Belajar dari Semuat
Budiman 2 Agustus 2012Pagi rabu itu, ada kejadian yang menarik. Anak-anak melihat sebuah sarang semut, di lantai teras yang sudah berlubang depan kelas mereka yang biasanya penuh dengan kotoran mbe e (kambing dalam bahasa bima). Hari itu masih dalam suasana pesantren kilat yang baru pertama kali diadakan di sekolah. Mereka melihat secara seksama dan saling berkomentar dengan bahasa Bima. Melihat anak-anak berkumpul dan membicarakan sesuatu Saya pun mendekati mereka.
Sedang apa kalian? tanyaku
Ini bapak ada semut yang membuat sarang di lantai nii, mereka mengeluarkan batu dari dalam lantai. Jawab Sadalin murid kelas 5. Mengapa mereka bisa ya pak? Batu yang dibawa lebih besar dari mereka. Tanya anak lainnya
Kalian tau gak bagaimana semut bisa melakukan semua itu?
Karena batunya ringan bapak... teriak Fikram dari belakang. Mereka melakukannya bersama-sama bapak. Kali ini sadalin yang berkomentar. Tidak tau bapak? Jawab siswa lainnya.
Mau bapak beri tau bagaimana mereka bisa melakukannya! Dengan serentak mereka menjawab.. Mauuuuuuuuuuuuuuuu.....
Karena sekarang sudah menunjukkan pukul delapan mari kita masuk kelas, pinta ku. Baik bapak.........
Mereka pun beranjak dari tempat semut membuat sarang menuju kelas. Setelah selesai berdoa, anak-anak menuju masjid di depan sekolah yang jaraknya sekitar 100 meter untuk melaksanakan sholat duha secara berjemaah. Mereka berlarian sambil bercanda dengan bahasa bima yang entah apa yang mereka bicarakan, tapi tampak rawut ceria di wajah mereka. Saya pun dengan semangat menyusul mereka.
Seharusnya jadwal pesantren kilat hari ini adalah nonton bareng kisah sahabat Rasulullah yaitu Umar Bin Khatab. Namun karena Saya telah berjanji kepada mereka untuk menjelaskan bagaimana semut membuat sarang, maka 15 menit pertama mereka Saya ajak untuk melihat video “Kerjasama Yang Sempurna”. Video ini berdurasi 10 menit, yang menceritakan bagaimana kerjasama semut dalam bercocok tanam jamur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam video tersebut semua semut saling bekerjasama sesuai dengan tugasnya masing-masing. Ada semut pemotong dedaunan, semut pembasmi kuman, semut pengunyah dan semut pemanen. Semua itu di lakukan dengan kerjasama. Yang paling menarik, mereka lebih mengutamakan semut lainnya ketika panen tiba.
Anak-anak dengan sangat antusias melihat bagaimana semut bekerjasama dalam bercocok tamam jamur. Ehhh gaga-nya (bagus sekali dalam bahasa bima)..... bisik mereka.
Meskipun video tersebut tidak menjelaskan bagaimana semut membuat sarang. Tapi setidaknya mereka mendapat gambaran bagaimana cara semuat membuat sarang.
Anak-anak, bagaimana cara semuat bercocok tanam jamur? Aku mencoba mereview apa yang telah mereka lihat.
Dengan semangat mereka menjawab. Bersama-sama bapak......
Nah, anak-anak hal yang sama juga dilakukan semut ketika membuat sarang. Mereka saling bekerjasama untuk membuat sarang yang kokoh dan nyaman bagi mereka. Seperti yang Sadalin bilang tadi kalau semut bisa membuat sarang karena mereka melakukannya bersama-sama. Itu semua adalah kekuasaan Allah akan makhluknya. Allah telah memberikan contoh pada kita lewat semuat, agar kita saling membantu antar sesama manusia, saling berbagi, bekerja sesuai tugas dan kemampuan. Dan yang lebih penting kita harus Sayang pada binatang, karena binatang adalah makhluk ciptaan Allah.
Anak-anak mengangguk dengan raut muka bersinar bagai bulan karena mentari telah membagi sinarnya......
Semut telah memberi pelajaran yang berharga bagi kita bagaimana kerjasama yang baik, menghasilkan sesuatu yang baik pula.
Sori bura, 1 Agustus 2012 masjid Nurul Iman
Untuk muridku yang selalu haus akan ilmu pengetahuan.......
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda