info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Do'a Sederhana

Casim 29 Juni 2015

Perayaan peringatan Hari Kemerdekaan (17 Agustus 2014) berlangsung meriah diseluruh nusantara raya, begitupun kami disini di pelosok bumi sriwijaya ikut merasakan kemeriahan perayaan tahunan tersebut. Tahun ini menjadi tahun yang berbeda dan penuh makna bagi saya dalam memperingati Dirgahayu Indonesia. Pada saat perayaan kemerdekaan,kecamatan tempat saya bertugas(Kecamatan Lubai Ulu) mengadakan kegiatan lomba gerak jalan untuk para pelajar se-kecamatan. Berawal dari niat yang sederhana, ingin mengajak murid-murid saya mengikuti lomba ini supaya menambah kawan bagi mereka, kenal dengan murid-murid SD di luar sana dan tentunya menambah pengalaman serta menambah cerita hidup mereka. Semenjak sekolah kami berdiri, para siswa belum pernah mengikuti lomba gerak jalan diperayaan peringatan Dirgahayu RI lingkup kecamatan, baru tahun inilah kami mengirimkan perwakilan peserta untuk mengikuti perlombaan gerak jalan tingkat kecamatan. Semangat para siswa terlihat saat pertama kali berkumpul menyiapkan atribut-atribut pendukung dan melaksanakan latihan hari pertama. Persiapan dan latihan yang kami lakukan hanya dalam waktu satu minggu dan semangat para siswa tidak pernah berkurang.

Setelah mengadakan upacara peringatan Dirgahayu RI yang ke 69 bersama warga dan para wali siswa, di sekolahan mengadakan berbagai perlombaan seperti biasanya ada lomba balap karung, balap lari dan mancing botol. Ternyata perlombaan yang diadakan di sekolah tidak mengurangi semangat para siswa untuk mengikuti lomba gerak jalan di kecamatan. Waktu yang dinanti pun akhirnya tiba, 21siswa bersiap-siap untuk berangkat ke kecamatan mewakili sekolah. Kami diantar menggunakan mobil yang hanya mampu mengangkut 14 siswa,selebihnya diantarkan oleh orang tua dan kakaknya, saya pun ikut bersama rombongan bermotor. Kami yang menggunakan motor tiba di lokasi lebih dulu, tidak lama setelah tiba di lokasi, saya mendapat kabar dari pak sandi (rekan pengajar di SD N 31 Lubai) bahwa mobil pak cipto mengalami kerusakan (rem nya blong), berhubung waktu pelaksanaan segera dimulai, rombongan bermotor kembali menjemput siswa lainnya yang berada di dalam mobil pak cipto, dan alhmadulillah semua anggota team SD kami tiba di lokasi dengan selamat walau sedikit terlambat.

Kami mulai bersiap-siap,murid-murid berbaris dan mempersiapkan semua atribut yang akan digunakan. Beberapa team dari SD lain mengadakan latihan sebelum pemberangkatan dan hal itu membuat murid saya merasa minder, malu dengan atribut yang lebih sederhana di banding peserta lain, malu dengan baju yang mereka gunakan terlihat lebih kucel dari siswa SD lain, bagi kami mengenakan baju lecek sudah menjadi hal biasa dikarenakan tidak ada listrik di desa kami sehingga tidak lagi berguna benda bernama setrika.

“Pak Guru mereka bagus-bagus yah bajunya, gerakannya juga bagus….” Ujar Rahman

“Pakaian mereka bolehlah lebih baik….gerakan-gerakan formasi mereka bolehlah labih bagus, tapi bapak melihat ada satu hal yang luar biasa dari kalian, yaitu SEMANGAT, semangat kalian yang luar biasa mengantarkan kita bisa berdiri di tengah lapangan ini, semangat kalian untuk melewati jalanan rusak yang bikin mabuk kan?”

“Ayok sekarang kita sama-sama berdoa semoga Allah SWT selalu menjaga SEMANGAT kita” dan kami pun menundukkan kepala memanjatkan doa

 Saat itu doa yang saya panjatkan pun hanya sebuah doa sederhana,

“ya Alloh tunjukkan kepada murid-muridku bahwa doa adalah penguat usaha yang telah kami lakukan selama ini”.  

Satu per satu para peserta dipanggil untuk mulai berjalan, dan kami pun masih harus menunggu karena mendapatkan nomor urut 28 dari 30 team yang mendaftar. Tibalah giliran kami berjalan dan nampak wajah gugup berbaris rapi dipimpin rahman sang pemimpin cilik. Rute perjalanan yang harus ditempuh cukup jauh, namun tidak mengurangi semangat para peserta begitu pula semangat murid-murid SD N 31 Lubai. Sang matahahari dengan sombongnya menyorotkan panas teriknya, namun kami pun tetap berjalan dengan semangat seolah-olah sedang beradu kekuatan dengan teriknya panas matahari.

“Pak Guru sepatu saya meleleh”ujar heru

Pantas saja sepatu heru yang usang pun meleleh, hari itu langit memang begitu cerah, panas terik pun membakar jalanan aspal. Walaupun sepatunya meleleh, menyerah kalah oleh teriknya sinar matahari dan keringatpun tak lagi bisa ditahan, mengucur membahasi kulit kami, itu semua tidak menyurutkan semangat kami untuk terus melangkah. Alhamdulillah kami berhasil mencapai finish dan setiap formasi ditampilkan dengan lancar di depan penonton dan dewan juri.

Tibalah saatnya pengumuman pemenang lomba, urutan pemenang disebutkan dari mulai juara harapan sampai juara inti. Satu persatu SD lain dipanggil sebagai juara dan tak disangka ternyata saat pengumuman juara satu, SD kami dipanggil sebagai pemenangnya dan alhamdulillah team kami lolos sebagai juara. Saat itu Tuhan benar-benar membuktikan bahwa kekuatan doa mampu menyempurnakan usaha yang dilakukan dengan kesungguhan. Kejadian ini memberi pelajaran murid-murid saya yang awalnya merasa minder dan malu ternyata bisa tampil sebagai juara karena usaha yang sungguh-sungguh yang disertai doa, semangat mereka dan perjuangan mereka membuahkan hasil.

Terimakasih ya Tuhan, niat kami yang sederhana dan doa kami yang sederhana memberikan pelajaran yang luar biasa.

“Pakaian mereka boleh jadi lebih rapi, gerakan mereka boleh jadi lebih bagus, tapi ada 1 hal yang luar biasa dari kalian, yaitu SEMANGAT kalian yang mampu mengalahkan kesombongan terik matahari sekalipun”


Cerita Lainnya

Lihat Semua