yang penting sekarang saya sudah siap dengan program mengajar selama satu semester, sudah siap dengan jadwal dan target-target penyampaian materi.

Yang penting sekarang adalah bagaimana saya memastikan bahwa keenam siswa kelas 5 yang sudah bisa baca-tulis-hitung itu mampu memahami materi pelajaran yang saya sampaikan.

Sementara yang 12 anak sisanya... well... *sigh* I’ll try hard to help them catching up, and then we’ll see...

 

Keputusan saya untuk bersikap begini sebenarnya juga tidak terlepas dari perdebatan dalam diri sendiri.

Mau saya, saat saya menerangkan suatu materi di depan kelas, maka seluruh siswa di kelas tersebut harus mengerti.

Namun, dengan kondisi siswa yang seperti sekarang ini, prinsip tadi justru membebani saya secara mental dan psikologis.

Akibatnya?

Saya tidak enjoy mengajar.

Saya tidak having fun mengajar.

Gawatnya lagi, murid-murid saya bisa merasakan apabila saya sedang bad mood.

Dan celakanya saya bad mood terus sepanjang seminggu kemarin.

Because I was too hard on myself.

Because I did not let go.

 

Alhamdulillah, today was great.

I was happy.

And I will continue it.

I will be teaching happily.

I will have fun! :)


Cerita Lainnya

Lihat Semua