Kopi dan Teh
Avina Nadhila Widarsa 27 September 2014Sejak tinggal di Halmahera Selatan, saya jadi lebih sering minum teh. Orang-orang di sini menjadikan teh sebagai minuman untuk disuguhi kepada tamu yang datang. Minum teh juga merupakan kebiasaan mengawali hari dan menikmati sore. Teh juga dijadikan teman saat membuat kue, memasak untuk hajatan, babaca dan teman saat istirahat sekolah.
Selama di sini juga saya jarang minum kopi. Bukan karena tidak ada, tapi lebih karena kurang favorit, istilah orang sini. Sementara di desa saya, kofi (bahasa Bajo untuk kopi) menjadi salah satu minuman favorit, selain teh tentunya. Kopi, seperti halnya teh, bisa diminum kapan saja. Kopi bahkan menjadi pengganti air susu ibu pada bayi-bayi yang tidak bisa minum asi.
Kopi dan teh bukan merupakan musuh. Mereka saling melengkapi, walauoun berbeda keduanya memberi rasa nikmat bagi peminumnya. Seperti halnya para pengajar muda dan rekan-rekan sepenempatannya. Walaupun mereka berasal dari tempat yang berbeda, namun ketika harus tinggal dan bekerja sama selama setahun penuh, mau tidak mau mereka harus saling melengkapi. Seperti kopi dan teh. Mereka menjadi keluarga bagi para murid-murid, guru, kepala sekolah dan masyarakat di desa penempatannya.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda