Malam Ini, Rumah Itu Benar-benar Indah
Cantika Marlangen 6 September 2010Malam ini, rumah itu benar-benar indah. Indah karena anak-anak kembali berkumpul, tanpa disuruh, tanpa diminta, apalagi diteriaki oleh para Mamak mereka untuk belajar.
Di satu sudut rumah, Tuti dan Rustam sedang kuis IPS: kerajaan Hindu-Buddha. Secara bergantian, mereka memberikan soal kepada lawannya untuk dijawab. Terdengar suara Rustam yang terpatah-patah membacakan soal untuk Tuti, 'Mata pencernaan rakyat Kerajaan Tarumanegara adalah...'
Di sudut rumah lainnya, sang guru dan beberapa anak lainnya duduk mengitari dua buah pelita. Cahayanya yang terang kadang bergoyang jika disapu angin. Angin memang sering menyambangi mereka, terutama sekarang, menjelang musim hujan.
Satu anak sedang sibuk menghitung, berapa kiranya satu jam ditambah dua puluh lima menit. Dua anak lainnya sedang sibuk beradu mulut, 'Ini pulpenku!' 'Bukan, ini pulpenku.' 'Pulpenmu yang ini.' 'Tapi daritadi aku nulis pakai bolpen ini.' Satu anak lagi mendekatkan buku soalnya persis ke depan hidung sang guru sambil merengek, 'Bu, yang ini gimana caranya?'
Dan sang guru, yang sudah menjelma menjadi guru mereka selama tiga bulan terakhir, meningkahi keramaian tersebut dengan jawaban kira-kira seperti ini, 'Pencaharian, bukan pencernaan, Rustam!' Mentang-mentang tadi siang belajar sistem pencernaan manusia, lalu pencaharian dibaca jadi pencernaan. Rustam terkekeh lalu memperbaiki bacaannya, 'Mata pencaharian rakyat...' yang segera dipotong Tuti, 'Pertanian dan perdagangan!'
Tanpa jeda, sang guru melanjutkan, 'Di tempat pensilku masih ada bolpen hitam, kamu pakai yang itu aja Nak, daripada PR-nya ga selesai-selesai. Desi, perhatikan soalnya baik-baik ya, itu jawabannya diminta dalam bentuk menit. Kamu ubah dulu jam-nya dalam bentuk menit. Rika, itu coba kamu baca dulu soalnya baru nanya, caranya sama dengan soal yang baru saja kamu kerjakan.'
Dan langsung anak-anak itu berebut membalas, alhasil beginilah jadinya yang sang guru dengar, 'TapiakugangertigimanacaranyabuinisiAldagabawapenbudiangakubawapengimanacaranyagantijamjadimenitbubuibuibuibuJayakatwangitujahatyabuuuuu...'
Semoga Tuhan menurunkan anugerah-Nya malam ini kepada anak-anak yang membuka hatinya untuk pengetahuan baru.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda