Keti Sibuk Sendiri

De Rizky Kurniawan 14 Januari 2017

Susan Kristina Ayomi atau biasa dipanggil Keti (baris pertama urutan kedua dari kiri), adalah salah satu murid kelas enam yang sudah saya ajar kurang lebih selama tujuh bulan. Setiap sore keti, dengan baju bergambar Stefan William bertuliskan 'AnakĀ  Jalanan', rajin datang ke sekolah untuk les atau sekedar bermain dengan saya, padahal rumah Keti terbilang cukup jauh dari sekolah, butuh setengah jam mendayung. Sempat Keti bercerita kepada saya, mengapa ia rajin datang ke les yang saya selenggarakan, "Sa tara mengerti Pa Guru pu pelajaran tadi siang." Saya kaget dengan alasannya, karena memang setiap datang ke sekolah Keti selalu sibuk sendiri.

Setiap pagi Keti selalu datang ke sekolah bersama dua adiknya, Mira dan Marina, tidak hanya membawa alat tulis Keti juga selalu membawa beberapa helai daun kelapa, kalo pun dia tidak datang membawa daun kelapa, Keti selalu menyempatkan diri pergi ke belakang sekolah untuk memetik beberapa daun kelapa. Ketika saya bertanya knapa ia membawa daun kelapa tersebut, dia hanya menjawab "ah tara ada Pa Guru".

Saya baru mengetahui alasan mengapa Keti membawa daun kelapa ke sekolah saat jam pelajaran dimulai, ketika saya mulai menjelaskan suatu materi, mata Keti memang fokus melihat saya, tetapi tidak dengan tangannya, tangannya sibuk mengotak-ngatik daun kelapa tersebut untuk menjadi mahkota, bola, atau kerajinan lainnya. Melihat apa yang Keti lakukan, mengingatkan saya pada mayoritas remaja SMA di zaman saya, yang selalu fokus melihat gurunya menjelaskan sesuatu, tetapi tangan mereka sibuk sendiri mengetik suatu pesan pada handphone qwerty yang sedang hype pada saat itu.

Sempat beberapa kali saya secara tiba-tiba bertanya pada Keti mengenai materi yang sedang dibahas, dia tidak terlihat terkejut namun dengan santai dan percaya diri menjawab "ah tara tau Pa Guru". Sempat saya merasa sedikit sebal atas perilaku Keti, tetapi mungkin ini hanya karma atas apa yang saya lakukan saat SMA, mungkin guru saya di masa lalu sama sebalnya dengan perasaan saya saat mengajar Keti.

Akhirnya tercetus ide agar saat belajar tidak hanya Keti yang sibuk sendiri, tetapi seluruh murid kelas lima dan enam termasuk saya ikut sibuk bersama Keti. Saya minta anak-anak murid saya untuk membawa daun kelapa saat pelajaran SBK, dan karena saya tidak terlalu mahir mengolah daun kelapa menjadi benda yang menarik, saya minta Keti untuk menjadi guru sehari, mengajari anak murid lain termasuk saya mengolah daun kelaoa menjadi mahkota, Keti dengan senang hati melakukannya, mungkin ini ajang Keti unjuk gigi juga.

Bak seorang guru, Keti berkeliling kelas untuk memeriksa hasil pekerjaan murid lain, ketika murid lain kesulitan, mereka tak segan memanggil Keti "Keti, bantu sa boleee", begitu juga saat saya mengalami kesulitan. Saat berkililing Keti selalubmembaea hasil oekerjaannya sambil berkata "lihat, ini mudah to?". Sekali lagi saya belajar untuk merendahkan diri dan tidak merasa digurui, bahkan oleh siswi kelas enam yang selalu sibuk sendiri


Cerita Lainnya

Lihat Semua