Hari Pertama Sekolah
Bartolomeus Bagus Praba Kuncara 23 Desember 201121 Juli 2011
“Orang dewasa saja membutuhkan perhatian tulus, Apalagi anak-anak” -Bartolomeus B-
Ayo Bersihkan Kuku Hari Ini!
Ketua kelas 4 namanya Alex, wakilnya bernama Hani, selanjutnya murid-murid yang lain bernama Lamekh, Sinra, Naomi, Mikhael, Yohana, Nelce, Marten, Santos, Irfan, Hermon, Riko, Yeremia, dan Orpa. Semua berjumlah 15 orang. Bisa dibilang mereka 15 anak calon pemimpin bangsa tapi juga boleh dibilang mereka butuh pertolongan.
Hari ini jadi hari pertama aku mengajar. Kemarin setelah 26 hari sakit, aku dan Dedi sampai di Molumaru kembali. Dedi subuh-subuh sudah menuju Wadankou. Rasanya bersemangat sekali pokoknya, hari ini aku akan bertemu anak-anak untuk belajar bersama. Aku menjadi wali kelas 4 SDK Adodo Molu. Saat datang kesekolah, anak-anak d sekolah dengan malu-malu memperhatikan. Aku hanya menyapa mereka , berkeliling sekolah, dan mengajak mereka berfoto. Tawa-tawa ceria itu rasanya sangat crispy.
Selanjutnya apa yang kujumpai hari ini dan yang kutulis bukan untuk kita menyalahkan siapapun tapi untuk melihat bagaimana membuatnya menjadi lebih baik.
Pagi-pagi semua murid sudah datang tapi guru-guru belum ada yang datang. Saat pukul 7.30 muncul satu guru piket bernama Ibu Ci. Beliau menyambut ku dengan senyum dan dengan wajah yang sama menjadi keras mengumpulkan seluruh siswa dalam kelas. Cerita yang kudengar dari ibuku saat semasa SD beliau (ibuku sudah umur 54 tahun) dimana guru-guru setiap senin datang membawa tongkat dan memukul tangan-tangan yang kukunya belum dipotong, memukul yang belum mandi dan sikat gigi, hari ini kulihat sendiri.
Oh..Tuhan, tercekat rasanya melihat. Satu per satu murid dengan baju yang tidak tahu pernah dicuci atau tidak, dipukul dengan tongkat bambu kalau kuku dan gigi kotor, rambut tidak berukuran 1 cm, serta belum mandi. Melihat anak-anak yang ketakutan untuk maju, kesakitan saat dipukul, menangis karena terlalu keras pukulannya...rasanya pingin memeluk anak-anak itu.
Kemudian setelah selesai patroli singkat itu, aku diundang maju ke depan aula dan dipersilahkan memperkenalkan diri. Wajah-wajah guru yang tadi garang menajdi penuh senyum...Wah...Wah...generasi kecil ini sepertinya butuh perhatian lebih. Setelah perkenalan kami masuk kelas masing-masing. Tanpa RPP, jadwal yang belum jelas, buku materi yang tidak lengkap. Mantap....
Hari itu setelah masuk kelas, hal pertama yang kuajari adalah tidak takut pada guru dan tersenyum dengan guru. Setelah kuabsen, aku putuskan untuk mengecek kemampuan baca tulis anak-anak. Aku menyuruh mereka untuk menulis:
Aku rajin sekolah 10x
Aku rajin mandi 10x
Sambil mereka mengerjakan itu satu per satu kuajak maju ke depan untuk memotong kuku-kuku mereka, mengingatkan untuk mandi dan mencuci bajunya.
Selesai itu pekerjaan mereka kunilai. Selanjutnya belajar alfabet. Setelah belajar, 10 dari 15 anak-anak itu mengaku belum bisa baca tulis dengan benar. Mungkin ini fakta yang ditemui oleh mayoritas PM. Tapi yang paling menyenangkan, mereka menjadi berani untuk tersenyum dengan guru dan menjawab meski salah. Permainan bola tangkap untuk yang berani maju, sinyal “duduk siap! Siap,siap!” mereka ikuti dengan menyenangkan.
Selesai belajar kebersihan diri, baca-tulis, kami belajar matematika mengenai bangun persegi dan persegi panjang. Membuat mereka menjadi mengerti konsep persegi dan persegi panjang cukup menantang. Mereka mengerti, tapi mengolah kata-kata untuk berbicara sepertinya sulit. Setelah selesai menjelaskan, saat kutanya apa beda persegi dan persegi panjang, ada yang menjawab panjang, pendek, sisi, persegi pendek, persegi panjang. Cukup menyenangkan.
Indonesia yang besar ini, sampai hari ini masih ada yang seperti itu. Semua ini kembali karena akibat sifat serakah dan egoisme manusia itu sangat jahat. Korupsi, kolusi, nepotisme, kekayaan pribadi. Oleh siapapun itu mengakibatkan ada anak-anak bangsa yang terbengkalai hak mereka.
Oya, hari ini ada anak balita yang menangis karena melihat potongan rambut baruku..
Tambahan lagi, malam sebelum tidur ternyata mendapat kesempatan berbagi ilmu tentang komputer pada bapak piaraku, Bapak Batlayeri. Mata yang senang karena bisa setelah berusaha keras itu sangat menyenagkan. Dukung terus mereka untuk menjadi lebih baik!!.
Terus semangat untuk para PM !!
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda