"ANBK Penuh Semangat"
Desy Putriana 29 Oktober 2024
Mengingatkan guru-guru SDN 13 Kemboja untuk melaksanakan ANBK (Assesment Nasional Berbasis Komputer) menjadi tugas pertama saya ketika menjadi Pengajar Muda di SDN 13 Kemboja. Bagaimana tidak, ANBK tahun ini hampir tidak terlaksana, karena kurangnya perhatian dari kepala sekolah dan guru yang menjadi penanggung jawab ANBK tersebut.
Karena keterbatasan fasilitas seperti komputer dan sinyal yang memadai kami harus menumpang untuk melaksanakan ANBK di SMAN 2 Pulau Maya. Satu bulan sebelum pelaksanaan ANBK saya mengajak salah satu guru untuk melakukan konfirmasi kepada pihak SMA sebagai tempat untuk melaksanakan ANBK tahun ini, syukurlah semua berjalan dengan lancar dan kami cukup menyiapkan beberapa berkas persyaratan dan solar yang digunakan untuk menghidupkan genset. Di Desa Kemboja listrik hanya akan menyala pada malam hari, sehingga untuk melaksanakan ujian komputer di siang hari kami menggunakan genset.
Siswa kelas 5 yang akan melaksanakan ujian berjumlah 14 orang, anak-anak ini sangat bersemangat sekali untuk melakukan ujian komputer. Mengunakan komputer adalah hal yang baru bagi mereka. Menjelang ujian, saya melakukan assement kepada mereka untuk mengetahui tingkat pemahaman literasi dan numerasi. Beberapa anak masih membaca dengan cara mengeja dan sulit untuk memahami isi dari teks bacaan. Sedangkan, untuk Tingkat numerasi anak-anak masih sulit memahami soal cerita. Melihat hal tersebut, saya mengajak mereka untuk mengadakan jam tambahan belajar setelah pulang sekolah, tentu saja mereka sangat bersemangat. Saya cukup kaget dengan semangat mereka, kami akan belajar sepulang sekolah pukul 14.00, pukul 13.58 anak-anak ini sudah mengetuk pintu kamar saya untuk segera memulai belajar, semangat sekali ya biak-biak (Anak-anak) ini. Dua hari sebelum ANBK dilaksanakan, empat siswa kelas 5 tidak masuk sekolah. Pulang sekolah saya mampir kerumah siswa tersebut untuk mengingatkan orangtuanya agar mengantarkan anaknya ke lokasi ujian.
ANBK berlangsung selama 2 hari, pada tanggal 28-29 Oktober 2024. Sayangnya, saat itu guru yang menjadi penanggung jawab ANBK, Bu Suri tidak bisa hadir. Saya cukup kebingungan dan mengajak guru lainnya untuk menemani saya dan anak-anak ujian ke SMA. Syukurlah ada Ibu Rantan, Bu Maya dan Pak Alam yang akhirnya menemani saya dan anak-anak di lokasi ujian. Saya memberitahu anak-anak untuk datang ke lokasi ujian pukul 07.00. 06.45 saya sudah sampai di lokasi ujian, ternyata anak-anak ini sudah berkumpul “Kamek datang jam 6 buk, dak sabar main komputer”, semangat sekali anak-anakku ini. Usai mengerjakan ujian meskipun banyak soal yang sulit, mereka senang bisa menyelesaikan ujian dengan baik, ternyata soal ujian tersebut mirip dengan soal yang kami kerjakan saat belajar usai pulang sekolah. Saat pulang beberapa anak tidak dijemput oleh orangtuanya, mereka bilang ingin jalan kaki saja pulangnya dengan jarak yang cukup jauh sekitar 4-5 Km dari rumah mereka. Akhirnya, saya mencari tumpangan warga yang punya motor roda tiga, syukurlah ada warga yang bersedia mengantar kami untuk pulang siang hari itu.
Dengan banyaknya keterbatasan, mulai dari fasilitas sekolah, akses transportasi, media belajar dan tenaga pendidik. Semangat belajar anak-anak ini tidak pernah padam, tentunya tidak luput dari dukungan guru yang masih tulus dan sabar untuk selalu membersamai mereka.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda