info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Strategi jitu mempertahankan kebaikan kita

Arga Adi Yuwono 8 Januari 2012

*Proyek Kebaikan : Istilah saya untuk  tentang Solusi yang diberikan seseorang untuk mengatasi suatu permasalahan yang ada di masyarakat

Sore itu selepas mengajar anak-anak TPQ di ruang tamu rumahku, aku larut dalam obrolan Ayah dan Anak yang senantiasa aku lakukan dengan Pak Imam (orang tua angkatku selama aku bertugas selama 1 tahun di TBB). Tidak seperti biasanya, obrolan Ayah dan Anak kali ini kami lakukan di ruang tamu yang sudah sepi ditinggalkan anak2 pulang dari mengaji. Ayah mulai membuka obrolan kami dengan ucapan syukur Alhamdulillah, karena melihat peningkatan pesat dari jumlah anak2 yang mengaji di TPQ Al-Hidayah.

“Mas Arga, dulu ingat kan, 2 minggu yag lalu Cuma 4 orang yang datang mengaji disini, namun Alhamdulillah, atas pertolongan Allah sekarang sudah 30 lebih anak yang memenuhi ruang tamu kita. Sepertinya besok bapak perlu memperluas ruang tamu ini, agar lebih banyak anak-anak yang bisa tertampung. “ Kata bapak  mengawali obrolan kami.

‘Injih Bapak, Alhamdulillah, memang banyak kemajuan dari TPQ rintisan ini,  saya juga senang pemuda-pemudi disini ikhlas untuk mengajar adik-adiknya belajar Al-Qur`an. Walau sebagian besar mereka tidak melanjutkan sekolah lagi dan harus bekerja, SubhanaAllah mereka masih menyempatkan waktunya dikala lelah pulang bekerja setiap sorenya untuk mengajar adik-adiknya di kampung ini.” Balasku menambahkan suatu kemajuan di TPQ Al-Hidayah.”

“Ya Mas Arga, bapak dan Bunda memang dari dulu punya impian untuk membuat Taman Pendidikan Al-Qur`an yang bisa mendidik akhlak baik pada anak-anak di kampung ini. Alhamdulillah sekarang sudah terealisasi, ini semua juga berkat peran Mas Arga.” Balas Bapak.

*Kawan, tulisan ini bukan bermaksud menunjukkan bahwa diri saya telah berjasa karena berhasil mendorong masyarakat di tempat saya bertugas sebagai PM untuk mendirikan TPQ. Tidak, tidak sama sekali. Saya ingin mengajak kalian  untuk merenungkan judul tulisan ini, “Meninggalkan jejak di tempat kita bertugas.”..

Adalah suatu hal yang sempurna, jika kebaikan yang kita lakukan di suatu masyarakat, bisa tetap eksis dan dikembangkan sendiri oleh masyarakat itu. Itulah prinsip dasar dari social entrepreneur yang selama 4 tahun ini saya geluti dan saya dapatkan kemantapan ilmunya ketika mengikuti pelatihan intensif Pengajar Muda di Bogor 4 Bulan yang lalu.

Saya selalu ingat dalam sesi pak Hikmat Hardhono (Direktur Eksekutif IM), “bahwa mempengaruhi entitas prilaku masyarakat yang ingin kta bantu itu sangatlah penting.” Pertanyaan mendasar yang harus kita miliki ketika terjun ke masyarakat adalah “ Hal Apa yang bisa membuat masyarakat mempunyai rasa memiliki terhadap “proyek kebaikan” yang akan kita gagas kepada mereka ?” Misalnya ditempat saya bertugas, saya  melihat masalah akhlak anak-anak disini yang kurang baik , kurangnya pembimbingan agama oleh orangtuanya bisa diberi solusi dengan pendirikan Kampung baca Quran (mulai saya dan masyarakat rintis melalui TPQ Al-Hidayah).

Saya pun mulai menuangkan kegelisahan melihat kondisi anak-anak disini dengan mengajak diskusi tokoh-tokoh masyarakat disini. Ayah (Kepala Sekolah di SD saya bertugas), Bunda (Guru TK dan Ibu Angkat saya), Pak Zaid (Imam di Masjid kampung kami), Pak Margono (Imam di Mushola Kampung kami), Pak Sahmin (Ketua RT), Pak Mundakir  (Ketua RK/sama dengan RW) dan 7 orang pemuda-pemudi. Merekalah orang-orang yang ternyata memiliki satu pandangan yang klop dengan saya,  “Yaitu Membukat TPQ Al-Hidayah sebagai solusi memperbaiki akhlak anak-anak di kampung ini.

Klop”, itulah kata kuncinya kawan. Jika kita bisa mengumpulkan dan mengajak kerjasama orang-orang yang punya semangat yang sama untuk memujudkan solusi itu, maka pada akhirnya pertanyaan dari pak Hikmat itu akan terjawab. Masyarakat akan mempunyai rasa memiliki terhadap solusi yang kita tawarkan (dalam cerita ini saya contohkan TPQ Al-hidayah). Mereka pun pada akhirnya akan bermusyawarah, berinisiatif dan bergerak sendiri untuk mengembangkan proyek kebaikan itu,

InsyaAllah..

Itulah yang mulai saya lihat kawan, di kampungku ini, TPQ Al-Hidayah semakin hari semakin berkembang pesat. Dilihat dari penambahan jumlah santrinya, dukungan dari orang tua anak-anak, dan donasi dari masyarakat untuk mengembangkan TPQ ini. Ini semua berkat inisiatif dari masyarakat itu sendiri. Bahkan sore itu dalam Obrolanku dengan Ayah, kami bersepakat untuk semakin memantapkan mimpi kami untuk membuat Kampung Baca Qur`an, dari rintisan TPQ Al-Hidayah.

Setiap harinya ketika kuberjumpa dengan masyarakat yang klop dengan pandanganku untuk mendirikan TPQ, pembicaraan kami selalu dipenuhi dengan gagasan-gagasan untuk pengembangan TPQ, yang tidak hanya selesai dalam obrolan, tapi terwujud dalam tindakan yang lebih banyak dilakukan justru oleh mereka, daripada aku sendiri. Alhamdulillah..

Kawan, mari Kita sebagai Pengajar mulai meninggalkan jejak-jejak yang bisa terus eksis ditempat kita bertugas,Agar proyek kebaikan yang kita gagas bersama masyarakat itu bisa terus dirasakan manfaatnya oleh mereka. InsyaAllah disanalah pahala kebaikan itu akan terus mengalir kepada kita.

Kenangan, Jejak itu akan menjadi kenangan terindah bagi kita kelak. Ketika 5,10  atau 20 tahun ketika kita kembali ke daerah itu, jejak itu akan selalu ada, dan membuat kita takjub akan manfaatnya yang semakin meluas di masyarakat.. InsyaAllah

Seperti kata Ayah diakhir obrolan ayah dan Anak sore itu..

“Mas Arga semoga usaha untuk mengembangkan TPQ ini menjadi amal sholeh kita, hal inilah yang selalu bapak dambakan. Dan bagi Mas Arga, bapak TPQ ini bisa menjadi kenangan yang telah mas Arga tinggalkan setelah bertugas disini.. “Ujar Ayah sambil menatap diriku dengan mata berkaca-kaca.

“Amiin, Pak. “Jawabku mengamini doa beliau sambil kusunggingkan senyumku pada beliau..

Special THX untuk orang-orang yang Menginspirasiku membuat tulisan ini:

  • Pak Hikmat Hardhono, Tentang Nasehat Mempengaruhi entitas Prilaku benar2 dahsyat hasilnya jika diaplikasikan..
  • Pak Anies Baswedan, Nasehat Bapak kepada kami Pengajar Muda, untuk memposisikan diri sebagai Inspirator, “Setahun mengajar seumur Hidup Menginspirasi.” SubhanaAllah ternyata kunci sukses memberikan solusi terhadap suatu permasalahan di masyarakat, adalah menginspirasi masyarakat itu sendiri untuk bersama-sama menyelesaikan masalah itu.

Cerita Lainnya

Lihat Semua