Pantun Ramadhan dan Pantun Lebaran dari Tanimbar

Billy David Nerotumilena 19 Juli 2012

Setiap komunitas pasti memiliki ekspresi aktualisasi diri yang menjadi ciri khas. Demikian juga dengan komunitas kami dalam Keluarga Besar Indonesia Mengajar, Pengajar Muda Angkatan IV. Kami memiliki cara untuk mengekspresikan apa yang kami rasakan di antara kami, dengan wujud ekspresi seni, salah satunya melalui pantun. Kami mengenal dan mungkin juga dikenal dengan forum “PanCek” sebuah akronim dari Pantun Gocek, yaitu pembacaan pesan secara bersahutan dan bergantian, untuk menyampaikan maksud tertentu, terutama tentang perasaan pribadi kepada seseorang, ataupun pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain.

Namun kali ini, akan saya sampaikan beberapa pantun, yang secara implisit bukan untuk untuk meng“gocek”, namun beberapa pantun ini dibuat untuk menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1433 H, sebagai wujud apresiasi pluralisme kebangsaan, pada Pengajar Muda Angkatan  IV, secara khusus kepada Ibu Guru Asri di Muara Enim, Keluarga Besar Indonesia Mengajar ataupun semua pembaca, yang menjalankan ibadah puasa dan merayakannya.

Pak Hikmat pegang rambut, naik sedan berangkat tarawihan,

Mas Imang membawa sorban, sajadah dan tikar dari Kenya,

Selamat menyambut bulan Ramadhan yang penuh ampunan,

Semoga senantiasa dalam berkah dan lindunganNYA.

 

Pria bersahaja di depan barisan memakai peci,

Memimpin ibu dan anak yang beronda sahur pagi ,

Dimana saja anda berada Ramadhan dan Lebaran kali ini,

Rindu dan doa kami selalu menyertai.

 

Di Waduk Jatiluhur merayakan lebaran,

Pengajar Muda dan warga bersalaman,

Indahnya terjalin akur sebuah kebersamaan,

Dan persaudaraan di dalam perbedaan.

 

Tidak ada yang kalah, ini bukan pertandingan,

Ini bulan Ramadhan, bulan penuh ampunan,

Maafkan atas semua salah dan kekeliruan,

Yang tercipta dari pikiran, ucapan dan tindakan.

 

Mbak Uun bersauh jauh, berlebaran dengan sampan naga,

Berbekal bihun, tomat dan ketupat tak berasa,

Tahun ini ramadhan dan lebaran jauh dari keluarga,

Namun, tetap nikmat dan indah terasa.

 

Nahkoda dan mualim berlebaran di bivak,

Di bawah pohon makan mujair dan patin,

Pengajar Muda di Muara Enim sampai ke Fak-Fak,

Mohon maaf lahir dan batin.

 

Berhitung hadiah lebaran dari pesisir rumah Fini,

Hiu berkepala palu, gurita,dan ikan tongkol dari Surabaya,

Terhitung sejak hari, jam dan detik ini,

Aku, kamu dan kita, mulai nol-nol lagi ya !

 

Menyambut lebaran dengan penuh pengorbanan,

Tiap hari menahan diri dari segala godaan,

Tak terasa hampir dua bulan di daerah penempatan,

Selamat berjuang terus menumbuhkan perubahan.

 

Es degan dan manisan menu berbuka puasa bersama kawan,

Lebih nikmat dengan korma, pepaya dan ubi beragi,

Dengan penuh ketulusan saya ingin menyampaikan,

Selamat menjalankan ibadah puasa dan selamat hari raya Idul Fitri.

 

Makan ketupat lauk semur,

Tak lupa dengan kolak ketela ungu dan buah persik

Selama matahari terbit dari timur,

Kelak kita akan bertemu dalam keadaan yang lebih baik.

 

NB :

Karena keterbatasan aksesibilitas, mohon maaf pantun ini disampaikan pada pemilihan waktu yang kurang tepat dan juga mohon maaf untuk nama-nama yang tersebut dalam sampiran pantun tanpa konfirmasi, tapi saya menjamin tidak ada maksud terselubung apapun dibalik itu semua.

Akhir kata,

“Selamat Menjalankan Ibadah Puasa dan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H.

Mohon maaf lahir dan batin. Salam hangat dari Maluku Tenggara Barat.”


Cerita Lainnya

Lihat Semua