PANTUN UNTUK PRESIDEN BARU

Anna Mahsusoh 2 Desember 2014

Hari yang begitu cerah, selamat kepada para Bapak Ibu Guru yang dilantik untuk K2 di Kabupaten Musi Banyuasin. PM tidak begitu mengetahui jenjang pengangkatan guru dan memang sepertinya tidak ingin tahu :)

                Karena ada beberapa Guru yang sedang ke kota Kabupaten untuk menghadiri pelantikan, alhasil PM masuk ke kelas yang sedang kosong (pastinya tanpa persiapan mau mengajar apa). Setelah meminta anak untuk berdoa dan sedikit interogasi mereka terhadap PM yang hari kemarin tidak ke sekolah, PM mulai bertanya kepada mereka mau belajar apa hari ini? (kelas mereka kebetulan belum melaksanakan K13). Mereka menjawab “Bahasa Indonesia dan IPA”. Kemudian PM mencari tahu sejauh mana materi mereka. Saatnya pantun dan puisi.

                PM memberikan pembuka tentang presiden baru Indonesia kemudian meminta mereka untuk membuat pantun untuk presiden baru. Mereka boleh mengerjakannya di perpustakaan, kelas dan juga lapangan. Banyak yang protes tidak bisa. Banyak yang menjiplak dari buku. PM mencoba meyakinkan mereka bahwa mereka bisa dan PM mengajak mereka memikirkan apakah pantun mereka cocok diberikan kepada presiden. Hasilnya? Sangat luar biasa, ada yang murni buatan sendiri, ada yang lucu, ada yang sampirannya meniru buku dan isinya diganti, ada yang masih acak-acakan.

Produk tetap nomer dua, yang nomor 1 adalah proses pembuatannya. PM melihat semangat yang menyala ketika mereka datang ke perpustakaan, ketika mereka meminta diajari guru yang sedang ada di kantor, ketika mereka duduk berfikir keras di pojokan, ketika mereka membolak – balik buku mencari inspirasi, ketika mereka minta dinilai ini sudah benar atau bagaimana, ketika mereka mengeluh, ketika mereka saling tukar pendapat dengan temannya dan banyak hal yang mereka lakukan. Otomatisnya kelas PM tersebar, PM harus jalan kesana kemari memastikan mereka sedang belajar. Saat ada yang mengeluh “Bu, saya tidak BISA!!!”, saat ada yang menyerah dan berkata “Bu, saya tidak mau buat”,  menjadikan mereka untuk berani mencoba adalah TANTANGAN yang luar biasa.

Anak-anakku sayank, Ibu Guru tidak ingin kalian untuk serba BISA, Ibu Guru hanya ingin kalian menyadari bahwa semua hal yang bisa dilakukan di dunia, itu diawali dari ketidakmampuan. Contohkanlah “berjalan dengan kaki”, sebelum kita mampu berjalan dengan kaki, baik kalian maupun ibu guru juga memulainya dari tidak mampu berjalan dengan kaki. Ibu guru hanya ingin kalian meyakinkan tekad dan suatu saat berkata “ibu, saya belum bisa. Tapi saya akan berusaha mencobanya”  ahhhh indahnya.....

 

Anna, 28 November 2014


Cerita Lainnya

Lihat Semua