Lebih Baik di 5 Tahun ke Depan

Bella Moulina 22 Februari 2014

                Sabtu, 8 Februari 2014 lalu, ada pemandangan berbeda di kawasan pemerintahan Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Pada pagi harinya, saya melihat kalangan ekspatriat mengenakan jas hitam, terlihat parlente dengan dasi yang pas di tubuh mereka. Kalangan wanitanya, memakai kebaya dan pakaian khas adat Rote, dengan make up senada pakaian yang mereka kenakan. Hari itu, memang tidak biasa.

Komplek perkantoran pemerintahan di Rote Ndao itu bahkan diawasi ketat oleh aparat keamanan. Mengapa? Karena banyaknya orang penting yang hadir 2 minggu lalu disana. Sebut saja, perwakilan dari provinsi Nusa Tenggara Timur, termasuk Gubernur dan jajarannya ikut hadir, budayawan Rote, hingga perwakilan dari berbagai instansi di Rote Ndao turut menginjakkan kaki disana. Kami, 9 pengajar muda dan 1 site visitor dari Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar pun diundang oleh Kepala Dinas PPO, Pak Jonas Selly.

Pemandangan itu semakin terlihat jelas ketika memasuki area gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rote Ndao. Kami bergegas mempercepat langkah agar tidak telat datang ke acara penting kabupaten nusa lontar itu. Ya, acara penting itu adalah pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Rote Ndao yang terpilih untuk periode 2014/2019. Helatan politik pemilihan bupati dan wakil bupati memang telah lama usai sejak Agustus 2013 lalu, namun pelantikannya baru dilaksanakan 2 minggu lalu.

Acara dimulai pada pukul 09.30 WITA. Kedatangan Gubernur NTT membuka acara dengan hikmat. Sambutan oleh beberapa pihak pemerintah menjadi prosesi acara. Terlebih lagi sumpah jabatan yang diamini oleh Pak Drs. Leonard Haning, MM selaku bupati dan Pak Jonas Cornelius Lun, S.Pd selaku wakil bupati membuat mereka telah sah memimpin Rote Ndao selama 5 tahun kedepan. Mengenakan pakaian kebesaran berwarna putih dan lencana di saku putih tersebut, masyarakat yang hadir di gedung DPRD terpesona dengan sosok pemimpin mereka yang baru.

Syukuran atas pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih dilaksanakan pada sore harinya, terpisah dari acara pelantikan itu sendiri. Pengajar Muda pun diundang untuk menghadiri acara tersebut bersama masyarakat Rote Ndao lainnya. Acara sore menjelang malam itu menghadirkan para pejabat pemerintah, dari level nasional, provinsi, hingga lokal. Semua tumpah ruah. Menyaksikan kata sambutan dan penampilan budaya Rote adalah sesi malam harinya. Selepas acara, masyarakat diajak menikmati suguhan makanan syukuran. Hingga akhir acara, masyarakat bahkan masih ada yang bertahan di tempat tersebut. Sekedar bercakap-cakap dengan pemimpin barunya, hingga mengucapkan selamat atas pelantikan, adalah pemandangan yang saya lihat malam itu.

Dua hari setelah itu, tepatnya Senin, 10 Februari 2014, diadakan upacara adat dan syukuran atas kerja keras wakil bupati periode 2009/2014 . Acara ini juga mengundang kalangan pejabat pemerintah, ia diadakan di kediaman rumah beliau di Metina. Prosesi budaya sebelum tiba di rumahnya sangat hikmat. Bahasa dan budaya Rote dipadu alunan musik menyambut wakil bupati pada periode lalu itu di tengah jalan menuju Rote Tengah itu. Masyarakat sekitar tumpah ruah. Menyaksikan pemimpin mereka yang sudah 5 tahun berlalu kembali ke tempat dimana ia dibesarkan. Sejatinya proses ini adalah sebuah penghormatan bagi mereka yang telah purna tugas di Rote.

Berlangsungnya acara dalam beberapa hari ini membuat masyarakat menaruh harapan kepada bupati dan wakil bupati terpilih. Oleh karena itu, dalam beberapa hari ini diadakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang diadakan di setiap kecamatan, untuk menampung aspirasi masyarakat dalam percepatan pembangunan di Rote Ndao. Lebih baik untuk 5 tahun kedepan.


Cerita Lainnya

Lihat Semua