Apipa, Guru yang Mengajarkan tentang Cita-cita

ANNISA NOVITA DEWI 21 Juli 2013

Bercita-cita menjadi dokter, bukanlah mimpi dari kebanyakan anak di desa Nanga Lauk. Kebanyakan dari mereka bermimpi menjadi guru, guru ngaji, perawat, dan tentara. Mungkin hanya satu anak yang serius ingin bercita-cita menjadi dokter.

“Jika sudah besar aku ingin menjadi dokter Bu….. Kira-kira bisa nggak ya?”

Bisa !!!! Jawab saya tanpa menunggu terlalu lama.

Dan matanya berbinar lantas memeluk saya dengan erat. “Bu, doakan aku bisa meraih cita-citaku yaa ….” Dengan mantap saya pun menimpali “Pasti sayang…”

Obrolan singkat ini terjadi sesaat sebelum kami berpisah di bandara Supadio, Pontianak. Apipa namanya, kelas VIII SMPN 03 Satu Atap Nanga Lauk dan pertama kalinya naik pesawat, terbang ke Jakarta untuk mengikuti pertukaran pelajar SabangMerauke selama 2 minggu. Apipa aktif di OSIS sebagai Ketua Seksi Bidang Kepustakaan dan sangat bersemangat mengajak adik-adik kelas beserta teman-temannya untuk rajin membaca. Untuk itulah, Apipa bersama teman-temannya secara teratur selalu mengadakan kegiatan Baca Keliling di setiap sudut desa. Bukan sekedar mengajak membaca tetapi juga mengajari adik-adik kelasnya yang belum lancar membaca supaya lancar membaca. Di tengah kesibukannya membantu ibunya berjualan kerupuk basah (makanan khas Kapuas Hulu), Apipa masih sempat mengajar mengaji anak-anak bersama beberapa pemuda desa yang membuat TPA mandiri kecil-kecilan. Bukan hanya mengajar mengaji, Apipa juga membagi ilmunya dengan mengajari tata cara wudhu, sholat, doa-doa pendek, dan kisah-kisah nabi kepada anak-anak yang belajar disana. Bersama 9 anak lainnya, Apipa meyingkirkan sekitar 200 lebih pendaftar lain, dan meskipun sempat tidak mendapatkan restu dari orang tuanya untuk berangkat, Apipa tetap bersemangat dan berusaha mempersiapkan keberangkatannya dengan baik.

Hari keberangkatan pun tiba. Alhamdulillah Apipa pada akhirnya mendapatkan dukungan dari orang tuanya dan orang-orang sekitarnya. Bahkan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga kabupaten Kapuas Hulu turut melepas keberangkatannya dan ikut memberikan motivasi yang luar biasa agar Apipa dapat membawa nama baik kabupaten Kapuas Hulu di kancah nasional.

Dan begitulah Apipa selama 2 minggu di Jakarta. Sempat malu karena teman-temannya sesama ASM (Anak SabangMerauke) kebanyakan sudah pandai berbahasa Inggris. “Bu, cuma aku yang dari SMP Satu Atap, cuma aku yang ngomong Bahasa Indonesianya kurang lancar, cuma aku yang tidak pandai Bahasa Inggris, cuma aku yang ………”

“Yang penting kamu tampil apa adanya dan berusaha memberikan yang terbaik, serta serap ilmu sebanyak-banyaknya dari semua orang yang ada disana. Itu cukup Nak !!”

Dua minggu berlalu, Apipa senang sekali saat akhirnya pulang kembali ke kampungnya di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat tetapi juga sedih karena berpisah dengan teman-teman barunya. Dengan orang tua angkatnya (FSM), dengan Kakak barunya (KSM), dan seluruh keluarga barunya. Besar harapannya untuk dapat bertemu kembali dengan mereka nanti.

Saat tiba di kabupaten Kapuas Hulu, Apipa bertemu dengan jajaran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kapuas Hulu, diminta bercerita banyak tentang aktivitasnya di Jakarta, dan sekaligus diminta untuk membagi pengalamannya dengan anak-anak lain di Kapuas Hulu. Saya mendapatkan cerita dari PM penerus saya, Raras, bahwa satu hal yang dengan sangat bersemangat diceritakan oleh Apipa adalah Prosesi Tanam Janji di halaman kampus UI. Janji tidak akan putus sekolah dan janji untuk terus berusaha mewujudkan mimpi mereka. Berkat cerita ini lah, Apipa yang tidak yakin akan melanjutkan sekolah tinggi karena biaya, menjadi semakin mantap melangkahkan kakinya menggapai cita-citanya menjadi dokter. Bahkan karena keyakinannya itu, Apipa diusahakan akan memperoleh beasiswa sampai lulus kuliah nanti.

Seperti yang sepagi itu dikabarkan oleh Apipa kepada saya. Bukan seperti biasanya, tiap kali menelpon dia selalu bilang “Ibu, aku perobak…” (perobak=kangen). Kali ini kalimat pertamanya adalah “ Ibu, aku dapat beasiswa sampai lulus kuliah dari Pak Bupati !!! Aku yakin bisa kuliah di Jawa nanti …!!” dengan sangat bersemangat kalimat itu terucap secara beruntun.

Semoga semangatmu menular kepada yang lainnya dan menjadi inspirasi bagi yang lain untuk meraih cita-cita setinggi mungkin. Kami sangat bangga padamu Nak !! Selamat berjuang meraih cita-cita !!

Dan penularan itu sudah mulai merambat sedikit demi sedikit. Kemarin sore sudah ada yang telepon dan bertanya, “Bu, tahun depan SabangMerauke mengadakan pertukaran pelajar lagi gak Bu, kalau ada saya ingin daftar, biar seperti Apipa, biar aku juga bisa meraih cita-citaku menjadi bidan …..” ^___^

 

Surabaya, 20 Juli 2013


Cerita Lainnya

Lihat Semua