info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Ibu Islamiah; Kreativitas Tanpa Batas Bermodal Barang Bekas

AnggiPresti Adina 4 Juni 2015

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan muatan lokal yang diajarkannya di seluruh kelas oleh Ibu yang telah hampir 10 tahun mengabdi di SDN 032 Tanah Grogot ini. Ada yang selalu membuat hati kami (saya, guru lainnya, dan murid-murid) kepincut setiap melihat Ibu ini hendak dan sedang mengajar PLH di kelas. Bukan lagi buku teks, buku paket, atau tumpukan kertas, melainkan kaleng, kardus, botol, kemasan minuman gelas, sedotan, plastik pembungkus makanan, yang kesemuanya merupakan barang bekas pakai. Tak hanya itu yang dibawanya, pita warna-warni, kertas kado, aneka gambar binatang animasi yang lucu, lem kertas maupun lem tembak, serta banyak lainnya juga digunakan Ibu Is (sapaan akrab Ibu Islamiah) sebagai bahan ajar mata pelajaran PLH di seluruh kelas.

Awalnya memang berdasar Tema tentang Aneka Penggunaan Barang Bekas di buku teks PLH, namun siapa sangka kreativitas ini terus bermunculan sampai saat ini. Untuk siswa kelas kecil (1, 2, dan 3 SD) Ibu Is mengajarkan kreasi tepat guna bagi anak-anak seperti wadah pulpen, tirai kelas, wadah cantik serbaguna yang kemudian bisa difungsikan sebagai celengan, dan rangkaian bunga beserta vasnya. Tahapannya sebagai berikut; Ibu Is meminta anak-anak membawa barang bekas yang telah dibersihkan dan siap pakai ke sekolah, kemudian mengajak anak-anak menghias barang-barang bekas tersebut dengan kertas kado, pita, ataupun gambar animasi lucu sesuai dengan kreativitas dan kesukaan masing-masing anak.

Ibu Is juga mengajarkan belajar berkomunikasi dengan baik lewat permainan telepon kaleng. Telepon kaleng yang makin langka dimainkan oleh anak-anak berhasil dibawakan dengan sukses kembali oleh Ibu satu ini.  Anak-anak antusias mengumpulkan kaleng bekas, membersihkannya, menghubungkannya dengan tali, kemudian memainkannya bersama teman sekelas.  

Sedangkan siswa kelas besar (4, 5, dan 6 SD) ada yang membuat anyaman dari kemasan makanan dan botol plastik, bahkan berkebun sebagai nilai ujian praktik. Mula-mula mereka bersama-sama mengumpulkan segala macam kemasan makanan dan minuman plastik yang masih layak guna, membersihkannya, kemudian membuatnya menjadi aneka macam kerajinan, seperti hiasan di dinding dan jendela, ataupun anyaman yang selanjutnya dijajar dengan cantik di rak buku kelas mereka masing-masing.

Banyak siswa yang mengaku senang belajar dengan Ibu Is. Mereka menanti hal-hal baru yang akan diperkenalkan kemudian dipraktikkan bersama Ibu Is dan teman-teman sekelas, tak sabar untuk terus menambah koleksi karya mereka di setiap sudut kelas, dan yang paling penting adalah belajar terasa seperti bermain. Satu karya yang mengandung banyak pelajaran didalamnya; cinta lingkungan sekitar, kesabaran, ketelitian, kreativitas, inovasi, interaksi antar sesama, serta pemahaman bahwa sekolah dan belajar itu sangat asyik.

Ibu  Is pun tak segan berbagi pengalaman mengajarnya, baik dengan pengajar muda maupun guru-guru lainnya. Semoga semangat menginspirasi ini terus tumbuh subur bak pohon kelapa nan kaya manfaat yang banyak dan menjulang tinggi-tinggi di desa kami. Proud of you, Ibu Is :)


Cerita Lainnya

Lihat Semua