info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Ini Percobaan dan Presentasi Pertama Kami

Arina Nikma Baroroh 1 Maret 2014
Seperti janjiku dulu (lihat notes Ya, Mengajar itu Harus Sabar Disertai Kerja Keras dan Doa), aku akan menceritakan percobaan dan presentasi IPA yang untuk pertama kalinya dilakukan oleh anak-anak kelas VI di SD ku, SDN 9 Semende Darat Tengah. Beberapa minggu sebelum berakhirnya kalender akademik semester 1, mendadak terlintas di pikiranku : aku akan menantang diriku sendiri dan anak-anak kelas VI, apakah kami bisa membuat percobaan sederhana dan melihat kemampuan serta keberanian anak-anak menyampaikan hasil percobaannya di depan kelas. Sebelumnya aku memang belum pernah melakukan demonstrasi percobaan atau pengamatan untuk pelajaran IPA. Harus kuakui, pertama, aku masih saja merasa malas untuk mengadakan percobaan, meskipun sumber daya melimpah. Kedua, aku masih berpikiran bahwa anak-anak belum siap dan mungkin percobaan yang aku harapkan bisa membawa makna dan pelajaran kepada mereka ternyata kurang dapat dipahami. Ketiga, aku takut anak-anakku tidak bersemangat melakukan percobaan itu. Dan sekarang aku menyesal telah memiliki pikiran-pikiran seperti itu. # Kamis, 28 November 2013. Aku mengajar IPA kelas VI setiap hari Kamis, sebanyak 3 Jam Pelajaran. Pagi itu sesudah sembahyang Shubuh, mendadak kuputuskan akan membentuk kelompok percobaan IPA. Percobaan tentang perkaratan besi dan pembusukan makanan. Kuambil 8 botol bekas air mineral, 4 roti seharga masing-masing seribu rupiah dan 4 buah paku besar. Pada awalnya anak-anak sangat bersemangat saat kuberitahu hari ini kita akan memulai percobaan dan seminggu kemudian mereka akan presentasi menyampaikan hasil pengamatannya. Namun saat pembagian kelompok, seperti biasa, kelas mendadak berubah menjadi pasar. Chaos. Pembagian kelas selalu saja masih menjadi tantangan terberatku. Anak-anak ingin membentuk kelompoknya sendiri, ingin berkelompok dengan teman akrabnya saja. Dengan kesabaran ekstra, suara lantang dan tegas, akhirnya 5 menit saja mereka dapat dikendalikan dan sudah siap berkelompok. # Kamis, 5 Desember 2013. Beberapa kelompok sudah siap presentasi dan beberapa lainnya belum, bahkan lupa membawa hasil percobaan mereka. Terpaksa presentasi yang seharusnya dimulai pukul 07.30 diundur 1 jam pelajaran hingga jam 08.05 – menunggu anak-anak pulang ke rumah mengambil botol percobaan mereka. Botol percobaan sudah siap, tapi tidak untuk anak-anak. Seperti biasa kelas ribut. Minggu lalu sudah ditetapkan siapa ketua, sekretaris dan juru bicara kelompok. Namun beberapa dari jubir yang ditunjuk mendadak menolak untuk mempresentasikan hasil percobaannya. Alhasil, pukul 08.30 presentasi baru dimulai, setelah segala jurus bujuk rayu kukeluarkan. Pola tiap kelompok sama – mungkin karena sebelumnya mereka belum pernah presentasi. Mereka mengikuti persis seperti apa yang aku arahkan : tiap kelompok yang akan maju diberi sinyal lampu..kamera..action. Ketua memperkenalkan kelompok dan judul percobaannya. Jubir menjelaskan isi botol seminggu lalu dan bagaimana isi botol hari ini. Sekretaris menuliskan hasil percobaan di papan tulis. Ketua mengambil kesimpulan apa yang terjadi dan menutup presentasi. Selanjutnya anak-anak memberi apresiasi berupa tepuk tangan. Begitu seterusnya untuk semua presentasi dari tiap kelompok hingga kelompok 8. Meskipun begitu, presentasi mereka melebihi ekspektasiku. Anak-anak dapat membuka, menyampaikan dan menutup presentasi dengan baik sudah cukup melegakan hatiku. Apalagi mengetahui betapa semangatnya mereka melakukan percobaan ini. # Saat kulihat lagi video rekaman presentasi mereka hari itu, aku senyum-senyum sendiri. Kuingat aku melihat video Ade membuka presentasi, melihat Yugi menulis hasil presentasi di papan tulis, melihat Dewi, Muspita dan Rina yang sehari-harinya pendiam ternyata bisa menyampaikan hasil pengamatannya. Perasaanku bahagia, geli sekaligus lega. Pertemuan hari itu aku tutup dengan berkata “ Ini yang dinamakan percobaan dan presentasi. Lain kali kita presentasi lagi, harus lebih baik dari hari ini. “ Beberapa siswa mengiyakan dengan antusias – beberapa lain sudah berlarian keluar kelas karena bel istirahat sudah terdengar. Ah, anak-anakku... 

Cerita Lainnya

Lihat Semua