info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

KKG dan Pengembangan Diri

Asril Alifi 6 Juni 2011
Ini adalah pertemuan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang ke dua di gugus sekolah kami, setelah satu bulan yang lalu acara kumpul2 guru ini di reorganisasi. Acara yang sempat vakum bertahun-tahun, dan kalaupun ada hanya tidak memberikan fungsi yang signifikan, karena hanya sebagai wadah kongkow-kongkow dan bergosip saja bagi para guru yang hadir. Salah satu agenda yang dibahas adalah mengenai pembentukkan jadwal pelajaran. Dan di sela-sela forum terdapat suatu tanda tanya besar tentang sebuah mata pelajaran yang sangat asing bagi kami semua saat itu, yaitu mata pelajaran Pengembangan Diri yang harus dimasukkan dalam jadwal pelajaran kami. Berbagai pendapat muncul, diantaranya tentang apa dan bagaimana mata pelajaran pengembangan diri itu. apakah perlu dijadwalkan khusus ke dalam jam belajar atau tidak. Dan akhirnya kami memutuskan untuk patuh pada peraturan yang ada (saya kurang tahu peraturan yang mana) untuk memasukkannya ke dalam jam belajar. Ketika suatu saat aku mendapatkan kesempatan berinternet ria, langsung aku browsing tentang makhluk Pengembangan Diri ini.. aku teringat beberapa teman pengajar muda di daerah lain juga sempat kebingungan mengenai masalah mata pelajaran yang satu ini di grup Indonesia mengajar dan milis pengajar muda juga. namun, karena isu itu tidak terjadi di daerah penempatanku, jadi aku tak terlalu menghiraukan masalah itu. setelah berusaha mendapatkan koneksi langsung  aku mulai membuka kedua link tersebut, tak lupa juga minta bantuan mbah google yang sakti. Dari mbah google aku temukan sebuah PDF yang membahas tuntas masalah pengembangan diri. Mulai dasar undang-undang sampai lesson plannya. Baru aku tahu, ternyata pelajaran pengembangan diri itu tak jauh beda dengan mata pelajaran bimbingan konseling atau di SMP dan SMA. Sebuah pertanyaan besar kemudian muncul dibenakku. Akankah apa yang tertulis di PDF ini bisa terwujud di sekolahku. Sebuah sistem yang menurutku begitu banyak menuntut guru untuk selalu memberikan perhatiannya yang besar kepada anak didik dan memantau setiap perkembangan anak didiknya satu persatu, membantu menyelesaikan permasalahannya dengan penuh perhatian baik secara personal maupun secara klasikal, dan lain-lainnya. Memang sejatinya, itulah tugas guru. Tapi jangankan untuk memberikan perhatian yang lebih masalah psikologi anak, masalah absen guru yang banyak bolongnya saja masih belum terjawab, masalah honor, masalah pengajaran, masalah atitude guru, masalah kedisiplinan, dll. Hmmm......

Cerita Lainnya

Lihat Semua