info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Karena semua anak adalah bintang, semua anak berhak sekolah!

Corry Yanti Manullang 21 April 2014

Lala, si hitam kulit dan keriting rambut yang perkasa. Aku begitu terkejut ketika memandikannya di hari ke empat kebersamaan kami. Ternyata dia seorang gadis bukan perjaka! :p). Hidup gadis kelahiran 2005 ini sangat layak diangkat jadi sebuah sinetron stripping yang panjang, mungkin  bisa ngalahin panjangnya episode tukang bubur naik haji kali! Bukan tipu-tipu, memang begitulah adanya.. Komsumsi obat yang terlalu banyak saat Lala masih di kandungan mengakibatkan Lala terlahir autis. Hingga saat ini Lala tidak tahu siapa ayah biologisnya, pernah bertemu dengan ibunya tetapi justru memanggilnya mama bibi. Ya karena Lala tidak diasuh ibunya, melainkan dengan seorang nenek dan juga keluarga bapatuanya.

Lala tinggal dengan keluarga besar, ada nenek, bapa tua, mama tua serta sepupu-sepupunya. Sejak kecil, Lala sudah mengerti rasanya  : harus diam ketika orang lain minum susu dan kamu tidak, bahkan sekalipun kamu mau sekali susu itu, ketika ada kue di meja semua orang bebas mengambil kue itu tetapi ada juga yang tidak bebas, Lala sudah mengerti itu. Lala juga mengerti rasanya ketika 2 orang melakukan kesalahan yang sama, tetapi satu mendapat hukuman dan yang satu tidak mendapat hukuman.

Begitu juga dengan sekolah... Dengan kondisi autis, tidak ada yang pernah terpikir bahwa Lala juga bisa sekolah. Hal ini semakin membuat Lala terasing. Saat anak-anak seusianya sekolah, dia harus di rumah saja. Sang nenek justru memberi pertanyaan : “memangnya Lala bisa sekolah?” ketika aku tanyakan kenapa Lala tidak sekolah. Suatu malam, aku menanyakan Lala : “Lala, mau sekolah tidak?”. Dengan mata berbinar, Lala bergirang : “sekolah?”. Ekspresi paling bahagia dari Lala tidak bisa membohongi jika dia ingin sekolah. Ingin mengalami bahagianya memakai baju seragam. Akhirnya, malam itu juga aku memutuskan untuk memperjuangkan mimpi Lala untuk sekolah.

Tadinya aku berpikir jalan akan mulus.. Apalagi sang nenek juga tidak ada halangan.. namun, ternyata tidak mudah dengan pihak lain. Sekolah PAUD yang awalnya jadi tujuan pertama menolak kehadiran Lala.. Pihak sekolah tidak bersedia menerima Lala dengan kondisi demikian! Berbagai pendekatan coba dilakukan, dan wowww mental semua... tetapi kami harus menerimanya dengan lapang dada. Akhirnya lobbi selanjutnya adalah sekolah SD! Syukurlah tidak ada halangan yang berarti..

Namun kerikil belum bersih, hingga akhirnya Lala bisa diterima di SD, masih ada saja hambatan yang ingin mematahkan semangat untuk berhenti saja. “untuk apa Lala sekolah, bikin ribut saja...”, “anak begitu sekolah, mau bikin apa?”’. Dan untuk semua itu aku menutup kuping rapat-rapat.. Bahkan ketika kata-kata itu datang dari orang terdekat Lala...

Hari-hari berlalu, akhirnya Lala sekolah juga pada tanggal 12 Agustus 2013.. Ekspresi pertama dia memakai pakaian seragam tak akan pernah aku lupa. Tidak ada sepatu, baju serba kebesaran, bahkan roknya harus dipegang dengan tangan supaya tidak melorot. Ternyata Lala memakai baju sepupunya yang baru saja tamat SD tahun ini. Namun seragam baru atau tidak menjadi masalah, yang paling penting adalah bahagia telah dapat ijin masuk sekolah. lagipula, setelah menjual sayur-sayur dari hasil kebun, nenek Lala bisa membelikan sepasang seragam yang baru beberapa bulan kemudian.

Bahagia rasanya memberikan senyuman di wajahnya... Di hari pertama Lala sekolah, aku berdoa Lala mendapat sesuatu yang baik dari sini. Tujuan utama bukan untuk baca tulis apalagi dapat nilai bagus tapi setidaknya Lala tahu rasanya bagaimana berteman, bersosialisasi, menaati perintah guru, bangun pagi untuk mandi, pakai baju sekolah.

Sekarang Lala sudah dapat membaca kartu bergambar. Aku bersyukur mendapat pelatihan menggunakan Flash Card dari Ibu Irene di Camp pengajar Muda. Binar mata bahagia selalu terpancar dari bola mata Lala tiap kali aku memegang flash card. Binar sepasang bola mata yang akan selalu kurindukan.

Lala memang sangat hebat dalam menghafalkan setiap card yang aku berikan. Lala menyimpan semua kata dengan rapi dengan ikatan yang sangat kuat dalam memori panjangnya. suatu ketika aku mengujinya dengan membuka kartu-kartu yang sudah lama tidak kami mainkan, dan aku terpana ketika Lala masih mengingatnya dengan sangat baik.

Kemampuan Lala dalam merekam juga sangat baik dalam hal menari. Pasang saja sebuah video 'dengan gaya se-nyentrik apapun, biarkan Lala memperhatikan dengan baik. Lalu matikan layar dan biarkan Lala menikmati musik dengan hentakan kaki dan tangannya. Menawan sekali!

ya, itulah Lala dengan segudang cerita sinetron dalam hidupnya.


Cerita Lainnya

Lihat Semua