Batobo di Bajo

Avina Nadhila Widarsa 16 Maret 2014

Minggu itu adalah minggu kedua saya pulang ke desa. Selama kurang lebih dua bulan ini, hari Minggu hampir selalu saya habiskan di ibukota kabupaten karena program kerja di kota yang mengharuskan kami untuk bertemu dengan stakeholder terkait setiap pekan. Kesempatan ini tidak saya lewatkan untuk batobo alias mandi di air laut di pesisir desa Bajo.

Desa Bajo terletak di Kecamatan Kepulauan Botang Lomang. Jarak yang harus ditempuh dari ibukota kabupaten Halmahera Selatan ke pesisir desa kami sekitar 30-45 menit perjalanan laut. Transportasi utama yang digunakan di desa ini adalah kapal motor penumpang. Selain itu ada juga ketinting, perahu body/TS, dan perahu Jhonson. Ada juga speedboat yang lewat pada hari-hari tertentu. Dari segi akses transportasi, desa ini cukup terjangkau dibandingkan dengan desa-desa lain di kepulauan Botang Lomang.

Hari itu saya sengaja pulang menggunakan kapal motor penumpang dan turun di jembatan papan. Awalnya, saya mengajak beberapa anak kelas V dan kelas VI yang kebetulan baru selesai mengikuti kegiatan Olimpiade Sains Kuark kemarin harinya untuk menemani saya batobo. Jujur saja, selama dua bulan saya tinggal di desa ini saya belum pernah sekalipun menikmati keindahan dalam laut desa Bajo dengan berenang. Rasa malu saya mengalahkan rasa ingin berenang di laut. Maklum saja, ketika berenang di laut, pasti akan banyak orang yang memperhatikan karena 70% penduduk di desa Bajo bermukim di rumah panggung di atas laut.

Saya dan anak-anak berjanji untuk batobo jam 5 sore di bawah jembatan papan. Ternyata, sesampainya saya di sana, tidak ada anak-anak yang saya temui tadi siang. Wah, saya bingung, padahal saat itu saya sudah membawa perlengkapan snorkeling. Untungya, ada beberapa anak kelas V dan kelas IV yang sedang batobo. Mereka bertanya kepada saya, “ Ibu mau mandi?” Saya jawab, “iya, Ibu mau mandi. Tapi bagaimana caranya Ibu turun ke Lao?

Kebetulan ada seorang Bapak yang sedang memperbaiki perahu dekat jembatan papan. Bapak tersebut berkata “Ibu, turun lewat sini, di sini ada karang, lebih mudah lewat sini.” Aku pun menjawab, “Oh, oke, baik pak!” Setelah melepaskan sandal jepit, akhirnya aku menceburkan diri ke laut.

Ah, betapa senang rasanya, berenang di laut bersama anak-anak. Kebetulan saat itu, ada koli-koli, perahu sampan kecil yang digunakan untuk bermain-main. Dengan tubuhku yang besar agak sulit aku naik Koli-Koli. Setelah beberapa kali mencoba dan terjatuh, akhirnya aku berhasil naik koli-koli dan diantarkan oleh Faisal, siswa kelas V ke dermaga.

Sampai di dermaga, aku langsung menyelam. Pemandangan laut di dermaga sangat indah. Karang – karang dan ikan-ikan kecil di sana sangat beragam dan bagus, bahkan keindahannya lebih dari pemandangan yang aku temui di Nusa Ra beberapa bulan yang lalu. Pantas saja, anak-anak tidak perlu jauh-jauh pergi ke luar desa untuk mempelajari keanekaragaman hayati yang ada di laut.

Ternyata, batobo di Bajo tidak sesulit yang aku bayangkan. Masyarakat pun tidak menganggap kegiatan batoboku sebagai sesuatu yang aneh. Memang hanya prasangkaku saja yang berpikir aneh-aneh. Hehe.


Cerita Lainnya

Lihat Semua