Hati Siapa yang Tidak Akan Tersentuh

Anita 6 Desember 2011

Hati siapa yang tidak akan tersentuh ketika setiap pagi mereka setia menunggu Anda di depan rumah agar dapat berangkat bersama ke sekolah dengan Anda.

Hati siapa yang tidak akan tersentuh ketika Anda keluar dari kelas, mereka berebutan untuk membawakan perlengkapan ajar Anda meskipun itu hanya sebatang spidol.

Hati siapa yang tidak akan tersentuh ketika Anda pulang dari sekolah, tanpa Anda sadari tas ransel yang berisikan laptop dan buku-buku (yang Anda tahu itu cukup berat) dan botol minum Anda sudah tidak di tempatnya karena makhluk-makhluk kecil itu sudah lebih dahulu membawakannya untuk Anda dan menunggu Anda dengan sabar di luar pintu ruang guru.

Hati siapa yang tidak akan tersentuh ketika bel pulang sekolah telah berbunyi mereka berebutan untuk mencium tangan Anda walaupun hari itu Anda tidak mengajar kelas mereka.

Hati siapa yang tidak akan tersentuh jika setiap hari Anda bertemu dengan anak-anak yang siap membuntuti Anda kemanapun Anda pergi.

Hati siapa yang tidak akan tersentuh apabila setiap Anda shalat di mesjid, mukena yang biasanya Anda letakkan di lantai luar mesjid tiba-tiba sudah dibawa masuk ke dalam mesjid ketika Anda selesai berwudhu.

Hati siapa yang tidak akan tersentuh ketika setiap kali selesai shalat di Mesjid, mereka mencium punggung tangan Anda begitu lamanya dan berkata “ Tangan Ibu wangi” seraya tersenyum dengan senyuman tulus dari wajah mungil mereka.

Hati siapa yang tidak akan tersentuh ketika Anda yang tidak tahu berenang dan hanya berbekal pelampung harus terseret arus ke tengah lautan dan mereka berebutan mengulurkan tangan untuk menarik Anda ke tepian.

Hati siapa yang tidak akan tersentuh ketika Anda bilang Anda ‘ngidam’ buah kesukaan Anda, mereka rela panas-panas masuk ke hutan di belakang desa hanya sekedar untuk memetik pepaya dan mangga hutan. Ya, walaupun hanya pepaya kecil berdaging tipis yang kerap menjadi makanan burung. Walaupun hanya mangga kecil yang rasanya asam dan seratnya begitu kasar. Sungguh, Anda tidak akan berani mengeluh di depan mereka. Anda tidak akan berani untuk tidak menikmati buah-buahan itu. Ketulusan mereka lebih dari cukup untuk membungkam mulut Anda yang selama ini kerap mengutuki keadaan.  

Untuk sekian kali saya tanyakan, hati siapa yang tidak akan tersentuh ketika Anda baru sampai di rumah dan ingin makan siang, mereka bertanya, ”Ibu, tarada (tidak ada) ikan di rumah? Sebentar nanti torang (saya) ambilkan ikan untuk ibu makan”. Padahal tak sekalipun Anda pernah bilang kalau beberapa hari belakangan Anda cuma makan nasi dan dabu-dabu (sambal cabe).

Hati siapa yang tidak akan tersentuh ketika Anda yang ingin berangkat ke kota kabupaten namun tidak mendapatkan lagi kapal penumpang lalu mereka yang hanya anak kelas 6 SD menawarkan diri untuk mengemudikan ketinting untuk mengantarkan Anda.  Anda bisa maklum jika itu hanya perjalanan laut 5 atau 10 menit tapi ini perjalanan 45 menit lamanya.

Hati siapa yang tidak akan tersentuh ketika sore-sore Anda mencuci di tempat pemandian umum, lalu mereka datang mengulurkan bantuan untuk menimbakan air dari sumur dan membilas pakaian Anda. Padahal mereka adalah bocah-bocah lelaki yang bahkan tidak pernah membantu ibunya mencuci pakaian karena biasanya pekerjaan itu dilakukan oleh perempuan.

Hati siapa yang tidak akan tersentuh jika setiap kali Anda merasa jengkel dengan guru yang tidak masuk, ataupun jika masuk sang guru malah bermalas-malasan di ruang kantor, mereka datang dengan cerita-cerita jenaka untuk Anda. Mereka datang dengan temuan-temuan unik yang dengan sekejap dapat meredam kejengkelan Anda.

Hati siapa yang tidak akan tersentuh ketika Anda merasa galau karena sesuatu lain hal, lalu dengan melihat senyum dan tawa lepas mereka, atau sekedar memeluk tubuh mungil mereka, Anda masih bisa merasakan betapa beruntungnya Anda.

Hati siapa yang tidak akan tersentuh, jika Anda saking lelahnya mengajarkan suatu materi berulang-ulang namun tidak juga dimengerti oleh kepala-kepala kecil mereka, dan otak Anda serasa akan meledak karena emosi, tiba-tiba dengan kepolosan mereka, mereka melakukan sesuatu yang konyol di depan Anda.  Entah itu hanya guyonan atau omelan yang nyeletuk tiba-tiba. Dan itu bagaikan guyuran air es di kepala Anda yang sedang panas, mengingatkan Anda untuk lebih sabar dan ikhlas mengajarkan mereka yang memang dari awal tidak mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Mereka anak- anak luar biasa, untuk itu Andapun harus luar biasa sabar dan ikhlas untuk mengajarkan mereka. Sungguh jika tanpa itu, Anda sudah menyerah dari awal.

Sekarang saya tanyakan lagi, jika Anda dalam posisi saya, bagaimana Anda tidak akan tersentuh? Bagaimana Anda tidak akan jatuh cinta pada mereka walau tak jarang mereka membuat Anda sering mengurut dada. Inilah satu bulan hari-hari yang saya lewati di desa kecil bernama Bajo. Sebelas bulan berikutnya? We will see.


Cerita Lainnya

Lihat Semua