info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Obolan Ayah, Bunda, Anak

Arga Adi Yuwono 5 Januari 2012

Hari itu adalah 3 Januari 2012, tepat dua bulan sudah aku bertugas sebagai Pengajar Muda di Kabupaten Tulang Bawang barat Propinsi Lampung. Dua bulan ini, Alhamdulillah telah semakin memantapkan diriku bahwa guru adalah profesi yang membentuk prilaku terpuji dari setiap anak didiknya. Guru yang aku maksud disini tidak hanya guru formal yang mengajar di SD, namun menurutku pada hakikatnya semua orang adalah guru bagi masyarakat disekitarnya.

Tulisan ini akan bercerita tentang Ayah dan Bunda (Orangtua angkatku ditempat penugasanku sebagai Pengajar Muda) yang telah menjadi guruku di setiap kehidupan yang aku alami selama tinggal di sini.

Guru harus berusaha Kreatif untuk mencari cara agar siswa bisa memiliki perilaku yang terpuji. Salah satu contoh yang telah dilakukan Ayah dan Bunda kepadaku adalah melalui kegiatan yang aku beri nama “Obrolan Ayah,Bunda dan Anak”.

Setiap malam setelah kami melakukan sholat Isya Berjamaah, Aku,Ayah dan Bunda selalu duduk bersama di meja makan untuk mulai menyantap hidangan makan malam yang telah dsiapkan Bunda. Seringkali Ayah mengambilkan aku piring , sendok dan menuangkan segelas air untukku terlebih dahulu. Dan Beliau selalu  berkata, Monggo mas Arga dulu. Baru setelah aku selesai mengambil beliaulah yang mengambil.

Bunda selalu menghidangkan makanan yang lezat bagiku, seringkali beliau mengambil lauk di dapur dan menghidangkannya di meja jika mulai terlihat habis, Bunda bahkan tidak pernah memperbolehkanku mencuci piring, beliaulah yang selalu terdepan dalam hal itu. Kawan hal itu selalu dilakukannya ketika kami makan bersama, SubhanaAllah, sungguh indah akhlak beliau yang selalu berusaha memuliakan aku sebagai tamu di rumahnya selama setahun ini.  

Melihat kebiasaan Ayah dan Bunda itu, setiap harinya aku selalu berusaha terlebih dahulu untuk menggambilkan beliau piring,sendok dan menuangkan segelas air ke gelas beliau, atau sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan Bunda untuk mencuci piring dan gelas.hehe.,Bahkan sekarang aku berusaha mencucikan piring ayah dan Bunda walau kadang-kadang masih tidak boleh.. SubhanaAllah  Senang sekali rasanya kawan, ketika aku berhasil lebih dahulu menjamu beliau. Sekarang ayah,Bunda dan aku akhirnya menjadi saling menjamu, biasanya ayah yang menggambil piring, sendok, aku yang menuangkan air ke gelas dan ibu menyiapkan lauk makanan kami,

Hikmah dari pengalamanku diatas,:”Guru yang sukses adalah guru yang mampu memberikan teladan bagi anak didiknya.Aku menjadi termotivasi untuk menjamu ayah dan Bunda, karena mereka telah memberikan teladan bagi diriku tentang bagaimana cara memuliaka tamu. Ketika menulis paragraf ini,dalam hatiku selalu membuncah satu kalimat :” Ayah Bunda Sungguh aku mencintaimu, dan aku selalu ingin bisa mencontoh prilaku terpujimu yang selalu kau berikan kepadaku..”

Hal kedua yang selalu aku ingat ketika makan bersama ayah dan Bunda adalah ketika mereka selalu mengajakku mengobrol tentang “Kebaikan apa yang akan kita lakukan untuk Esok Hari.”Ya itulah tema besar obrolan yang selalu menghiasi percakapanku dengan Ayah dan Bunda ketika kami makan.

Sebenarnya tidak hanya ketika makan, tapi disetiap 24 jam aktivitasku hidup bersama Ayah dan Bunda, Obrolan tentang ““Kebaikan apa yang akan kita lakukan untuk Esok Hari” adalah tema besar yang dibicarakan. Misalnya ketika Aku menimba air dari sumur, Ibu Mencuci piring dan ayah sedang menebang kayu (Semuanya dalam satu area di belakang rumah kami) ,obrolan tentang kebaikan selalu menghiasi percakapan kami.

Dalam ceritaku sebelumya aku pernah bercerita tentang sebuah keluarga yangayah,ibu dan anak sedang khusyuk membaca Al-Quran dan mengkajinya. Ayah itu bertanya pada anaknya, “ Anakku, hari ini kebaikan apa yang akan kau lakukan ?”. Lalu celoteh anak kecil berusaha 6 tahun menjawab pertanyaan ayahnya, “Ayah, aku telah mengumpulkan uang jajanku selama seminggu ini,dan dengan uang itu aku akan membelikan obat untuk nenek Parsiah tetangga kita yang sedang sakit, “Aku berharap beliau cepat sembuh Ayah.” Ayah dan Ibu tersenyum mendengar jawaban anak mereka.

Kawan cerita diatas tentang seorang anak yang diajak ayahnya untuk melakukan suatu kebaikan di setiap harinya, sebenarnya adalah penggambaran dari kehidupan yang kualami selama tinggal di rumah Ayah dan Bunda. Saat bersama mereka adalah saat-saat terbahagia dalam hidupku selama bertugas sebagai pengajar Muda. Mereka sering kali mengajakku mendiskusikan bagaimana agar masyarakat ini lebih baik dan apa yang bisa kita lakukan untuk memberikan manfaat pada mereka.

Setelah selesai melakukan obrolan Ayah dan Anak, Esoknya rencana kebaikan-kebaikan yang telah kami diskusikan, Alhamdulillah selalu dimudahkan Allah untuk terealisasi, seperti berdirinya TPQ Al Hidayah yang sudah aku ceritakan di cerita sebelumnya. Saat inipun Ayah, Bunda , Aku  melalui Obrolan Ayah,Bunda dan Aku mulai bermimpi dan merealisasikan untuk memperluas TPQ kami dengan PAUD,TK, Madrasah, Bahkan membuat Pesantren yang nantinya akan membuat Kampung kami menjadi Kampung Baca Al-Qur`an. Mohon doanya semoga terealisasi kawan ^^

Hikmah terbesar yang aku dapat melalui Obrolan ayah dan Anak: “Jika Guru selalu mengajari siswanya berbuat kebaikan setiap harinya, InsyaAllah perbuatan kebaikan itu akan menjadi Akhlak siswa tersebut.” Jika seorang guru membiasakan siswanya untuk bersedekah, maka siswa itu akan menjadi siswa yang dermawan kelak.

Kawan coba lakukanlah.. terhadap orang-orang disekelilingmu..

Katakanlah pada dirimu dan mereka..

Kebaikan apa yang akan kita Lakukan hari ini Saudaraku ??

Bagi yang sudah Berkeluarga Katakanlah kepada Anak kalian..

Anakku Kebaikan Apakah yang Akan Kau Lakukan hari Ini?

Atau Bagi Seorang guru Katakanlah..

Anakku Kebaikan apakah yang akan kita lakukan bersama-sama hari ini ?

Melalui pertanyaan Sederhana itulah Kau akan melihat terbangunnya akhlak terpuji dari masyarakat ini..

InsyaAllah..


Cerita Lainnya

Lihat Semua