Rumah Kedua

Astri Lestari 4 Desember 2011

Ku buka mata dipagi hari yang sejuk. Suasana kamar berukuran 2 x 3 terasa begitu gelap. Ini adalah hari dimana genap satu minggu aku tinggal di Dusun Lombang, Majene, Sulawesi Barat. Tidak ada sorot lampu yang menghujam mataku, semuanya terasa damai. Matahari pun belum menampakkan batang hidungnya, hanya kicauan burung yang menemaniku untuk memulai aktifitas. Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi yang berada di bagian belakang rumah. Kuambil ember kecil yang biasa digunakan untuk mengambil air, kemudian aku mulai menurunkan ember tersebut ke dalam sumur dan menimbanya. Rasanya air dari sumur ini begitu jernih, walaupun warnanya sedikit cokelat. Air ini kubasuhkan pada wajahku, seraya berkata dalam hati, “Inilah rumah keduaku, tempat aku akan hidup selama satu tahun.”

Jika kamu ingin tahu teman, rumah keduaku ini berada di atas  puncak gunung. Penuh dengan pepohonan nan rindang yang biasa warga sebut dengan kebun. Namun bagiku, ini adalah hutan... ya.. aku dikelilingi hutan, karena pohon-pohonnya yang begitu besar mengililingi dusun kami, dusun Lombang. Dan jika kamu arahkan pandangan ke arah Barat, kamu akan melihat hamparan laut yang bersatu dengan awan menemani sang Matahari terbenam. Subhanallah,, kamu akan banyak bersyukur akan kuasa Tuhan jika melihatnya.

Dirumah inilah aku akan tinggal selama satu tahun pengabdian menjadi Pengajar Muda, bersama orang tua yang sangat ramah, dua orang adik perempuan dan satu orang adik laki-laki. Keluarga baruku ini adalah keluarga sederhana yang begitu hangat, memberikanku tempat yang nyaman dirumah. Warga mengenal Bapakku sebagai seorang Kepala Dusun. Disini aku menjadi seorang anak Kepala Dusun yang memiliki kebun cokelat dan durian karena memang sebagian besar warga disini  bermatapencaharian sebagai petani cokelat dan durian. Karena melimpahnya hasil dari kebun, hampir setiap hari aku dapat menikmati durian, membuat badanku panas, namun tidak membuat jera.

Satu minggu berada disini sudah membuat aku betah. Bayangkan saja teman, setiap hari aku dikelilingi anak-anak dari mulai membuka mata sampai mata kembali terpejam. Mereka adalah anak-anak mulai dari tingkatan SD sampai Perguruan Tinggi. Semuanya berkumpul dirumahku untuk membaca buku yang memang tersedia di ruang tengah. Hingga tidak ada waktu bagiku untuk termenung dan merasa kesepian (hal yang saya takutkan sebelum datang kesini). Semangat belajar mereka begitu besar, hingga membuatku kadang kewalahan menghadapinya.

Jika kamu ingin tahu teman, baru tiga hari aku disini, mereka sudah merengek-rengek untuk diadakan les tambahan. “Bu, malam ini kita belajar yah bu?”, kata salah seorang anak. Sungguh sebuah hadiah yang besar bagiku manakala mereka begitu antusias, sehingga aku tidak perlu lagi membujuk mereka untuk belajar. Dan les tambahan yang kurencanakan akan diadakan diminggu kedua pun batal. Yaa... Antusias mereka telah mengobarkan semangatku. Ini tidak berlebihan teman, coba kamu rasakan, pasti kamu akan mengerti.... J

Dan teman, jika kamu ingin tahu. Anak-anak disini jarang melaksanakan shalat lima waktu. Saat aku bertanya, “Apakah kalian sudah shalat?”, jawab mereka seperti ini, “Kami tidak pernah shalat bu”. Dengan wajah tanpa berdosa, dan senyum malu mereka menjawab pertanyaanku tanpa beban. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengadakan shalat berjamaah sebelum les tambahan dimulai. Anak-anak pun kembali menunjukkan antusiasnya dan ternyata mereka semua adalah sekelompok bintang bersinar yang penuh optimisme. Hal ini mereka tunjukkan dengan datang bersama-sama kerumah membawa alat shalat dan buku yang akan digunakan untuk belajar. Sungguh mempesona pemandangan itu. Kamu akan mengerti teman, jika kamu bisa melihat mereka secara bergerombol datang ke tempatmu untuk menambah ilmu dengan raut wajah yang berbinar.

Disinilah rumah keduaku, rumah yang penuh dengan kehangatan. Bersama ibu yang penyayang, Bapak yang bertanggung jawab, dua adik perempuan yang cantik dan satu adik laki-laki yang pintar serta anak-anak yang memiliki antusias besar untuk belajar. Dan aku sebut mereka sebagai Laskar Papelo.

 

ASTRI LESTARI

SDN INPRES NO. 25 LOMBANG

Jalan Durian, Dusun Lombang, Desa Lombang

Kec. Malunda, Majene, Sulawesi Barat


Cerita Lainnya

Lihat Semua