Delapan Lilin Yang Menyala

Angga Prasetyawan 30 Juli 2011
Kami akhirnya tiba juga di tanah Papua Barat, yaitu tepatnya di Kabupaten Fakfak. Seharusnya, ada 9 Pengajar Muda yang ditempatkan di Kabupaten Fakfak, namun karena kendala kesehatan, teman kami terpaksa ditunda keberangkatannya. Aku yakin bahwa meskipun secara fisik teman kami itu tidak ada bersama kami di sini, namun semangatnya senantiasa ada di tengah-tengah kami berdelapan. Kedelapan Pengajar Muda yang ditempatkan di Kabupaten Fakfak ini adalah Arif (Universitas Gadjah Mada), Maria (Universitas Parahyangan), Ika (London School), Subkhi (Institut Pertanian Bogor), Eky (Universitas Brawijaya), Adhiti (Institut Teknologi Bandung), Wulan (Universitas Gadjah Mada), dan aku sendiri (Universitas Indonesia). Satu teman kami yang tidak ada di tengah-tengah kami adalah Hendi (Universitas Indonesia). Menjadi kebanggaan bagi kami berdelapan untuk dapat mendarmabaktikan sepenggal hidup kami di Kabupaten Fakfak sebagai Pengajar Muda. Kami sangat berharap kiranya kami dapat menjadi terang bagi mereka yang mengenal kami. Terang yang penuh kedamaian dan cinta kasih. Lilin adalah salah satu benda yang sangat aku sukai. Lilin itu mampu memberikan terang bagi siapa saja yang membutuhkan. Dia menerangi dengan sangat sederhana dan tidak membedakan kepada siapa terang itu akan disebarkan. Seperti lilin itulah, aku mengibaratkan diriku dan ketujuh Pengajar Muda lain yang sedang bertugas di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Aku berdoa agar kami berdelapan mampu menebarkan terang bagi semua yang membutuhkan selama masa tugas kami di sini. Meskipun kami hanya bertugas selama satu tahun, kami yakin bahwa terang yang kami bawa ini mampu memberikan inspirasi seumur hidup bagi semuanya.

Cerita Lainnya

Lihat Semua