Kalian Pasti Bisa Nak!

kampung Ciangin pun tiba, mengapa diberi nama ciangin dugaan saya karena lokasi kampung tersebut berada di punggungan bukit dan apabila angin berhembus, angin akan sangat terasa menyejukkan. Di Ciangin terdapat sebuah tempat bernama “Lukisan” tempat dimana kita dapat memandang haparan sawah, ladang, hutan, bukit – bukit dan beberapa gunung yang menjulang. Hamparan tersebut terlihat sangat jelas  dalam kejauhan. “Ini ciptaan siapa anak – anak? tanyaku sambil terus menatap “Lukisan”. anak – anak saya pun menjawab sambil takjub akan ciptaan Allah SWT.

Tak puas memandang dari tepat yang satu kami mencari tempat lain yang lebih tinggi, dan ibu guru bersama anak-anak pemberani menaiki sebuah tempat yang lebih tinggi. Awalnya anak – anak mengatakan “ngak mau ah bu, ngak bisa” mendengar perkataan pesimis anak – anakku, saya menaiki jalan tanah yang curam tersebut dan berhasil sampai kedataran yang lebih tinggi sambil berteriak “dari sini pemandangannya lebih indah nak” satu persatu anak – anak ikut menaiki tebing tersebut. “Hati – hati nak, ayo kita saling kerja sama, pegang tangan ibu dan naik lah” dan semua anak – anak saya akhirnya naik. Dari hal tersebut saya menyadari bahwa anak – anak saya naik bukan karna saya membantu mereka menaiki tebing tersebut namun karena keyakinan mereka. Saya hanya membantu mereka menumbuhkan keyakinan untuk sampai diatas, bukit tersebut.

“Anak – anak yakinkan diri kalian, bahwa cita – cita bukan hanya sebatas mimpi, mari raih cita – cita dengan kemauan, berdoa dan usaha,  Kalian Pasti Bisa!”