Proyek Rp 25.000,-

Cantika Marlangen 6 September 2010

Dalam pelajaran IPS kali ini, kelas V membahas tentang Kegiatan Ekonomi. Sebuah proyek pun diluncurkan oleh sang guru bagi mereka : Proyek Rp 25.000,-

 

Seperti judul proyeknya, sang guru menantang keenam anak kelas V untuk menghasilkan uang sebesar Rp 25.000,- dengan hasil keringat mereka sendiri. Mereka diharuskan untuk berdiskusi bagaimana caranya menghasilkan uang sebesar itu. Mereka juga diwajibkan untuk menyusun strategi dan target penjualan. Apakah terlalu rumit bagi kepala anak SD kelas V? Mari kita lihat.

 

Hal pertama yang harus dilakukan dalam melaksanakan tugas berkelompok adalah memilih pemimpin. Seperti kata sang guru kepada para murid, ‘Kapten tim bertugas untuk : 1) memimpin jalannya diskusi kelompok, 2) menyusun laporan kegiatan kelompok, dan 3) menyimpan uang hasil penjualan.’

 

Di desa ini hanya ada satu warung. Segala barang dijual di warung itu: mulai dari bensin campuran sampai manik-manik gelang, dari gula subsidi Malaysia sampai snack kaya pewarna. Tampil sebagai kapten adalah Rika, anak pemilik warung yang saban hari menggantikan ibunya untuk berjualan. Dengan percaya diri dia berkata, ‘Kami bisa Bu dapat duit segitu!’ Teman-teman yang lain tampak terperangah dengan kepercayaan diri Rika dan ikut tertular semangatnya. Hanya saja, menurut pandangan pribadi sang guru, yang membuat mereka semangat sebenarnya adalah kalimat Rika selanjutnya, yaitu: ‘Ssssst!! Nanti aku paksa Bapakku untuk beli dagangan kita. Kian (kalian) tenang aja!’

 

Bagian kedua, yang menurut sang guru adalah bagian yang paling krusial, adalah diskusi kelompok. Kapten terpilih harus menentukan jenis usaha apa yang mereka jalankan, target penjualan harian, sasaran penjualan, dan strategi penjualan. Beragam ide pun bermunculan dari diskusi khas anak-anak, mulai dari usaha jualan kue gelang (‘Bu, modalnya dari Ibu kan ya?’) hingga usaha cabut bulu (entah bulu apa dan siapa).

 

Sebagai guru, dengan susah payah ia harus menyetir tiap ide itu menjadi ide yang matang dan terencana. Misalnya, untuk usaha cabut bulu, sang guru dengan enteng bertanya, ‘Kalian mau cabut bulu apa?’ yang dijawab dengan ‘Bulu ketek!’ Oke, jawaban yang masuk akal. Pertanyaan enteng berikutnya adalah, ‘Bulu ketek siapa?’ yang dijawab dengan, ‘Bulu ketek Ibu!’

 

Singkat cerita, terkumpullah beberapa jenis usaha yang akan dijalankan oleh murid-murid kelas V :  

  1. Jasa pijat – Rp 5.000,-/jam. Tapi kalau 5 menit Rp 2.000,-
  2. Jual ikan – Rp 5.000,-/kilogram
  3. Jual buah terap – Rp 5.000,-/3 buah
  4. Jual rambutan – Rp 5.000,-/kantong
  5. Jasa bersih-bersih rumah (mencuci baju, menyapu, mengepel, cuci piring, masak nasi, dan masak sayur) : Rp 5.000,-/rumah
  6. Peraturan: TIDAK BOLEH NGUTANG 

 

Apakah kelas V berhasil mengumpulkan Rp 25.000,- dalam satu minggu? Berapa ketek yang menjadi korban? Kita tunggu cerita selanjutnya!


Cerita Lainnya

Lihat Semua