Pustakawan Cilik

Angga Oktra Pria Fambudi 24 Februari 2015

Bel istirahat telah berbunyi, anak – anak perempuan mulai terlihat sibuk dengan bola voli sedangkan anak laki - laki langsung mengambil bola kaki dan bermain dilapangan depan sekolah. Namun tidak semuanya bermain bola, sebagian ada yang pulang untuk sekedar makan ataupun mengambil minum karena di sekolah memang tidak ada pedagang yang berjualan. Pemandangan itulah yang setiap hari kulihat di SDN tarak ketika jam istirahat. Sangat ramai dan terlihat bahagia karena itulah hiburan yang bisa mereka dapatkan ketika jam istirahat tiba.

          Beberapa waktu ini mulai ada geliat kegiatan baru yang muncul di SDN Tarak setelah adanya perpustakaan baru. Ketika istirahat tiba beberapa anak mulai terlihat membawa buku dari perpustakaan dan membacanya. Entah itu benar – benar membaca ataupun hanya sekedar melihat gambarnya karena tertarik. Melihat itu hatiku merasa senang karena paling tidak aku bisa mengetahui bahwasanya mereka sudah punya ketertarikan akan membaca yang nantinya bisa ditumbuhkan menjadi kegemaran yang positif.

         Setiap hari perpustakaan sekolahku semakin mempunyai banyak peminat. Mulai banyak anak yang penasaran dan akhirnya ikut masuk ke perpustakaan dan mulai membaca buku disana. Namun semakin banyak anak yang membaca terkadang membuat semakin banyak buku berserakan di lantai ataupun di atas tumpukan buku yang ada. Sudah beberapa kali kuingatkan untuk merapikan buku yang sudah selesai dibaca di rak nya namun ketika hilang pengawasanku mereka kadang masih sering lupa untuk merapikannya kembali. Mengetahui hal itu, setiap sepulang sekolah aku harus meluangkan waktuku untuk merapikannya agar esoknya mereka bisa membaca dengan nyaman lagi diperpustakaan.

         Sesampainya dirumah aku berfikir bagaimana caranya agar mereka bisa mencintai kerapian. Sepertinya kalau hanya diingatkan dan diberi contoh mereka masih kurang bisa mengerti akan hal itu. Sempat beberapa lama aku berfikir dan akhirnya aku menemukan jawabannya. Esok harinya setelah jam istirahat usai langsung kutengok perpustakaan sekolah. Kondisi yang kulihat persis seperti hari – hari sebelumnya, yakni masih banyak buku yang lupa dirapikan di raknya. Menanggapi hal tersebut akhirnya aku segera menginci pintu perpustakaan dan bergegas kekelas karena jam masuk telah dibunyikan. Dikelas aku langsung bertanya kepada anak- anak kelas lima dan enam yang kubimbing;

        “ Anak – anak, siapa yang setiap hari suka bantu mama dirumah menyimpan( beres – beres)?”

        “ Beta Pak Guru...!!!”

        “Siapa yang senang kalau kelasnya rapi?”

        “ Saya Pak guru!”

       “ Nah, anak pintar. Sepertinya semuanya suka dengan kerapian yah?”

       “Iya pak guru..!!”

       “ Kalau begitu ada yang mau bantu Pak Guru merapikan perpustakaan?”

        “ Beta, Beta pak guruuu!!”

Sangat antusias sekali saat mereka diberitahu akan pekerjaaan apa yang harus mereka kerjakan. Kemudian aku kembali bertanya pada mereka;

        “Pak Guru punya name tag, siapa yang mau jadi Pustakawan Cilik?”

        “Saya Pak Guruuu”

        “ Pustakawan Cilik itu apa sih? Kok anak – anak langsung mau jadi Pustakawan Cilik!”

Satu kelas diam, suasana hening sempat tercipta sesaat.

        “Pustakawan Cilik itu orang yang menjaga perpustakaan terus merapikan buku diperustakaan kalau ada yang berantakan”

        “Oh, begitu Pak Guru!”

        “ Iya nak, Masih ada yang mau jadi Pustakawan Cilik?”

        “ Masih Pak Guru, Saya saja yang tugas setiap hari kalau begitu”

         Suasana kelas menjadi gaduh sesaat,celotehan akan Pustakawan Cilik membuat mereka asik sendiri dengan guyonan mereka. Aku membiarkannya untuk sejenak dan kemudian menenangkan mereka.

        Melihat antusiasme itu aku langsung mengeluarkan name tag Pustakawan Cilik yang kubuat beserta jadwal piket harian nya. Setelah itu aku menjelaskan lebih lanjut mengenai tugas Pustakawan Cilik dan juga kapan saja mereka harus ada di perpustakaan. Setelah selesai menjelaskan kemudian aku menempel jadwal piket tersebut di depan kelas dan juga perpustakaan. Seketika itu juga anak – anak meminta ijin untuk melihatnya langsung. Aku mengijinkan dan kumudian mereka langsung ramai melihat jadwal tersebut.

        Di jadwal piket Pustakawan Cilik yang kubuat, mereka tidak akan piket sendirian namun bertiga dan ada juga yang berdua agar mereka punya teman mengobrol ketika sedang bertugas. Selain itu yang kupilih untuk menjadi pustakawan cilik sementara ini adalah kelas lima dan enam karena untuk sementara ini mereka yang sedang kulatih untuk bertanggung jawab dan juga kedisiplinan ketika menjalankan sebuah tugas.

        Esok harinya adalah hari perdana Pustakawan Cilik bertugas. Aku sengaja untuk tidak masuk kedalam perpustakaan ketika jam istirahat tiba. Hal ini kulakukan karena aku ingin melihat apakah mereka benar – benar akan melakukan tanggung jawabnya sebagai pustakawan cilik atau tidak ketika tidak kuawasi. Pada saat itu aku hanya melihat perpustakaan dari para – para (tempat duduk dari bambu yang disusun memanjang) dibawah pohon yang berada di dekat pantai bersama anak – anak yang kebetulan sedang bermain juga disana. Dari jauh kulihat anak – anak hilir mudik masuk ke dalam perpustakaan dan ada juga yang terlihat diam disana sampai jam istirahat selesai sambil membawa bekal makan mereka kedalam. Setelah jam istirahat usai barulah aku menengok perpustakaan dan WOW, apa yang kulihat disana sudah seperti yang kubayangkan sebelumnya. Perpustakaan rapi dan bersih sekali namun jumlah anak yang membaca tetaplah banyak seperti yang kulihat ketika jam istirahat tadi.

         Melihat hal itu aku merasa senang sekali karena sepertinya anak – anak ini telah bisa belajar sesuatu yang dinamakan tanggung jawab dan juga kerapian. Mereka memang pantas untuk diacungi dua jempol saking salutnya aku atas apa yang telah mereka kerjakan. Dari sini aku belajar bahwasanya contoh langsung dan arahan langsung terkadang tidaklah cukup untuk membuat seseorang tergerak, harus ada langkah nyata yang ia lakukan sendiri untuk membuat dirinya mengerti dan akhirnya tergerak untuk melakukan nya. Seperti halnya dengan anak – anak ini, aku mencoba memberikan kepercayaan dan tanggung jawab untuk melakukan sesuatu yang nyata disamping mengarahkan dan memberikannya contoh dan hasilnya sudah sangat memuaskan. Semoga dari tanggung jawab Pustakawan cilik ini mereka bisa belajar juga akan tangggung jawab yang lainnya.


Cerita Lainnya

Lihat Semua