info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

I am Late !!

Bartolomeus Bagus Praba Kuncara 13 Januari 2012

25 Juli 2011

“Salah satu seni membangun adalah memenangkan hati” -Bartolomeus B-

Guru yang Terlambat

Akhirnya aku terlambat hari ini. Dari Wadankou berangkat jam 7.30 dan sampai di Adodo Molu jam 9.00 Piket perdanaku gagal dan digantikan pak Lanith tadi pagi untuk memimpin upacara.. Ternyata tadi malam bapak ibu piaraku menunggu kedatanganku sampai larut malam...Hmmmm, bapak ibu yang baik. Begitu selesai bersiap-siap dan sampia di sekolah, guru-guru tersenyum sambil berkata, “Wah, minggu depan jangan terlambat lagi ya Pak Bagus”. ^_^, Jadi ga enak body aku.

Kelasku diajar Kepsek menulis indah sementara menunggu aku datang. Begitu aku dattang bu Kepsek menyambutku dan melaporkan ada 4 anak di kelasku yang sama sekali belum bisa baca tulis yaitu Alex Melataun, Yermias Walangitan, Hermon Sabono, dan Marten Wuarlean. Ya..merkea memang sudah masuk daftar target operasiku. Kepsek yang perhatian ya ^_^. Sambil menunggu istirahat, kuabsen mereka dan memeriksa PR yang kuberikan hari jumat sebelumnya. Dan bel yang ditunggu para murid berbunyi...Teng...Teng..Teng..Teng....Teng...Teng.

Para guru minum teh sejenak di kantor ketika kulihat jam pukul 10.15. Pikirku, kenapa pak Lanith, tidak memukul bel. Eh...ketika kutanya, ternyata, beliau sudah menyerahkan tugas piket lagi padaku...Weleh..weleh.... Bel sekolah kubunyikan. Tapi karena bingung mau dipukul pakai apa, aku mengambil batu dan memukul lonceng. Eh semua guru dan murid tertawa. “Wah pak Bagus, mukulnya pake ini,” sambil menunjuk besi pendek yang ternyata dari tadi di depan mejaku. Ha...ha...ha.., tertawa kami semua.

Kembali ke kelas dan mengajak mereka bernyanyi lagu master piece Angga, Selamat Pagi semua. Mereka senang sekali dengan lagu itu. Di sepanjang jalan ke rumah, saat mereka bermain, saat berjalan di jalanan kampung, Bu Camat bercerita mendengar lagu itu mengalun.

Yah..keterlmabatanku hari ini ini dimaklumi para guru. Tapi yang pasti lain waktu tidak ada kata terlambat lagi. Dan siang ini kegiatan dilanjutkan dengan ngetik  dan ngprint surat undangan rapat wali murid besok. Sorenya ikut latihan pesparawi kategori remaja. Tapi sebelum latihan, sempat mampir di rumah seorang guru SMP bernama pak Wuarlela. Beliau seorang guru bahasa inggris asli kelahiran Adodo Molu. Beliau bercerita betapa sulitnya dulu masa-masa sekolah beliau. Kira-kira 25 tahun yang lalu, belum ada yang namanya motor laut (adapun sangat mahal), dan feri belum beroperasi. Jadi, untuk pergi ke Larat, tempat beliau sekolah harus naik sampan berlayar hingga 3 hari 3 malam. Terkadang  untuk dalam perjalanan jika ombak besar, mereka mencari pulau terdekat dan bermalam hingga gelombang teduh. Kondisi ini membuat teman-teman pak Wuar banyak yang putus sekolah. Biaya mahal, perjalanan jauh, dan berbahaya menjadi pengalaman hidup tak terlupakan bagi pak Wuar. Beliau berjuang hingga berhasil menyelesaikan D2 PGSDnya di Ambon. Sekarang beliau menempati rumah dinas yang lebih tepat disebut gubug dinas. Namun dengan kondisi itu, beliau tetap setia menjalankan tugas.

Tanpa banyak pilihan hidup, dan fasilitas tetap membuat guru-guru daerah memilih tinggal dan mengajar. Mungkin hal ini bisa menjadi pelajaran bagi para guru di kota yang masih mengeluh tentang keberadaannya.

Ok..selanjutnya petang ini aku bantu-bantu tugas kecamatan untuk mengetik surat-surat undangan rapat panitia dan pelantikan panitia pesparawi. Jam 19.00 tadi, masih mengetik sampai ada undangan makan malam dari pak Kaur desa datang. Aku diharuskna ikut karena kata Bapak Ibu Camat, kami berdua sudah jadi pegawai kecamatan. Pak Camat menimpali agar besok dibuatkan SK untuk pegawai honorer yang baru...Tertawa kami semua.


Cerita Lainnya

Lihat Semua